Ibu Susu untuk Sang Pewaris

Ibu Susu untuk Sang Pewaris

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-28
Oleh:Ā  Devie PutriBaru saja diperbarui
Bahasa:Ā Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
47Bab
985Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:Ā Ā 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Nawang harus mencari uang dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat untuk biaya operasi anaknya. Dia mendengar informasi bahwa direktur rumah sakit tempat anaknya dirawat mempunyai bayi prematur yang membutuhkan ibu susu. Tapi ketika Nawang melamar sebagai ibu susu bayi tersebut dia terkejut karena ayah dari bayi itu adalah mantan kekasih yang dulu lamarannya pernah dia tolak. Apakah Nawang akan diterima sebagai ibu susu dari anak direktur tersebut?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Bertemu Kembali

"Setelah dilakukan pemeriksaan, bayi ibu mengalami kesulitan bernafas karena penyakit jantung bocor bawaan yang dideritanya sejak lahir. Saya sarankan agar anak ibu segera dioperasi." Ucapan dokter itu membuat Nawang hanya bisa meneguk ludah sendiri. Satu yang membuat kepalanya hampir pecah. Darimana dia bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi? 

"Kira-kira berapa biaya operasinya, Dok?" tanya Nawang dengan sudut mata yang mulai basah. 

"Mungkin sekitar dua ratus sampai lima ratus juta. Untuk rinciannya, ibu bisa tanya ke bagian resepsionis," jelas dokter itu lagi. Sedangkan Nawang hanya bisa menghela nafas panjang. 

"Maaf, Bu, apa ibu punya BPJS?" Dokter tersebut mencoba memberikan solusi.

Nawang menggeleng pelan, "Nggak punya, Dok."

"Wah ... sayang sekali, Bu. Padahal jika ibu punya, itu bisa sedikit meringankan biaya operasi. Setidaknya mungkin bisa diusahakan untuk dicover separuhnya. Suami ibu kemana? Mungkin bisa dibicarakan dengan suami lagi soal saran saya ini."

Nawang merasa kedua pipinya mulai basah, "Suami saya sudah meninggal karena kecelekaan, Dok."

Satu bulan yang lalu dia baru saja berduka. Suami yang menjadi tulang punggung keluarga meninggal akibat kecelakaan tragis saat bekerja. Dia bekerja sebagai seorang ojek online. Entah karena mengantuk atau kelelahan, motor yang dia kendarai masuk ke kolong kontainer. Separuh badan lelaki itu pun hancur. Nawang bahkan langsung jatuh pingsan setelah mendatangi tempat kejadian. 

Padahal mereka baru saja dikaruniai seorang anak. Bahkan anak mereka baru saja genap berusia satu bulan. Belum puas menimang anaknya, naas, lelaki itu harus meregang nyawa di tengah mengupayakan nafkah untuk keluarganya. 

"Oh ... maaf, Bu. Saya tidak tahu." Raut wajah sang dokter berubah dipenuhi rasa bersalah. 

"Nggak apa-apa, Dok. Kalau begitu saya permisi keluar dulu. Saya akan usahakan dapat uang secepatnya agar anak saya bisa cepat ditangani."

Nawang duduk lemas di lantai rumah sakit setelah keluar dari ruangan dokter. Sembari menatap handphone yang layarnya sudah retak di beberapa bagian, otaknya berpikir keras. Jangankan untuk biaya operasi yang jumlahnya ratusan juta, untuk membeli handphone baru yang sederhana saja dia tidak mampu. Handphone keluaran lama dalam genggamannya itu akan dia pertahankan selama masih bisa berfungsi. 

"Aku harus nyari uang dimana untuk biaya operasi anakku?" Nawang mengulang kalimat itu di dalam kepala. Lambat laun, kepalanya semakin terasa berat. 

Sejak pagi, perutnya belum terisi makanan. Lalu bunyi keroncongan pun terdengar. Nawang hanya bisa mengusap perutnya pelan. Dia merogoh saku. Hanya tersisa uang dua ribu rupiah saja di dalamnya. 

"Bahkan nasi bungkus pun harganya masih lima ribu. Dua ribu cuma dapat apa?" Nawang menyapu wajahnya dengan telapak tangan yang kosong. Lagi-lagi dia harus menahan lapar. 

Saat Nawang tengah dalam keputus-asaan, dua orang perawat melewatinya. Mereka berjalan sambil berbicara pelan. Namun telinga Nawang berhasil mendengar obrolan mereka. 

"Eh ... kamu tahu nggak kalau istri direktur rumah sakit baru saja meninggal?" ucap perawat bertubuh gembul sambil sibuk mengunyah kue basah di mulutnya. 

"Tahu sih. Terus gimana dengan anaknya ya? Perasaan dia baru saja melahirkan anak prematur," sambung perempuan bertubuh tinggi langsing di sampingnya. 

"Nah ... itu yang lagi heboh. Masak kamu nggak denger kabar sama sekali?"

"Apaan? Kepo nih!"

"Si pak direktur lagi buka lowongan buat jadi ibu susu anaknya. Bayi prematur kan butuh ASI. Gimana? Kamu tertarik?" ucapnya sembari mengangkat sebelah alisnya. 

"Gila kamu! Aku nikah aja belum gimana mau jadi ibu susu. Ngerasain hamil aja belum pernah."

Seketika Nawang bangkit berdiri. Dia merasa mendapatkan jalan keluar dari masalahnya. Lekas dia berlari mengejar dua perawat itu. Kebetulan mereka berjalan belum terlalu jauh. 

"Mbak ... mbak perawat ... tunggu!" Nawang mencoba memanggil dua perawat tersebut. 

Merasa ada yang memanggil, mereka pun menghentikan langkah dan menoleh ke belakang. 

"Ibu manggil kita?" tanya perawat gendut tersebut. 

"Iya. Maaf saya mau bertanya sama kalian. Tadi saya dengar ada yang lagi nyari ibu susu. Boleh saya minta kontaknya?" tanya Nawang dengan tatapan penuh harapan. Lalu anggukan dua perawat tersebut terasa bagai oase yang menyejukkan baginya. 

***

Mata Nawang menatap takjub bangunan rumah mewah bernuansa putih di hadapannya. Rumah dua lantai itu berdiri megah, berada di tengah kawasan elit orang-orang berduit. Nawang mendekatkan diri ke depan pagar. Dari luar dia bisa melihat halaman depan yang begitu luas. Beberapa karangan bunga berisi ucapan bela sungkawa atas kepergian sang istri masih tertata rapi. 

"Maaf, Mbak, nyari siapa?" tanya seorang security setelah membukakan pagar. 

"Saya dengar disini lagi buka lowongan, Pak. Tuan rumah butuh ibu susu untuk anaknya. Apa lowongannya masih ada? Saya mau melamarnya."

Security itu menatap Nawang dari atas ke bawah. Dia agak heran melihat perempuan polos tersebut. Tak ada make up yang menyapu wajahnya. Bahkan baju yang dia kenakan pun terlihat kusut dengan beberapa bagian yang dijahit seadannya demi menutup bagian yang sobek. 

Dia datang hanya mengenakan sendal jepit yang permukannya sudah menipis. Tertusuk duri kecil saja pasti akan langsung melukai kakinya. Keadaannya memprihatinkan. Tapi dia tak pernah mempedulikan diri sendiri. Yang ada di pikiran dia saat ini adalah bagaimana caranya mendapatkan uang yang banyak dalam waktu yang singkat. 

"Masih, Mbak. Mari saya antar bertemu tuan rumah."

Nawang segera berjalan mengekor security tersebut dengan langkah hati-hati. Sedangkan matanya tidak berhenti memperhatikan sekeliling. 

Keduanya sampai di depan pintu. Security tersebut menyuruh Nawang menunggu sebentar sementara security itu memanggil majikannya. Tak lama kemudian seorang pria tampan keluar dari dalam rumah. 

Seketika kaki Nawang serasa membeku. Lidahnya terasa kelu. Dia sampai tak bisa berkata-kata. Begitu juga dengan pria tersebut. Tak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan perempuan itu dalam situasi seperti ini. 

"Nawang!"

"Marsel!"

Keduanya saling menyebut nama lawan bicaranya. Sedangkan security itu hanya terpaku dengan mulut melongo. 

"Lho, bapak kenal dengan perempuan ini?" dia tampak tak percaya. 

Bukan hanya sekedar saling kenal. Nawang adalah perempuan yang dulu pernah menolak lamaran Marsel. Merasa pernah dipatahkan hatinya, rasanya enggan sekali Marsel melihat kembali wajah itu. Dulu Nawang adalah pujaan hatinya. Tapi sekarang dia tak lebih dari sekedar pemberi luka. 

"Aku ingin melamar pekerjaan menjadi ibu susu untuk anakmu," Nawang akhirnya mengatakan tujuannya. 

Marsel semakin bimbang. Haruskah dia menerima Nawang sebagai ibu susu untuk anaknya? Sedangkan luka lama yang ditorehkan oleh Nawang masih terasa menyakitkan sampai sekarang. 

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Iftiati Maisyaroh
Bagus ceritanya Kak ...
2025-03-24 19:39:42
1
user avatar
Damaya
salam kenal kakak dari Dyra--Ghavin, MENJADI ISTRI KEDUA KEMBARAN SUAMIKU...
2025-03-05 14:46:45
1
47 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status