Share

Cinta Untuk Sang Pengantin Pengganti
Cinta Untuk Sang Pengantin Pengganti
Author: Mrs. W

1. Maaf, aku pergi.

Malam ini adalah sebuah malam yang sudah sangat Sean tunggu-tunggu. Dengan menatap kotak beludru berwarna merah itu, Sean berdiri di depan cermin dan tersenyum.

“Sebentar lagi cincin ini akan tersemat di jari manisnya,” gumamnya pelan.

Pertunangan anak pertama dari Anggara, digadang-gadang menjadi perhelatan termewah dan termahal di Indonesia. Sean, putra sulung Anggara dan tentu saja semua kerabat atau keluarga besar sedang menunggu kabar bahagia atas rencana untuk melamar wanita pilihannya.

Kebahagiaan Sean sudah menyebar ke orang-orang terdekatnya. Kecuali sang ibunda yang sejak lama menolak hubungan Sean dan kekasihnya. Akan tetapi, Sean tidak pernah menyerah sampai akhirnya restu untuk melamar sang pujaan hati ia dapatkan.

“Acaranya sudah mau dimulai, Brother! Ayo keluar,” tukas Davin.

“Gimana? Penampilanku sudah sempurna?”

Davin mengamatai penampilan Sean dari atas hingga ke bawah, kepalanya menggeleng dan Sean kembali melihat penampilannya di depan cermin.

“Jangan bercanda, Dav! Ini tidak lucu,” ujar Sean.

Tidak lama Davin mengangkat kedua ibu jarinya dan tersenyum lebar. “Sudah terlihat seperti pangeran, Bro... Ayo cepat, semua orang sudah menunggu.”

Sean memukul lengan Davin, setelah mereka berpelukan, sambil tertawa lepas. Sean hari ini benar-benar bahagia, semua terlihat jelas di wajahnya. Ia akan segera mengikat kekasihnya dalam satu ikatan pertunangan dan secepat mungkin Ia akan menikahi wanita itu, Hana.

Dengan menggunakan tuxedo rancangan desainer ternama, Sean terlihat begitu mempesona dan Ia sudah tidak sabar lagi untuk bertemu dengan sang pujaan hati.

***

Di tempat yang berbeda, saat ini Hana dengan berbalut kebaya putih hasil rancangan desainer ternama, duduk di meja riasnya dengan sebuah pena dan selembar kertas.

Tangannya gemetar ketika Hana mulai menulis dengan tinta hitam. Meninggalkan pesan, berharap jika kesalahan ini akan dimaafkan suatu saat nanti.

Surat yang telah dilipat itu mulai diletakan tepat di atas meja rias. Hana menggunakan kotak perhiasam agar surat itu tidak terjadih karena tertiup angin.

“Maaf, tapi ini sudah menjadi keputusanku.”

***

Waktu pertunangan sudah lewat 30 menit dari waktu yang dijadwalkan, tapi Hana masih belum menampakkan muncul atau sekadar menghubungi Sean, memberitahunya jika ia terlambat.

“Vin, bisa kamu cek di mana Hana sekarang? Ponsel nya nggak aktif.”

Sean menghampiri Davin yang sedang sibuk dengan para gadis.

“Oke!” Davin mengangguk.

Sean saat ini sedang menunggu kabar baik dari adiknya itu. Ia benar-benar gelisah karena tidak biasa Hana mematikan ponselnya. Apalagi mengingat malam ini adalah malam pertunangan mereka.

Hampir satu jam berlalu, acara pertunangan Sean dan Hana jadi bahan pergunjingan. Bahkan beberapa tamu penting sudah meninggalkan acara pertunangan.

Seluruh keluarga sudah mulai merasa malu. Jelas-jelas waktu pertunangan Sean sudah lewat dari jadwal yang ditetapkan, tapi Hana sama sekali tidak muncul hingga akhir acara.

“Kamu ke mana, Sayang? Semoga tidak terjadi sesuatu padamu,” gumam Sean dengan memandangi wajah cantik yang tertera di layar ponselnya.

Seluruh keluarga Anggara sedang berkumpul di salah satuu ruangan mewah. Claretta sudah mati-matian berusaha untuk tidak mengeluarkan kata-kata pedasnya. Ia tidak ingin membuat Sean semakin tertekan. Meskipun tidak dapat dipungkiri, jika ia marah besar.

Tidak ada yang berani berkomentar atau pun berpendapat, karena kejadian ini benar-benar menyinggung perasaan semua keluarga besar. Saat suasana sedang dalam keadaan tegang dan tidak ada suara, Davin masuk dengan tergopoh-gopoh, bahkan ia membuka pintu dengan kasar hingga semua orang menatapnya tajam.

“Di mana sopan santunmu, Dav?” teriak wanita cantik yang berusia 59 tahun, Claretta.

Sorry, Mam.”

Davin berjalan dengan lebih tenang dan duduk tepat di samping wanita tersebut.

Bingung harus menjelaskan semuanya dari mana, Davin hanya bisa menyodorkan secarik kertas yang terlipat rapi dengan gambar tanda cinta di depannya.

“Apa ini?” tanya Claretta.

Semua orang menatap pada Davin, pun Sean yang saat ini berdiri tidak jauh dari posisinya.

Wajah Sean berubahan emosi saat melihat Davin kembali hanya dengan membawa surat. Ada rasa cemas yang menyelimuti perasaannya dan membawa dia melangkah mendekati Davin dan sang ibunda.

Tanpa bisa dicegah, Sean mengambil kertas yang ada di tangan sang ibunda dan membuka dengan tergesa-gesa.

Tersenyum. Itulah hal pertama yang terlihat di wajah Sean saat membuka lipatan surat. Namun, saat bola matanya bergerak dan mulai membaca baris berikutnya, wajah tenang yang selalu terlihat berubah seketika. Sean meremas kertas itu dan meleparkannya ke sembarang tempat. Detik berikutnya, Sean berjalan keluar dan pergi meninggalkan ruangan.

“Apa yang terjadi, Dav? Dan ....” Claretta melihat kertas yang sudah dibuang Sean. “Apa isi dari kertas itu?”

Semua yang ada di sana tentu saja bertanya-tanya mengenai hal itu.

“Itu ... Emmm ... maafkan aku, Mam tapi aku sulit untuk menjelaskan semuanya.” Davin tidak tahu dari mana harus menceritakan apa yang dilakukan Hana.

“Bicaralah yang jelas Dav,” seru Anggara

Seorang pelayan langsung mengambil kertas tersebut dan memberikannya pada Claretta. Ia harus lebih cepat bergerak, jika tidak semua orang yang ada dalam ruangan akan terkena masalah.

“Ini, Nyonya, kertasnya.”

Claretta membuka surat yang sudah menjadi gulungan bola kertas dan membaca isinya.

I love u Sean

Aku mencintai mu lebih dari apa yang pernah aku katakan padamu. Jujur saja, kisah ini tak akan pernah aku lupakan sampai maut memisahkan. Tapi, aku tidak bisa diam, membohongi mu dan seluruh keluarga Anggara.

Pertunangan kita tidak mungkin terjadi. Aku sudah mengandung anak dari pria lain, dan aku tidak ingin menipumu. Bunda mu benar mengenai penilaiannya terhadap ku, dan sekarang aku meninggalkan mu untuk ayah dari janin yang sedang ku kandung.

Tolong mengertilah, Sean. Masih banyak wanita yang lebih baik dan lebih pantas bersanding dengan mu. Tolong maafkan aku.

Salam cinta ku untukmu, Sean.

‘Hana.’

“Dasar tidak tahu diri! Berani-beraninya dia melakukan ini pada putra ku.” Suara kemarahan Claretta menggema, Ia geram dan matanya terlihat hampir meninggalkan tempatnya.

“Davin! Kejar Sean, jangan biarkan dia melakukan hal konyol karena jalang sialan itu.”

Davin mengangguk dan dengan cepat ia memenuhi perintah ibunya. Melajukam mobil dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Hana, wanita yang sudah berani meninggalkan kakaknya di malam pertunangan mereka.

***

“Wihana Aurelya!” teriak Sean saat ia berdiri di ambang pintu rumah Hana. Wajah pria itu benar-benar merah padam dan dengan amarahnya yangs udah dapat untuk ia bendung.

Sean melangkahkan kaki dan masuk. Rumah itu benar-benar sepi, semua penghuninya telah pergi meninggalkan rumah tersebut. Bahkan pendingin ruangan sudah mati dan membuat tempat itu terasa sangat panas.

“Wanita murahan! Di mana kau bersembunyi Hana?”

Sean yang tidak tahu harus berbuat apa, saat ini hanya berteriak histeris dan menghancurkan beberapa barang, hingga Ia lelah dan tergelak dilantai dingin dengan beberapa luka ditangannya.

“Apa kurangnya aku, Hana? Kenapa kamu tega melakukan ini....?” gumam Sean.

Semua barang-barang di ruangan itu hancur. Sean merusak perabotan kramik dan kaca yang ada.

Saat hatinya mulai tak merasakan apapun, terdengar derap langkah perlahan. Langkahya sangat berhati-hati, namun napasnya terdengar memburu. Sean memalingkan wajahnya dan melihat siapa yang saat ini memasuki kediaman Hana. Seorang wanita dengan pakaian seksi kini berjongkok dan bersembunyi pada sudut gelap

Sean tiba-tiba saja menyeringai, mata dan hatinya yang dibutakan karena amarah memiliki niat lain. Sampai akhirnya Sean bangkit dan menatap sosok mungil itu. Gadis itu terlihat sederhana, tapi pakaian yang ia gunakan terlalu minim di malam seperti ini.

“Jadi, dia sengaja mengirimmu padaku untuk menggantikannya malam ini?” Sean menyeringai. “Aku akan memberikan pelajaran karena kalian sudah berani main-main denganku!”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status