Share

Satu Ciuman

Penulis: Kardinah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 23:02:17

Malam di kamar Cinta tak pernah selengang ini. Lampu tidur di sudut meja menyala temaram, hanya menyinari sebagian ranjang yang tak sepenuhnya terpakai. Di sisi kiri ranjang, guling masih tergulung rapi. Bantal tak berantakan. Tapi hatinya? Acak-acakan tak karuan.

Cinta duduk memeluk lutut di tengah ranjang. Jam digital di nakas menunjukkan pukul 01.45. Matanya sembap. Setiap kali dia mencoba memejamkan mata, kejadian bersama Abrisam kembali muncul sejelas layar bioskop.

Ciuman itu rasanya masih tertinggal di ujung bibirnya. Wangi tubuh Abrisam yang dulu dia kenal di setiap sudut pelukannya, kini kembali menyusup di kepalanya. Bukan hanya ciuman itu yang membuatnya gelisah—tapi kenyataan bahwa dia tidak menolak.

Sisi hatinya ingin menolak. Tapi tubuhnya mengkhianatinya. Dan perasaannya lebih dulu menyerah.

Cinta memejamkan mata. Buliran-buliran bening jatuh membasahi kedua pipinya dan menyerap ke sweater yang masih dia kenakan setelah menidurkan Ciara.

“Kenapa kamu harus datang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cinta Usai Berpisah   Kesempatan Untuk Memahami

    Tak lama setelah telepon berakhir, mobil hitam Alex sudah terparkir di depan rumah. Cinta menunggu di ruang tamu, mengenakan kaos sederhana dan celana panjang longgar. Wajahnya dipoles bedak dan lip balm tipis. Tapi cukup membuatnya tampak lebih hidup dibanding beberapa pagi tadi.Alex masuk dengan senyum kecil, membawa dua gelas kopi dingin dan sekotak brownies, tak lupa dia juga membawakan cokelat kesukaan Ciara. “Buat temen ngobrol,” katanya sambil meletakkan semuanya di meja. “Di mana Ciara.”“Dia sedang di kamar mewarnai. Nanti saja menyapanya. Kita butuh bicara. Lebih tepatnya aku ingin bicara denganmu.”Cinta mengangkat alis. “Ada apa?Ini bukan tentang ajakan menikah, kan?”“Aku sedang tidak ingin bercanda Alex.”“Gak ada salahnya sesekali aku menggodamu, siapa tahu tergoda beneran,” jawab Alex ringan, lalu duduk. “Aku lagi nggak ingin bercanda, Alex. Aku pengin ngobrol soal Ciara. Kamu tahu, aku takut terjadi sesuatu sama dia. Dia.. segalanya bagiku, Alex.”Cinta men

  • Cinta Usai Berpisah   Satu Ciuman

    Malam di kamar Cinta tak pernah selengang ini. Lampu tidur di sudut meja menyala temaram, hanya menyinari sebagian ranjang yang tak sepenuhnya terpakai. Di sisi kiri ranjang, guling masih tergulung rapi. Bantal tak berantakan. Tapi hatinya? Acak-acakan tak karuan.Cinta duduk memeluk lutut di tengah ranjang. Jam digital di nakas menunjukkan pukul 01.45. Matanya sembap. Setiap kali dia mencoba memejamkan mata, kejadian bersama Abrisam kembali muncul sejelas layar bioskop.Ciuman itu rasanya masih tertinggal di ujung bibirnya. Wangi tubuh Abrisam yang dulu dia kenal di setiap sudut pelukannya, kini kembali menyusup di kepalanya. Bukan hanya ciuman itu yang membuatnya gelisah—tapi kenyataan bahwa dia tidak menolak.Sisi hatinya ingin menolak. Tapi tubuhnya mengkhianatinya. Dan perasaannya lebih dulu menyerah.Cinta memejamkan mata. Buliran-buliran bening jatuh membasahi kedua pipinya dan menyerap ke sweater yang masih dia kenakan setelah menidurkan Ciara.“Kenapa kamu harus datang

  • Cinta Usai Berpisah   Jangan Rebut Aku!

    “Jadi benar, ya,” ujar Abrisam dengan nada dingin. “Kamu gak pernah menikah dengan Alex.”Cinta mengatupkan rahangnya. “Apa hakmu bertanya seperti itu padaku, Abi?!”“Buat apa kamu bohong padaku? Apa kamu pikir dengan kamu berbohong padaku aku akan percaya denganmu dan menjauhi kalian!”Abrisam mendekat, nadanya meninggi. “Kamu pikir aku sebodoh itu? Aku cuma pengin tahu kebenaran! Kamu kira aku buta selama ini?! Tiap kali aku tanya, kamu selalu mengatakan kalimat yang sama. Mengakui bahwa kamu sudah menikah dan Ciara anakmu dengan Alex. Nyatanya semua itu bohong, bukan?!”Abrisam mendesis, menatapnya lekat-lekat. “Kamu masih melihat aku seperti dulu.”Cinta menghela nafas kasar, dia tahu lambat laun Abrisam akan tahu kebohongannya tentang Alex, tapi dia tak berpikir bahwa akan secepat itu.“Lalu aku harus melihatmu seperti apa? Bukankah kita sudah punya kehidupan masing-masing, lalu untuk apa saling peduli!”Cinta mengatupkan bibirnya. Napasnya berat.“Kehidupan yang mana?” b

  • Cinta Usai Berpisah   Ketakutan Ciara

    Langit mendung menggantung rendah ketika Cinta memarkir mobilnya di depan gerbang sekolah Ciara. Dia turun tergesa, pandangan matanya menyapu area drop-off yang mulai lengang. Sebagian besar murid sudah dijemput orang tua mereka hanya tinggal beberapa anak yang masih menunggu di ruang tunggu khusus. Cinta berjalan cepat ke dalam lobi utama. “Permisi, maaf… saya ibunya Ciara dari kelas mentari,” katanya kepada resepsionis. “Oh… Ciara?” petugas itu mengernyit. “Sepertinya tadi sudah dijemput, Bu.” Cinta mengerutkan kening. “Dijemput? Oleh siapa?” “Saya tidak terlalu melihat, tapi sepertinya ada pria tinggi, kira-kira umur tiga puluhan, rapi. Anak ibu memang biasa dijemput oleh ayahnya, kan?” Darah Cinta langsung naik ke kepala. Dia yakin itu bukan Alex. Namun demi menepis ketakutannya dia segera menelepon Alex. Sayangnya panggilan darinya tak dijawab Alex. Artinya Alex sedang sibuk dan tidak sedang bersama Ciara. Cinta menegakkan tubuhnya. “Tidak. Putri saya hanya dijem

  • Cinta Usai Berpisah   Kecurigaan Abrisam

    Gedung sekolah bertaraf internasional itu menjulang megah di kawasan elit kota. Jendela kaca besar dan taman yang rapi menambah kesan modern. Sore itu, satu per satu siswa keluar dari pintu utama, dituntun oleh guru atau nanny mereka. Mereka tampak rapi, dengan seragam formal dan name tag bilingual di dada.Di antara kerumunan itu, seorang gadis kecil berambut panjang dengan dua kepang rapi berjalan santai sambil menenteng tas warna merah muda. Gantungan berbentuk kelinci bergoyang di ritsleting tasnya. Hari ini, seperti biasa, Ciara menunggu mamanya di bangku taman kecil dekat lobi.Namun sore ini, sosok yang muncul bukan Mamanya maupun Ayah Alex.Seorang pria tinggi mengenakan kemeja biru dan celana panjang berdiri di samping gerbang utama. Senyumnya kaku, gugup. Tapi matanya berbinar saat melihat Ciara muncul dari balik pintu.“Ciara,” sapa pria itu sambil melambaikan tangan pelan.Ciara menoleh, lalu tersenyum. “Om Abi!”Dia berlari kecil menghampirinya.Abrisam langsung jo

  • Cinta Usai Berpisah   Ayah Kandung?

    Cinta tak menyangka dunianya begitu sempit sehingga dia harus bertemu dengan lelaki yang berperan penting dalam menghancurkan hidupnya. Lelaki itu berdiri hanya beberapa langkah darinya, membawa aura yang sama seperti dulu, dingin, berwibawa, dan penuh kekuasaan. Papa Abrisam. Bapak dari lelaki yang dulu hendak menikahinya. Sekaligus orang yang memintanya menggugurkan Ciara, darah dagingnya sendiri.Bertahun-tahun Cinta berusaha melupakan semua, menyusun ulang hidupnya dari serpihan kehancuran. Dan kini, lelaki itu berdiri di depannya, menatapnya seolah tak ada yang pernah terjadi. Cinta refleks memeluk Ciara lebih erat. Alex yang menyadari keanehan pada Cinta mulai waspada. “Apa kita harus pergi?” tanya Alex kemudian. Cinta mengangguk, dengan cepat dia bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh tanpa sepatah kata pun. Dia tidak akan memberi lelaki itu ruang untuk menyentuh hidupnya lagi.Sebab hidupnya kini bukan miliknya sendiri. Ada Ciara, gadis kecil yang tumbuh dengan mata

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status