Cinta mengepalkan kedua tangan di samping tubuhnya, dadanya naik turun menahan emosi yang membuncah. Sorot matanya tajam menusuk ke arah Abrisam yang berdiri membatu, wajahnya tanpa ekspresi, tapi sorot matanya tak bisa menyembunyikan gejolak yang berperang di dalam hatinya.“Kamu diam?! Setelah ngomong kayak tadi, kamu cuma bisa diam?!” suara Cinta meninggi, matanya mulai berkaca-kaca, bukan karena sedih, tapi karena marah.Abrisam menunduk. Bibirnya sempat terbuka, tapi tak ada satu kata pun keluar. Dilema melandanya.“Aku nggak ngerti kamu, Abi,” lanjut Cinta, suaranya masih tajam. “Kenapa kamu harus nyakitin aku lagi buat nutupin egomu. Kenapa kamu nggak menghargai Aku dan Alex? Kemesraanku dengan Alex bukanlah hal yang perlu kamu usik.”Abrisam mengangkat kepalanya perlahan. Tatapan mereka bertemu. Untuk sesaat, waktu seolah berhenti. Ada luka, ada dendam, ada rindu, dan ada cinta yang belum padam.“Aku.., cuma nggak suka lihat kamu seperti itu sama dia,” ucap Abrisam akhirnya,
Last Updated : 2025-05-31 Read more