"Iya! baiklah papa kembali tidur, mama sudah masuk ke dalam alam mimpi, sehingga ponsel papa berbunyi tidak mendengar!” Ucap papanya sambil tertawa pelan takut istrinya bangun.
"Iya pah, salam buat mama!" Lalu Indra mematikan ponselnya.
Tak lama terdengar suara klakson mobil, Indra langsung membuka pintu rumah, ia sudah menduga kalau yang datang itu adalah sahabatnya."Assalamualaikum.." salam teman nya ketika sudah tiba depan rumahnya Indra.
"Waalaikumsalam..!” sahut Indra.
“tumben lu salam biasanya lu main nyelonong aja, sudah insaf lu..?tunggu sebentar! Kenapa dengan wajah mu?" Ucap Indra, sambil berjalan di belakang Andrew mengikutinya menuju sofa."Lu tanya satu-satu coba..! gue bingung j
"Ada apa dengan kak Doni...? Tidak seperti biasanya..?" batin Nayla, pikiran nya bertanya tanya. Ia di kejutkan dengan kedatangan Indra."Nayla.." panggil Indra. Ia melihat Nayla seperti sedang memikirkan sesuatu."Hah...! eh maaf aku tidak melihat mu datang..!" Ucap Nayla. Ia Terkejut melihat Indra tiba-tiba ada di depannya."Ayo masuk..!" kata Indra ketika sudah membuka kunci mobilnya.Setelah masuk mereka melaju, Indra melihat Nayla masih diam seperti memikirkan sesuatu."Kamu kenapa..? Apa yang sedang kamu pikirkan..?" Tanya Indra."Ada apa dengan kak doni? tidak seperti biasanya...! mungkin saja dia sedang banyak pekerjaan!" Batin Nayla, lalu menggelengkan kepalanya."Sayang! Apa yang sedang kamu pikirkan? Aku bertanya sejak tadi!" Ucap Indra sambil fokus menyetir, sejak masuk mobil Indra melihat Nayla hanya diam saja.“Hah..!! oh maaf, aku tidak mendengarnya!” Sahut Nayla.“Tidak mungkin aku b
Nayla melongo mendengar harga cincin yang disebut kan oleh itu, Ia tidak menyangka kalau cincin yang ia pakai harga nya semahal itu."Kenapa harganya mahal sekali..?kembalikan saja..!" Ketika Nayla ingin melepaskan cincinnya tangan nya ditahan oleh Indra."Kenapa dilepas..?" Tanya Indra bingung. sebab nya banyak wanita yang suka perhiasan mahal, namun berbeda dengan Nayla."Aku tidak bisa menerima cincin ini...!" ujar Nayla kemudian ia melepas kan cincinnya dan meletakan di telapak tangan Indra."Nayla..! Cincin ini harganya tak sebanding dengan cinta ku padamu, cincin ini bukan lah apa apa.Aku berbohong, harga nya tidak seperti itu.."Ucapnya sambil mengambil jari manis Nayla dan memakaikan nya kembali."Please! jangan dilepas.." ucap nya.“Apa memang benar harganya tidak semahal itu?” Tanya Nayla kembali sambil menatap Indra, lalu Indra mengangguk."terus, kenapa cilok ku bisa ada ditangan mu..? bukannya
"Sama-sama om..! tapi maaf om jangan memanggil saya pak..! panggil Indra saja, biar bagaimana pun om adalah orang tua.." tutur Indra berkata sopan."Baiklah nak Indra saja..! itu lebih bagus." Sahut ayahnya Nayla"Iya om itu lebih bagus.." ucap Indra lagi sambil tersenyum."Kalau begitu nak Indra jangan panggil om..! panggil saja ayah seperti Nayla dan Ikbal." Seru ayahnya Nayla."baik ayaa--h.." ucap Indra gugup."Hahaha..tak apa nak nanti lama lama akan terbiasa juga." Seru ayahnya sambil tertawa.Indra tersenyum sambil mengusap tekuk nya, ia sangat malu dan gugup karena baru pertama kali bertemu ayahnya Nayla.Sedangkan Nayla di dapur tersenyum mendengar ayahnya dan kekasihnya sudah terlihat akrab.Lalu Nayla membawakan minuman ke ruang tamu."Ini diminum pak Indra.." ucap Nayla meletakkan teh untuk Indra kemudian untuk ayahnya.Nayla duduk di samping ayahnya."Nak, tolong masakan untuk makan malam, jang
Indra pergi ke belakang melewati dapur, ia melihat Nayla sedang asyik memasak. Namun Nayla tidak menyadari nya."Ekhem ekhem..!" Nayla sedikit terkejut dan langsung berbalik mendengar suara dehem Indra."Ada apa..! kenapa kemari..?" Kata Nayla. Ia melihat Indra mendekat, kemudian ia menodongkan ulekan ke arah Indra. Sebabnya saat ini dia sedang mengulek sambal."Wow, santai dong..! Aku hanya mau bertanya dimana kamar mandinya..?" Ujar Indra sambil mengangkat kedua tangan nya."Itu..!" sahut Nayla sambil menunjuk kamar mandinya, lalu melanjutkan kembali dengan aktivitasnya.Lalu Indra berbalik langsung menuju kamar mandi.Setelah beberapa menit, Indra keluar dengan baju Koko nya ia terlihat sangat tampan.Nayla tadinya fokus mengulek sambal, langsung teralih kan ketika Indra keluar dari kamar mandi, ia begitu terpukau melihat Indra keluar baju koko nya.Ia sangat begitu tampan, ditambah tumbuh bulu bulu halus d
Ting!! suara ponsel Nayla berbunyi, menanda kan suara pesan masuk.(Isi pesan)"Sayang..! Aku sudah tiba dirumah, terima kasih makanan mu enak sekali.Lain kali masak in lagi untuk ku ya seperti yang kamu masak tadi." Isi pesan Indra dengan emoji Love."Iya.." Jawab singkat Nayla.Ia tersenyum melihat isi pesan Indra yang memanggil nya sayang.Tanpa Nayla sadari adiknya sudah pulang dan heran melihat kakaknya sedang tersenyum sambil melihat ponselnya, terbesit di pikiran nya untuk mengerjainya.Dooor!! Ikbal mengagetkan kakaknya, sehingga membuat Nayla hampir menjatuhkan ponselnya karena terkejut.“Astaga!! Ikbal!!” seru Nayla, sembari mengelus da*a nya dengan nafas yang naik turun."Ayo, Ngapain senyum-senyum sendiri..!seperti orang sedang jatuh cinta saja." Ucap Ikbal menggoda kakaknya, sembari melepaskan sepatunya."Sok tahu..! Datang bukan nya salam, malah ngagetin." Seru Nayla dengan wajah c
Tak lama terdengar suara klakson depan rumah, dengan tergesa gesa Nayla mengambil tas nya lalu Nayla keluar dan langsung mengunci rumahnya."Cepat amat mit..Gue baru aja selesai ganti baju."Celetuk Nayla sembari memakai sepatu jalannya."Lah...tadi katanya enggak pake lama..!Ya sudah, gue gas pol!” sahut Mita dengan santai.“Ya gak gitu juga kali!” Sahut Nayla, lalu naik ke atas motor."Iya iya deh..!” sahut Mita.“Jangan ngebut ya bawa gue, gue belum siap." Ucap Nayla tertawa puas."Apanya..?lu nyumpahin gue mati duluan..!Sialan lu.." Sahut Mita cemberut sambil menyalakan motornya."Hahaha, gue bercanda kali Mit! serius amat lu.." Ucap Nayla sambil memegang bahu Nayla.Beberapa menit melakukan perjalanan mereka tiba di toko buku."Lu mau cari buku apa..?" Tanya Nayla.Mita memang suka baca hampir setiap bulan membeli buku novel untuk dibaca."Bias
Setelah tiba dirumah tidak lupa membayar ongkos ojek dan ucapan terima kasih nya."Terasa sepi ya.." Ucap Nayla lirih.Ia membuka pintu rumah terasa hening."Kenapa aku tidak terima saja tadi ajakan Mita untuk ke rumahnya." Gumam Nayla.Ia duduk di kursi bersandar di bahu kursi."Lebih baik aku membuat kue saja, sambil menunggu ayah dan Ikbal pulang." Ucap Nayla berbicara sendiri.Ia pergi ke dapur menyiapkan semua bahan untuk membuat kue.Tak terasa waktu berlalu, ia sudah menyelesaikan kue bikinan nya dan juga memasak untuk makan malam, terdengar suara ayah nya mengucap salam."Pasti ayah sudah pulang.." ucap nya ia pergi ke depan rumah untuk membuka pintu."Assalamualaikum " Tidak lama terdengar ucapan salam dari belakangan ayahnya."Waalaikumsalam !Wah ayah dan adikku ternyata pulang bareng.." ucap Nayla mencium punggung tangan ayahnya."Tadi ayah ketemu depan gang disitu, terus pulang bareng ke rumah." U
Nayla pergi ke toilet, ia menangis sambil menutup mulutnya. Ia tidak menyangka Indra begitu cepat berubah padahal baru dua Minggu yang lalu ia berjanji kepada nya.Setelah puas mengeluarkan air mata ia keluar untuk mencuci wajahnya."Nayla..! Lu gak apa-apa..?"Ucap Mita mengusap bahu Nayla, saat dirinya melihat Nayla berlari kearah toilet ia pun berlari menyusulnya Nayla."Lu yang sabar ya..! Gue tidak menyangka kalau kejadian nya akan seperti ini..!" Ucap Mita sambil memeluk sahabatnya, Mita terlebih dulu mengetahuinya dari pak Doni. Namun dirinya belum berani mengatakannya kepada Nayla.Hikss..hiks..hiks..!"Ternyata lu benar..!kenapa gue harus menunggu dia dulu dan mempercayai ucapannya." Ucap Nayla terbata bata di pelukan Mita."Sudah, Sudah..!enggak enak kalau ada yang datang, cepat cuci wajah lu, sebelum ada yang datang." Ujar Mita, sembari melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang mengalir di pipi sahabatnya