Ayah membawa nya putrinya duduk ke kursi.
Kini Nayla sudah merasa lega.Ayah mulai percakapan ketika melihat putrinya sudah mulai berhenti menangis."Ada apa nak..?
Apa ada hubungannya dengan Indra..?Hubungan kalian baik baik saja kan..?"Tanya ayah, Nayla jarang sekali menangis terakhir menangis ketika melihat kepergian ibu yang terakhir kali."Dia pembohong ayah..!
Dia sudah berjanji dengan ku tapi, semua hanya lah janji palsu.Kakak tidak sengaja menemukan kartu undangan di meja nya saat Nayla membersihkan ruangannya, dan ternyata dia akan menikah seminggu lagi ayah, hiks..hiks...hikss." Ucap Nayla kembali menangis lagi."Kamu yang sabar nak..!
Mungkin dia bukan jodohmu nak..!Beruntung kamu sudah mengetahui bahwa dia seperti itu sebelum menikah.Ambil hikmah dari kejadian ini..!Kakak harus berjanji sama ayah, kalau kakak tidak boleh menangis lagi.""Nak.. Ayah bukan nya tidak setuju dengan hubun
"Ayah..!Ayo kita makan, makanan nya sudah siap." Panggil Nayla, tidak lama Ikbal juga keluar dari kamarnya dan menuju dapur.Seperti biasa mereka makan tanpa bicara, hanya suara sendok dan piring yang bersahutan.Setelah menyelesaikan makanannya, mereka kembali duduk di ruang tamu bersenda gurau sambil menonton TV."Ayah..!Bagaimana, apakah ayah setuju yang Nayla bicara tadi..?" Tanya Nayla memastikannya."Ayah sih setuju saja, tapi bagaimana dengan adikmu..?" Tanya ayahnya khawatir meninggalkan putra nya sendiri dirumah."Ayah tenang saja..!Ayah tidak perlu memikirkan aku ya..!Ikbal sudah gede, nanti Ikbal ngajak temanku untuk tidur disini..!Boleh kan..?" Sahut Ikbal."Boleh saja sih, asalkan rumahnya jangan macam macam saja.." Sahut Nayla."Tenang saja nona, tidak akan macam macam hanya satu macam saja.." Ucap Ikbal menggoda adiknya.Plaaak..! suara Pukulan mendarat di bahu adiknya."Berani kamu
"Baiklah, nanti kakak pikirkan lagi. Perkataanmu ada benarnya.Kakak masuk ke kamar dulu yah, kakak mengantuk." Ucap Nayla langsung beranjak masuk ke kamar."Oh ya jangan malam malam tidur de, besok harus bangun pagi nanti terlambat seperti Kemarin kemarin." Ucap Nayla setelah depan pintu kamarnya.Kemudian ia masuk lalu mengunci kamar nya."Kasihan sekali nasibmu kak, mencintai orang salah.Kalau saja aku tidak berjanji kepadamu tadi kak, mungkin saat ini ia sudah ku habisi dia." Gumam Ikbal meninju bantal ditangan nya.Nayla masuk ke kamar dan merebah kan tubuhnya, ia memikirkan perkataan adiknya ada benarnya."Apa sebaiknya aku ambil cuti saja..?Sekarang cari kerja susah, apalagi hanya dengan pendidikan SMA seperti diriku.Sebaiknya aku tidur saja." Ucap Nayla kepada dirinya sendiri.Ia sudah sedikit mulai melupakan Indra, memang tidak mudah melupakan seseorang apa lagi seseorang yang sangat kita cintai.Namun
Indra memperdalam ciumannya dan memegang tekuk leher Nayla.Nayla seakan sudah tidak ada tenaga melawan pun percuma. Nayla hanya pasrah ia tidak membalas ciuman nya dan juga tidak menolaknya.Ting..! Suara pintu lift terbuka.Indra langsung melepas ciuman nya dan segera menghapus bekas ciuman di bibirnyabegitu pun dengan Nayla.Indra menarik tangan Nayla keluar lift, dan memaksanya masuk ke dalam apartemennya lalu menguncinya.Ia masuk ke kamar mendorong tubuh Nayla.Nayla yang bertubuh tidak terlalu gemuk langsung terbaring akibat dorongan Indra."Kamu mau ngapain..?Indra ingat kamu akan menikah beberapa hari lagi, jangan kecewakan calon istrimu dan orang tuamu...!" Ucap Nayla sambil perlahan mundur di kasur.Indra tidak menghiraukan ucapan Nayla ia sibuk membuka bajunya melemparnya ke sembarang arah.Ia melihat Nayla menjauh kemudian ia menarik kakinya dengan kasar lalu menindih tubuh Nayla."Indra please jang
"Pulang lah..!mereka pasti sedang mencari mu..!" Ucap Nayla ia tidak mau dituduh perusak hubungan mereka."Beri aku kesempatan untuk menjelaskan semua kepadamu..""Kalau begitu jelaskan lah.." Ucap Nayla pandangan nya masih lurus ke depan.Indra mulai menjelaskan kepada Nayla."Setelah aku pulang dari rumah mu.Ternyata orang tuaku sudah pulang mereka menungguku dirumah." Ucapnya mulai menjelaskan kepada Nayla dan mengubah posisi duduknya menghadap Nayla.Flashback on.Setelah mengirimkan pesan kepada Nayla, Indra keluar dari mobilnya.Ia melihat mobil papanya terparkir di depan garasi dan pintu rumah sedikit terbuka.Ia mendengar suara gelak tawa dari dalam rumah."Assalamualaikum..""Waalaikumsalam.." Ucap bersamaan mereka dari dalam rumah.Indra masuk dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.Indra melihat ada wanita paruh baya dan perempuan cantik putih mulus, perempuan terse
Indra begitu terkejut mendengar ucapan papanya.Ia menarik nafas lalu membuangnya perlahan, melihat papanya keluar kamar."Nayla..!Maaf kan aku..! aku tak bisa menepati janji ku lagi." Ucap Indra lirih.Tidak lama terdengar teriakan mamanya memanggil namanya."Indra..!!" Teriak mama.Indra mendengar teriakkan mama memanggil namanya langsung berlari keluar kamar.Ia melihat papanya tergeletak dan tak sadarkan diri di lantai.Ia langsung berlari menuruni tangga dan mendekati papanya."Pah..!Papa bangun pah..!” panggil Indra sambil menggoyangkan bahu ayahnya.“Kita langsung bawa papa ke rumah sakit.."Ujar Indra langsung menggendong papanya.Semua orang terlihat panik."Siapkan mobil.." Teriak Indra kepada sopirnya. Namun ia baru menyadari bahwa sopir ayahnya lagi keluar dan belum kembali, sopir sudah minta ijin bahwa iya akan menginap tempat saudaranya.Bella yang mendengar teriakan Indr
"Nak..!Papa tidak mau tahu pokonya kamu harus menikah dengan Bella.." Ucap papanya. perdebatan mereka masih berlanjut."Aduh..!" jerit Papanya lalu memegang kepala menahan rasa sakit nya."Pah...!Papa kenapa..?Indra panggilkan dokter ya Pah.." ucap Indra hendak berdiri memanggil dokter, namun tangannya di tahan oleh papanya."Papa, tidak apa apa nak.." "Papa mohon berjanji lah dengan papa, bahwa kamu bersedia menikah dengan Bella." Dengan wajah memelas, sambil menyatakan kedua tangannya."Iya pah ..!Indra janji akan menikah tapi dengan pilihan Indra sendiri, bukan dengan Bella." Sahut Indra. Ia masih tetap dengan pendirian nya, dan begitu pun papanya."Baiklah kalau itu mau mu..!pergilah kamu bukan anakku lagi,semua yang kamu punya fasilitas yang kamu punya papa cabut..!" Tegas papa."Demi membela anak orang lain, papa tega membuang anak sendiri.Aku darah daging papa..!" Ucap Indr
"Nayla..!Biarkan seperti ini, jangan dilepaskan..!" Ucap Indra memeluk Nayla dari belakang."Maafkan aku yang tidak bisa menepati janji ku padamu.Tapi aku yakin suatu hari nanti kita pasti akan bersatu."Ucap Indra.Nayla baru menyadari bahwa posisi nya sekarang ada di dalam pelukan Indra.Kemudian Nayla membalas pelukan Indra.Mereka berpelukan tanpa ada yang berbicara seakan akan hari ini adalah hari perpisahan mereka.Hanya hembusan nafas mereka yang terdengar.Indra memeluknya sangat erat sambil mencium pucuk kepala Nayla."Indra.." panggil Nayla."Ini sudah malam..!ayahku pasti menghawatirkan ku.Besok aku dan ayah akan pergi ke kampung.Ucap Nayla masih dalam pelukan Indra.Indra masih memeluk nya erat, ia seakan enggan melepaskan Nayla."Indra..!Aku ingin pulang..Entah apa yang orang pikirkan, kita berada dalam satu rumah." ucap Nayla.Perlahan lahan Indra melepaskan
Sementara di kamar Nayla meringkuk dilantai.Ia sempat membuka pintu sedikit agar bisa mendengar ucapan mereka, ia takut karena dirinya Indra jadi terluka.Ia sangat syok mendengar ucapan papanya Indra yang mengatakan bahwa Indra bukan anaknya lagi.ceklek..! pintu terbuka ia melihat Nayla meringkuk dilantai."Nayla...!Kamu kenapa seperti ini..?" Tanya Indra ia langsung menggendong Nayla membawanya ke kasur, Indra ikut duduk di samping Nayla."Apa kamu mendengar ucapan papa tadi...?"Ucap Indra, ia khawatir melihat Nayla hanya diam saja.Tidak lama terdengar suara isak Nayla menangis.Hiksss..hikss..hikss.Nayla menangis sambil menutup wajahnya."Nayla...!Kamu kenapa menangis...?Tolong jangan dengarkan ucapan papa tadi ya.!" Ucap Indra. Ia membiarkan Nayla menangis, agar Nayla bisa meluapkan rasa kesalnya.Tak lama suara Isak tangis Nayla sudah tidak terdengar lagi.Indra melihat Nayla tertidur set