Memasuki kamar mandi wanita, hanya ada dirinya dan Tiffany di sana. Athena berdiri di depan pintu, memperhatikan aktris muda yang tengah mencuci tangannya dari pantulan cermin. Ia menunggu detik demi detik hingga wanita itu mengangkat kepalanya dan menyadari keberadaan Athena di sana. "Sekretaris Athena." ujar Tiffany yang sedikit terkejut melihat Athena dari pantulan cermin di hadapannya. Seperti seorang aktris yang profesional, keterkejutan itu hanya berlangsung beberapa saat sebelum dia mengangkat sudut bibirnya. "..." "Apa kau butuh sesuatu dariku?" tanya Tiffany lagi masih belum berbalik. Ia menutup keran air yang menyala dan mengeringkan tangannya. "Aku hanya ingin memastikan apakah wanita yang datang bersama CEO dari DMD Corp adalah aktris terkenal Tiffany atau bukan." Setelah berpikir beberapa saat, Athena akhirnya ingat siapa pria yang datang bersama Tiffany. DMD Corp sedang berada dalam puncak kejayaan sekarang. Mereka adalah perusahaan yang besar, ZY Corp maupun Unity h
Big Boss melempar mantelnya sebelum mendudukkan tubuhnya di atas sofa berwarna pastel dengan marah. Wanita paruh baya itu mengangkat satu kakinya, duduk seperti seorang boss besar seraya menghisap rokoknya yang pertama. Hanya butuh beberapa hisapan, dan tidak sampai dua menit, rokok pertama sudah menghilang menjadi debu. Rokok keduapun ia hidupkan, sama sebelumnya, sang Big Boss menghisapnya dalam dan kuat, menghembuskan asap itu memenuhi seluruh ruangan. Setelah rokok kedua, barulah emosi sang wanita menjadi lebih stabil.Athena membuka kaca jendela, tidak ingin mati muda karena menghirup asap rokok yang terlalu banyak."That stupid Nikolov. Apa yang dia pikirkan?" dengan sabar, Athena duduk di hadapan sang Big Boss yang menggerutu tanpa henti."Beberapa tahun yang lalu dia datang kepadaku dengan sebuah ambisi untuk balas dendam kepada si sialan Dimitri. Jika bukan karena ambisinya yang besar untuk balas dendam dan memonopoli dunia bisnis, aku akan berpikir ribuan kali untuk membantu
"Direktur, apa yang kau lakukan—" Athena berlari menyusuri tangga, bergegas menghentikan apapun yang sedang dilakukan oleh atasannya. "Kakak, aku mohon, tolong berhenti." Yelizaveta merangkak, memeluk kaki Nikolov yang tidak berhenti memukul Ivan pada bagian wajah. Air mata yang sudah membasahi wajah sang adik seperti tidak digrubris oleh Nikolov, ia juga tidak peduli dengan Ivan yang sudah tidak bergerak di lantai. Kejadian itu mengingatkan Athena dengan kejadian beberapa bulan lalu, ketika ia memukul putra boss Jian hingga seluruh wajahnya lebam dan berdarah. "Direktu, hentikan!" Athena meraih tangan Nikolov, namun apalah daya, tenaga Nikolov tentu berbeda dengan tenaganya sendiri. "Direktur.." bisik Athena lagi. "Kakak!" Nikolov seperti larut dalam dunianya sendiri, matanya begitu gelap, merah gelap karena emosi yang sudah tidak terbendung. Seolah semua emosi yang ia tahan selama ini ia luapkan tanpa ampun kepada Ivan. "Direktur Nikolov!" Athena menarik tangan itu sekuat tenan
Pagi itu, salju pertama perlahan-lahan jatuh dari langit. Kepingan putihnya berhembus ditiup angin, jatuh menyentuh wajah seorang pria yang tergeletak di genangan darah yang mengering. Di dekapannya, seorang wanita pucat terbaring, terasa begitu dingin, tidak bernafas. Siapa yang akan mengira bahwa mereka akan meninggal seperti ini? Sebelum Nikolov menutup matanya untuk selamanya, sebuah penyesalan terbesat di dalam hatinya. "Ah, aku menyesali semuanya." .... [Apa yang kamu sesali?] Aku? Aku menyesal menyeret semua orang yang ada di sekitarku jatuh bersamaku. Aku menyesal karena hingga saat terakhirpun, aku tidak bisa melindungi siapapun. Aku menyesal karena tidak bisa meminta maaf kepada adik ku sebelum aku pergi meninggalkannya. Aku menyesal membuat Athena terluka karena melindungiku, aku menyesal karena sekarang dia masih melindungiku dan terluka lebih dalam lagi. [Apa kamu tahu jika adikmu juga sudah meninggal?] Aku... tidak tahu. [Dia mati dengan cara yang sama seperti i
"Direktur?" "Hmm...? Ah. Ya. Lakukan seperti yang sudah kita sepakati." Disepanjang makan malam bersama koleganya, Nikolov seperti terpisah dan memiliki banyak hal di dalam kepalanya sendiri hingga koleganya juga menangkap keanehan pada sang direktur muda. Terlebih lagi Athena yang berada di meja yang berbeda dengan Nikolov, matanya tidak pernah lepas memperhatikan gerak-gerik sang atasan. "Sekretaris Athena, apa bekerja dengan Direktur Nikolov begitu mengerikan?" tanya Alejandro yang merupakan sekretaris dari perusahaan baru bernama DMD Corp. DMD Corp baru terbentuk dua tahun terakhir, dan sekarang mereka sedang membuat banyak koneksi dimana-mana, termasuk dengan ZY Corp. "Tidak juga, Direktur Nikolov adalah atasan yang baik." jujur Athena, "jika sudah terbiasa, maka dia tidak begitu mengerikan." Athena mengambil potongan daging cumi yang sedang dipanggang. Ia memejamkan matanya menikmati makanan itu. "Benarkah? Dia terlihat mengerikan." Alejandro mengangakat bahunya. "Aku menden
Nikolov Zhestkiy tidak melepaskan tatapannya dari mata Athena ketika menunggu jawaban dari sekretarisnya. Tidak dipungkiri bahwa ia sendiri juga penasaran dengan jawaban beserta respon dari Athena. Apakah Athena akan terkejut? Malu? Salah tingkah? Marah? Kesal? Atau sesuatu yang tidak pernah Nikolov lihat sebelumnya? Jantungnya berdebar kencang hanya dengan memikirkan itu semua. "Apa sesuatu terjadi kepada anda?" tanya Athena, menurunkan tablet PC yang ia pegang dari hadapannya dan fokus kepada sang atasan. "Sejak tadi anda bertingkah aneh. Aku akan membuat jadwal untuk anda menemui dokter Ye besok." sebentar saja, wanita pirang itu kembali sibuk dengan tabletnya lagi— mengatur ulang jadwal Nikolov. "Hanya itu?" tanya Nikolov tidak percaya sedangkan Athena memasang wajah berpikir. "Aku akan menghubungi Mr. Ili untuk datang lebih cepat" Perasaan Nikolov menjadi campur aduk antara terkejut, tidak percaya dan rasa kecewa yang semuanya menyatu menjadi perasaan baru hingga membuatnya ti
Seperti biasa, Athena sudah selesai bersiap-siap untuk memulai harinya sebagai sekretaris Athena yang bekerja dengan direktur Nikolov. Berdiri di hadapan pintu kamar sang atasan, Athena berdiri dengan punggung yang lurus, tangannya terangkat untuk mengetuk pintu kamar itu dengan pelan. Tok tok tok. Bunyi ketukan pintunya bergema di lorong yang sepi, karena tempat mereka menginap tidak begitu ramai, belum lagi saat itu masih terlalu pagi untuk orang-orang beraktifitas. Wanita berambut pirang itu menuggu selama beberapa saat namun pintu di depannya masih belum terbuka. Alis matanya terangkat, sudah mengira hal ini akan terjadi. Direktur Nikolov itu memiliki kebiasaan yang buruk, ia suka minum hingga lewat tengah malam, lalu pagi harinya ia akan tertidur hingga matahari meninggi. Jika sudah seperti ini, jangankan sarapan, makan siangpun akan ia lewatkan. Menghela nafas berat, hingga hari ini wanita yang sudah memasuki usia akhir dua puluhan itu masih tidak habis pikir dengan pola hidu
Sebuah mobil berwarna hitam menembus jalanan yang sepi. Tidak banyak mobil yang berlalu lalang mengingat kota X termasuk kota yang memiliki penduduk yang lebih sedikit daripada dengan kota yang lain, apalagi ketika jalan yang mereka lalui adalah jalan alternatif karena jalan utama yang sedang ditutup. Bukan hanya itu, begitu banyak jalan alternatif yang tersedia menuju kota X, salah satunya adalah jalan yang Nikolov lalui saat ini. Direktur muda itu duduk di dalam mobilnya dengan tenang. Ia mengarahkan matanya menatapi pepohonan besar di sepanjang perjalanan, kakinya terlipat di atas satu sama lain, tangannnya menopang dagunya, ekspresi wajahnya terlihat bosan. Itu yang coba ia perlihatkan kepada orang lain di dalam mobil yang sama dengannya. Walaupun terlihat tenang di luar, nyatanya perasaan Nikolov sedang berkecamuk di dalam tubuhnya. Di sepanjang perjalanan ia tidak berhenti menghela nafas, menggerakan kakinya karena nervous, hingga detak jantungnya yang terasa bergemuruh, ia j