Share

Bab 453

Author: Sierra
Astaga.

Hana menghirup napas dalam-dalam. Dia nyaris tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Hendro benar-benar memintanya berlutut dan memohon kepada Wenny.

Hana mundur dua langkah saking terkejutnya. Dia hampir saja terjatuh, tetapi segera ditopang oleh Landy. Kemudian, Landy berkata dengan nada marah, "Pak Hendro, mana boleh kamu memperlakukan Hana seperti ini? Kamu jelas-jelas membela Wenny dan menindas Hana!"

Tatapan Hendro yang dingin menatap Landy. "Kalau begitu, gimana denganmu? Bukannya Wenny itu anak kandungmu? Jadi, semua yang kamu lakukan itu apa namanya?"

Landy langsung terdiam karena pertanyaan itu.

Tatapan mata Wenny yang jernih tertuju langsung ke wajah Hana. "Hana, jadi kamu mau berlutut atau nggak? Waktu aku sangat berharga. Aku nggak mau buang-buang waktu untukmu."

Yuvi ikut berbicara sambil tersenyum sinis, "Hana, kalau sekarang kamu nggak mau berlutut, lain kali kamu mau berlutut pun mungkin harus antre."

Wajah Hana yang sudah pucat, sekarang terlihat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sumardia Modeong
aneh banget masak Hana lolos begitu saja padahal ada bukti kalau dia dalang penculikan? mereka hidup di negara tanpa hukum apa? wkwkwkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 468

    Hana tersenyum dengan manis dan malu.Pada saat ini, pintu Hotel Peninsula terbuka. Wenny dan Eddy berjalan ke dalam.Eddy berkata, “Wenny, Pak Austin lagi tunggu kita. Ayo, kita ke dalam.”Wenny berjalan ke dalam. Hanya saja, pada saat ini, dia tiba-tiba melihat dua sosok bayangan tubuh familier baginya. Langkah kaki Wenny spontan berhenti.Eddy mengikuti arah pandang Wenny. Dia juga telah melihat Hendro dan Hana.Sekarang, Hendro sedang menggenggam tangan Hana sembari menatapnya dengan mendalam. Hubungan mereka berdua terasa sangat mesra.Eddy tersenyum. “Aku nggak sangka Pak Hendro sibuk sekali. Semalam, dia gendong kamu untuk tidur di rumahnya. Malam ini, dia malah makan malam bersama Hana. Pak Hendro bisa-bisanya berada di antara dua wanita, dia memang ahli manajemen waktu.”Sambil berbicara, Eddy pun menggeleng. “Aku benar-benar nggak sadar Pak Hendro itu seorang pria berengsek.”Eddy menatap Wenny.Wenny berkata, “Orang yang selama ini disukai Pak Hendro itu Hana. Dia sudah beri

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 467

    Wenny kembali ke apartemennya sendiri. Pada saat ini, ponselnya berdering. Dia mendapat panggilan masuk.Panggilan masuk itu dari Eddy.Wenny mengangkat panggilan. “Halo, Kak Eddy.”“Wenny, kamu sudah bangun? Gimana? Apa tidurmu nyenyak di rumah Pak Hendro semalam?” sindir Eddy.Kening Wenny berkerut. “Kak Eddy, kenapa aku bisa tidur di rumah Pak Hendro?”“Semalam, kamu pulangnya digendong sama Pak Hendro. Dia pun gendong kamu ke rumahnya. Aku ulurkan tanganku untuk menggendongmu, tapi dia nggak kasih. Aku juga pasti nggak bisa mengalahkannya.”Wenny terdiam. Sepertinya semalam Wenny ketiduran di mobil Hendro. Itulah sebabnya dia pulang dengan digendong Hendro.Hanya saja, kenapa Hendro menggendong Wenny ke apartemennya?“Wenny, apa ada kabar baru antara kamu dengan Pak Hendro?”“Nggak ada. Kami sudah cerai. Kelak, masalah seperti ini nggak akan terjadi lagi.”Wenny dan Hendro telah bercerai. Ke depannya, Wenny akan menjaga jarak dengannya.“Sudahlah, kalau begitu, malam ini kita jump

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 466

    Tubuh lembut Wenny tenggelam di dalam jas lebar Hendro. Wajah mungil Wenny kelihatan merona.Hendro tidak membangunkan Wenny. Dia membuka pintu mobil untuk turun dari mobil. Gerakannya sangat pelan dan lembut ketika menggendong Wenny.Saat Hendro sedang menggendong Wenny untuk kembali ke apartemen, kebetulan Eddy berjalan keluar. “Pak Hendro, kamu antar Wenny pulang? Apa Wenny sudah ketiduran? Serahkan kepadaku.”Eddy mengulurkan tangannya hendak menggendong Wenny.Hanya saja, Hendro sama sekali tidak berencana untuk menyerahkan Wenny kepada Eddy. Dia menggendong Wenny untuk melewati Eddy, lalu memasuki apartemennya.“Pak Hendro!” Pada saat ini, Eddy menjerit dari belakang.Langkah kaki Hendro berhenti.Eddy menatapnya sembari berkata, “Pak Hendro, kita semua itu sudah dewasa. Kalau masih cinta, mohon cintai dengan sepenuh hati. Kalau nggak cinta lagi, mohon dilepaskan. Kamu yang terus berputar di antara Wenny atau Hana itu nggak adil buat siapa pun. Semua orang juga akan terluka.”Hen

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 465

    Wenny bertanya pada Hendro, sebenarnya Hendro menyukainya atau tidak.Hendro tidak berbicara dan tidak menjawab pertanyaan itu. Dia mengangkat wajah mungil Wenny, lalu kembali mencium bibir delima Wenny.Wenny memalingkan kepalanya untuk mengelak. “Jangan!”Hendro mencubit dagu kecil Wenny untuk memaksa Wenny memutar kembali wajahnya. “Sudah sampai tahap seperti ini, masih nggak mau? Apa kamu nggak mau coba di mobil?”Wenny menatap Hendro. Cahaya lampu jalan di malam hari memancar di atas wajah tampan dan elegan Hendro. Dia kelihatan dewasa, anggun, dan memesona. Ditambah lagi dengan ajakan yang menggoda itu, benar-benar bisa meningkatkan gairahnya.Hanya saja, Wenny merasa kesal. “Aku memang ingin coba di mobil.”Ujung mata Hendro memerah. Dia menunduk untuk mencium bibir delima Wenny.Pada saat ini, Wenny melanjutkan ucapannya lagi. “Tapi, bukan sama Pak Hendro, melainkan sama kekasihku, Eddy!”Hendro langsung tertegun. Wanita ini memang tahu bagaimana cara memancing emosinya.“Wenny

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 464

    Hendro bertanya, “Apa kalian akan berhubungan badan malam ini?”Bulu mata Wenny bergetar. Dia bertanya kembali, “Jadi, apa Pak Hendro dan Hana akan berhubungan badan?”Hendro tidak berbicara.Wenny menatap jari indah Hendro. Setelah melepaskan jas hitamnya, kini Hendro hanya mengenakan kemeja putih dan rompi saja. Lengan kemejanya membaluti pergelangan tangan Hendro yang kokoh. Jam tangan di pergelangan tangannya kelihatan mewah, sangat mirip dengan dirinya.“Pak Hendro, kita sudah cerai. Kelak, lebih baik Pak Hendro nggak usah cari tahu soal masalah pribadiku lagi.”Tiba-tiba terdengar suara tajam rem mobil. Hendro memutar setir mobil, lalu memarkirkan mobil di pinggir jalan secara mendadak.Wenny merasa syok. “Pak Hendro, kamu lagi ngapain … uhm!”Tubuh elegan Hendro langsung menekan tubuh Wenny. Kedua tangannya mengangkat wajah mungil Wenny. Dia pun menunduk untuk mencium bibir delima Wenny.Wenny yang tiba-tiba dicium paksa itu tertegun sejenak. Kemudian, dia langsung mendorong dad

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 463

    Wenny duduk di depan meja pengambilan darah. Dia menatap Hendro. “Pak Hendro, aku nggak ingin ambil darah.”Hendro menatapnya. “Boleh-boleh saja kalau kamu nggak mau ambil darah, sekarang kamu jujur sama aku, sebenarnya kamu hamil atau nggak. Wenny, aku nggak suka dibohongi, apalagi dalam masalah kehamilan.”Wenny mengangkat kelopak matanya untuk menatap Hendro. “Aku nggak hamil.”Hendro berkata, “Oke, kalau begitu, ambil darah saja.”Wenny berucap lagi, “Pak Hendro, padahal aku sudah … jujur, kamu malah nggak percaya. Sebenarnya apa yang ingin kamu dengar, apa kamu ingin dengar kalau aku lagi hamil?”Hendro tidak melihat Wenny lagi, melainkan menatap suster. “Ambil darah saja.”Suster tidak pernah melihat pria tampan seperti Hendro. Wajahnya seketika merona. “Tuan, tolong bantu naikkan pakaian istrimu.”Istri?Kening Wenny berkerut. “Kamu sudah salah paham. Aku bukan istrinya.”Suster berkata, “Kalau bukan istri, kenapa bisa hamil?”Wenny terdiam membisu. Dia benar-benar tidak bisa be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status