Saat Yuvi sedang terperangah, kedua pria berbaju hitam itu mengeluarkan pisau dari pinggang mereka dan langsung menyerang pria yang mengenakan masker hitam.Pria yang mengenakan masker itu tidak mengatakan sepatah kata pun. Dengan gerakan gesit, dia melawan kedua pria berbaju hitam tersebut. Yuvi melihat bagaimana pria itu melepaskan kekuatan yang sangat besar dan aura yang menakutkan.Tak lama kemudian, kedua pria berbaju hitam itu sudah tergeletak di lantai.Saat itu, Wenny datang dengan berlari bersama Ariana. "Yuvi, ada apa ini?"Yuvi menjawab, "Wenny, aku nggak apa-apa."Yuvi lalu menoleh ke arah pria yang mengenakan masker itu. Setelah mengalahkan kedua pria berbaju hitam, dia segera berjalan pergi.Yuvi dengan cepat berseru, "Siapa kamu?"Pria yang mengenakan masker itu berhenti sejenak, tetapi tidak menoleh.Yuvi memandang punggungnya yang tegap, lalu kembali bertanya, "Siapa kamu? Apa kita pernah bertemu?"Pria itu tetap diam dan tidak menjawab apa-apa.Yuvi pun berkata, "Maka
Yuvi tertegun sejenak. Matanya waspada memandang dua pria berbaju hitam tersebut. "Apa yang kalian inginkan? Lepaskan aku!"Kedua pria berbaju hitam itu menarik tubuh Yuvi. Salah satu dari mereka berbicara dengan ekspresi muram, "Kamu lagi sial, ada orang yang bayar untuk wajahmu ini!"Apa?Mata Yuvi membelalak. Dia tidak menyangka di dunia yang luas ini, bisa-bisanya ada orang yang menyewa orang lain untuk melukainya."Siapa majikan kalian? Kenapa dia mau menyakitiku?" tanya Yuvi.Pria berbaju hitam itu membalas dengan nada tegas, "Itu bukan urusanmu. Pokoknya, hari ini wajahmu nggak akan selamat!"Yuvi coba mendorong pria berbaju hitam itu dan hendak melarikan diri, tetapi perbedaan kekuatan antara pria dan wanita terlalu besar. Kedua pria berbaju hitam itu memegang tubuhnya dengan kuat sehingga dia tidak bisa melarikan diri.Yuvi hanya bisa berteriak, "Tolong! Siapa pun, tolong aku!"Salah satu pria berbaju hitam segera menutup mulut Yuvi sambil mengutuk, "Sialan! Wanita ini cukup k
Yuvi menggeleng. "Nggak pernah. Tiga tahun lalu, dia sempat menelepon dan mengajakku bertemu. Tapi saat keluar rumah, aku sama sekali nggak melihat dia. Sejak saat itu, aku nggak pernah bertemu lagi dengannya."Saat berkata begitu, Yuvi tersenyum miris seperti mengejek dirinya sendiri. "Tiga tahun lalu, dia sudah menikah. Aku pun nggak pernah bertemu lagi dengan Melisa. Mungkin mereka sudah pindah dan tinggal menetap di tempat lain."Wenny memandang Yuvi dengan tatapan penuh empati. "Yuvi, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Yuvi menarik sudut bibirnya dan menjawab tenang, "Aku baik-baik saja, Wenny. Hubunganku dan Vincent memang sudah berakhir. Aku nggak akan sedih lagi karenanya."Wenny pun mengangguk, "Kalau begitu, baguslah. Ayo, kita makan."Di saat itu juga, dua orang masuk ke restoran. Mereka bukan orang asing, melainkan Hana dan Stella.Setelah dipermalukan di pesta elite, Hana dan Stella kini janjian untuk bertemu dan makan bersama.Stella berujar dengan kesal, "Ini semua salah Wenny s
Wenny datang ke restoran bersama Ariana. Tak lama kemudian, Yuvi pun tiba.Tiga tahun tak bertemu, penampilan Yuvi hampir tidak berubah. Rambut panjang hitamnya terurai lembut di atas bahu. Itu memberikan kesan polos dan anggun. Wajah kecil berbentuk ovalnya terlihat cerah dan manis. Dari tampangnya saja, sudah terlihat jelas bahwa dia berasal dari keluarga terpandang. Dia benar-benar seperti seorang putri dari keluarga kaya.Yuvi berlari kecil dan mendekat dengan gembira. "Wenny, Ariana!"Wenny langsung memeluk Yuvi erat-erat.Ariana tersenyum manja dengan suara lembutnya. "Wah, Kak Yuvi sekarang lebih cantik dari terakhir kali aku lihat ...."Yuvi berjongkok, lalu dengan senang hati mengecup pipi Ariana. "Ariana, aku ini mama angkatmu. Kamu nggak boleh panggil aku Kak Yuvi, harusnya panggil aku Mama Angkat!"Ariana menimpali sambil tersenyum, "Tapi, Kak Yuvi cantik banget. Kalau kita jalan bareng, orang-orang pasti akan mengira kamu adalah kakakku!""Aduh, manis banget sih mulut Aria
"Bu." Hendro langsung memotong ucapan Bu Renata, "Apa Hana nggak bilang ke Ibu bahwa Wenny adalah Jolin?"Apa?Bu Renata terdiam seketika.Tentu saja Bu Renata pernah mendengar nama Jolin. Mereka semua berada di lingkaran sosial yang sama. Nama Jolin sudah terkenal di mana-mana.Namun, Bu Renata sama sekali tidak menyangka bahwa Wenny ternyata adalah Jolin."Jadi Bu, Wenny sama sekali bukan datang ke ibu kota karena aku. Dia datang karena diundang ke pesta elite itu dan kami cuma kebetulan bertemu. Wenny bukan tipe wanita yang bergantung pada pria. Selama tiga tahun ini, dia justru menjalani hidupnya dengan lebih baik."Sebenarnya jauh di dalam hati Bu Renata, dia tidak pernah benar-benar membenci Wenny. Selama tiga tahun ini, setiap kali teringat pada Wenny, yang terlintas di pikirannya adalah sorot mata Wenny yang jernih dan cerdas. Dia benar-benar tak menyangka bahwa Wenny adalah Jolin yang begitu terkenal. Kini, dia berdiri di sisi Hendro dengan begitu anggun dan penuh pesona.Bu R
Hendro bertanya apakah Ariana adalah anak Wenny dan Eddy.Bulu mata Wenny bergetar pelan. Dia ingin menjawab, tetapi saat itu Eddy muncul sambil memanggil, "Wenny, Ariana."Begitu menoleh, Hendro langsung melihat Eddy.Ariana langsung berseru manis, "Papa Eddy ...."Ariana memanggil Eddy dengan sebutan papa.Hendro merasa hatinya hancur seketika. Dia tak bisa menahan rasa getir dalam dirinya sendiri. Bahkan, dia tidak mengerti alasan dia melontarkan pertanyaan itu tadi.Padahal, Hendro tahu betul bahwa tiga tahun lalu Wenny memang mengandung anak Eddy. Jadi, sudah jelas bahwa Ariana adalah anak mereka. Hanya saja, kenapa dia masih menanyakan hal itu?Apa yang sebenarnya Hendro harapkan?Eddy berjalan mendekat, lalu mengulurkan tangan. "Ariana, sini. Biar Papa Eddy gendong kamu. Kalau nggak, nanti Mama lelah.""Um, oke."Ariana dengan patuh berpindah ke pelukan Eddy.Sambil menggendong Ariana, Eddy menoleh ke arah Hendro dan menyapa, "Pak Hendro, sudah lama nggak bertemu."Hendro menjaw