Share

102. Jamuan Makan Malam

Ketika pria tua itu mengangkat sebelah tangan, maka sorakan yang tadi menggema pun kembali hilang. Para penghuni langsung bungkam. Yang terdengar kini hanyalah suara serangga-serangga malam, dan sesekali suara gemeletuk dari obor yang terbakar.

“Siapa kamu?” tanya Kaliya memberanikan diri. “Apa yang kamu inginkan dengan menyekap kami?”

Tak ada jawaban. Yang ada keheningan di sekitar mereka malah semakin menyelimuti.

Tak lama, tetua itu berdiri dari kursi yang ia duduki. Lalu mulai berjalan mendekat ke arah mereka.

Kaliya langsung bersikap waspada. Dia tidak tahu apa yang akan manusia primitif ini lakukan. Makanya, sebisa mungkin ia harus siap menghadapi bahaya apa pun yang akan datang.

Meski Kaliya merasa tubuhnya masih sedikit lelah, tapi ia yakin, dengan satu gumpalan api besar yang keluar dari tangannya, maka tetua dan seluruh penghuni desa ini akan musnah.

Tetua itu kini berhenti dua langkah di depan Kaliya. Mata Kaliya melebar. Dia takut akan terjadi sesuatu yang tidak ia duga. N
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status