Lolongan panjang terdengar dari serigala besar itu. Meski sakit, dia sudah berjanji kepada Kaliya untuk memberikan taringnya.Jadi ketika Kaliya terus berusaha mencabut benda itu dari mulutnya, Foxie tidak bisa melakukan apa pun selain melolong dan menangis kencang.Suara serigala itu bergema. Alex dan Orlando seketika saling melirik saat mendengar lolongan kesakitan itu.“Tunggu!” seru Alex sambil menghalau Orlando. Pria itu hendak menyusul ke dalam gua.“Ingat apa pesan Kaliya? Dia bilang agar kita menunggu di sini, Orlando!”“Tapi ada suara serigala itu di dalam! Bagaimana jika dia menyakiti Kaliya?” tanya Orlando gusar.“Itu tidak akan terjadi! Aku bisa menjamin!” Alex mendorong tubuh Orlando agar berdiri ke tempat semula. “Kamu tidak perlu terus-terusan cemas seperti ini, Orlando. Kamu tahu sendiri betapa kuatnya seorang Kaliya. Dia adalah putri dari kerajaan iblis, ingat?”“Tapi tetap saja dia sedang bersama seekor serigala besar di dalam sana!”“Dan serigala itu adalah kawanank
“Arghhh!”Teriakan Alex terdengar jelas. Hal itu membuat Kaliya dan Orlando secara refleks mengalihkan pandangan.“Kaliya! Alex mungkin dalam bahaya!” seru Orlando. Pria itu berbalik dan hendak menyusul lebih dulu. Namun...“Tunggu!” sergah Kaliya. “Diam di situ, Orlando. Biar aku yang keluar lebih dulu!”Orlando melayangkan tatapan cemas. Well, dia memang selalu seperti itu. Padahal tadinya Orlando tidak begitu menyukai Alex. Tapi seiring berjalannya waktu, Alex pun masuk ke dalam daftar makhluk yang ia pedulikan. Tentu saja itu tidak pernah Orlando rencanakan.“Aku takut jika Alex menghadapi makhluk lain,” bisik Kaliya lagi.Orlando hendak menjawab, namun Kaliya segera melintangkan jari telunjuknya di depan bibir. Wanita iblis itu mendesis, menyuruh Orlando diam.Seperti yang diperintahkan, Orlando segera membungkam bibirnya.Foxie yang sedari tadi merengek akibat kesakitan juga ikut terdiam usai melihat tatapan tajam yang disorotkan oleh Kaliya.Kaliya akhirnya keluar lebih dulu. L
Selagi Kaliya mencari dan mengendus, tiba-tiba suara gemerisik dari arah pepohonan di atas sana membuat langkah Kaliya berhenti.Kaliya langsung mendongak, dan ia bisa melihat sekelebat bayangan hitam di atas sana. Bayangan itu melompat dari satu pohon ke pohon lain.“Hei!” teriak Kaliya kencang. “Berhenti di situ!”Tanpa menunggu lagi, Kaliya segera berlari untuk mengejar bayangan itu. Bahkan, Kaliya juga melompat tinggi dan berpijak dari satu batang pohon ke batang pohon lain. Selama melakukan hal itu, keringat di dahinya bermunculan.Wanita iblis itu pun menggerutu. “Andai saja sayapku sudah tumbuh dengan sempurna. Hal ini akan menjadi lebih mudah!”Karena dia tidak bisa melompat ke atas pohon langsung, akhirnya Kaliya mempercepat larinya di tanah. Tangannya terulur ke arah target, lalu dari telapak tangan wanita iblis itu keluar cahaya oranye kemerahan.Semburan api melesat begitu cepat. Hal itu berhasil membakar dedaunan di atas sana. Namun, target Kaliya bergerak terlalu cepat.
Bukannya menerima uluran tangan tersebut, Kaliya malah mendengus pelan. Rasa nyeri di sekitar punggungnya masih bisa ia rasakan. Namun ia menolak untuk menerima bantuan dari orang lain, walaupun itu adalah Orlando.“Ingat, Kaliya! Kamu adalah perempuan iblis yang hebat dan kuat! Kamu tidak perlu uluran tangan manusia hanya untuk berdiri dari tanah!” batin wanita itu keras kepala.Akhirnya Kaliya berdiri sendiri, dan hal itu membuat suasana di antara ia dan Orlando menjadi canggung. Ia juga hendak limbung dan Orlando sempat menahan punggungnya, tapi Kaliya segera menjauh.“Jangan sembarangan menyentuhku!” ujar wanita iblis itu galak.“Aku hanya menahanmu agar tidak jatuh!” balas Orlando membela diri. Lagi pula, dia tidak mungkin menyentuh Kaliya di tengah hutan seperti ini. Yang benar saja!Beberapa saat kemudian mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari keberadaan Alex. Dan dengan jatuhnya Kaliya ke dalam jurang itu, Foxie jadi menemukan petunjuk lain. Dia melolong ke arah Kaliya da
“AWAS!” teriak Orlando panik.Dan blasss! Kaliya langsung melemparkan bola api besar ke arah ular tersebut sebelum ular itu berhasil menyerang mereka.Sayangnya, serangan Kaliya tidak mengenai kepala ular itu barang satu inci pun. Binatang buas tersebut berkelit dengan sangat cepat dan licin. Tau-tau dia sudah mundur dan kembali merayap mundur ke atas pepohonan.“Jangan menjadi pengecut dan lawan aku!” seru Kaliya lagi.Merasa tertantang, ular itu membuka mulutnya dan menunjukkan taring-taring tajam yang mencuat. Semakin lebar ia membuka mulut, semakin panjang pula taring itu tumbuh.“Persetan! Sudah aku duga kalau ular itu sejenis siluman!” desis Kaliya kesal.“Sungguh? Jadi dia bukan spesies anaconda?” timpal Orlando ketakutan.“Bukan, Orlando. Jangan lengah dan fokuslah! Keluarkan barrier pelindungmu untuk berjaga-jaga!” titah Kaliya cepat.“Ba-baiklah!”
Dan Kaliya sepertinya harus memperlakukan Orlando lebih baik lagi di masa depan. Sebab jika bukan karena barrier pelindung milik lelaki itu, Kaliya tidak akan bisa bertahan hingga sejauh ini. “Bisa saja dulu aku langsung tertangkap lagi oleh anak buah Lucifer,” pikirnya. Sedikit rasa bersalah juga mulai menyelinap ke dalam benak wanita iblis itu. Selama ini, ia tidak pernah memperlakukan Orlando dengan layak. Bagi Kaliya, Orlando hanyalah manusia bodoh yang perlu ia jadikan sebagai tameng. Tapi seiring berjalannya waktu, Kaliya juga menemukan kelebihan di dalam diri Orlando yang tidak bisa ia temukan pada makhluk lagi. Orlando adalah manusia yang spesial. Dan Kaliya baru menyadari hal itu. Memikirkannya saja, tiba-tiba membuat perut dan dada Kaliya berdenyut. “Sial. Aku malah berpikir untuk menggoda Orlando di saat-saat genting seperti ini!” batin Kaliya. Dia kesal dengan pemikiran liciknya sendiri. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kaliya segera melancarkan serangan lain. Ketika ul
“Shit!” pekik Orlando kaget.Kaliya juga melepaskan tangannya dari dada manusia serigala itu dan jatuh terduduk ke tanah.Di depan mereka, Alex terbangun. Manusia serigala itu tengah mengatur napas dan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Dia juga meraba bekas sentuhan tangan Kaliya di dadanya.“Aw, Kaliya! Ini panas sekali!” keluhnya dramatis.Kaliya hanya mencibir. Di sisi lain, tangan Orlando bergerak untuk memukul kepala belakang si manusia serigala.PLAK!“Kamu membuat kami semua khawatir!” seru Orlando marah.“Aww! Ini juga sakit, Orlando!” Alex langsung mengusap-usap bekas pukulan Orlando di belakang kepalanya.Foxie yang sudah melihat kondisi Alex, langsung berputar-putar di tempat. Ekornya bergerak-gerak cepat karena kegirangan. Siluman serigala besar itu sepertinya sangat bersyukur karena bisa melihat Alex pulih kembali. Tapi, Foxie sama sekali enggan untuk menghampiri Alex. Dia tidak mau beralih sedikit pun dari hadapan ular itu. Karena Foxie takut jika ular tersebut akan ba
Kaliya menghela kasar usai Alex selesai bercerita. Dia tidak menyangka jika Alex akan terbuai begitu mudahnya oleh perwujudan seornag wanita.“Seharusnya kamu memanggil kami terlebih dahulu, Alex! Dengan begitu ini semua tidak akan terjadi!”“Maafkan aku, Kaliya. Sepertinya aku benar-benar terhipnotis.”“Kamu bukan terhipnotis, Alex! Kamu hanya seorang mata keranjang saja!” cibir Orlando.“Ck! Berjanjilah padaku jika kamu tidak akan tergoda ketika ular itu merubah bentuknya menjadi seorang perempuan!” Alex masih bersikukuh membela diri.“Ya... baiklah, baiklah. Kalau begitu kita lihat saja nanti!” tukas Orlando.Kaliya juga menjadi sangat penasaran, secantik dan seindah apakah sosok perempuan perwujudan dari siluman ular besar itu sehingga Alex bisa tenggelam dalam pesonanya. Tadinya Kaliya ingin menjadikan ular itu sebagai tawanan, lalu mengambil taring milik ular tersebut untuk di