Share

BAGIAN DUA

Liana POV

"Akh Jawa, perempuan terlembut dan paling cantik yang ku temui, dalam artian mereka cantik secara hati maupun tata kramanya".

pak Serge menekankan dengan wajah berbinar binar. Sungguh ia ingin menampakkan ia sangat jatuh cinta dengan istrinya. Aku tersenyum."istri bapak pasti orang yang sangat spesial" aku tersenyum antusias mendengarkan. Pak Serge tersenyum sumringah.

"Istriku adalah wanita tercantik dan terbaik yang ku temui, tapi yang saya pelajari semua wanita Jawa adalah sosok yang sangat luar biasa" ia menampakkan binar binar dalam matanya.

"Bagaimana bapak bisa bertemu dengan istri bapak, Turki dan Indonesia sangat jauh" tanyaku, aku heran saja.

"Itulah hebatnya jodoh, kita tidak tau kita akan mendapatkanya dimana" katanya kemudian.

"Kamu mau mencari kasus sendiri?" Kata-kata pak Serge segera menarikku lagi. Aku akui agak takut dengan pertanyaan hakim Serge barusan. Dia berdiri lalu berjalan ke arah file di lemari belakangnya. Sebuah buku tebal yang mungkin setebal novel harry potter dia ambil dan baca sekilas, ia menganguk lalu menyeret kursi sedikit, duduk kembali lalu mengulurkan buku itu ke depanku.

"Itu kasus yang belum terpecahkan disini" aku meneguk saliva kasar. Hakim Serge tersenyum, dia tau raut mukaku langsung berubah.

"Tenang, itu kasus dari tahun awal tahun dua ribuan sampai sekarang, memang semua belum selesai, tapi kamu harus cari datanya jika tertarik dengan salah satu kasus dari itu" dia menjelaskan panjang lebar. Aku mulai membuka bagian depanya.

"Atau anda sudah punya refrensi kasus?" Tanyanya menyelidik. Aku mengeleng perlahan.

"saya baru pertama disini pak Serge" kataku sedikit memelas, dia tersenyum kemudian.

"Oh ya, saya punya refrensi" kemudian dia mengeluarkan sebuah buku file tipis meletakkanya didepanku.

"Siapa tau kamu tertarik, sudah lebih dari dua puluh lawyer, maupun lembaga lawyer yang mencoba mengeluarkanya, tapi tidak satupun berhasil, siapa tau kasus ini menarik buat anda pelajari?" Aku hanya bengong mendengarkan dia, antara mustahil dan tertarik.

"Oh ya, kamu bisa menemuinya di lapas untuk mendapatkan informasi" Lalu pak Serge berdiri dan dia beraba-aba agar aku mengikutinya, obrolan kami berlanjut. Hakim Serge mulai menjelaskan bagaimana sebuah kasus ditangani disini, jadi mau tidak mau aku harus mengikuti sidang kasus dimana kebetulan pak Serge menjadi hakim disana. Aku terus mengikuti langkah pak Serge menuju meja hijau. Aku masuk sebagai tamu disana dan duduk dikursi belakang, menyaksikan berjalanya sidang sampai selesai.

**

Jam ditanganku menunjukkan waktu 11.15. Pertemuan ku dengan hakim Serge sempurna, ternyata yang ku takutkan tidak selamanya seram, bahkan hakim Serge sangat baik padaku. Memberiku beberapa buku yang bisa ku baca. Aku sudah sampai diflat 15 menit lalu. Begitu aku sampai dikamar hal yang paling ku inginkan pertama adalah kasurku, penat dan lelah menjadi satu hari ini.

"Ya Allah terima kasih atas yang kau berikan hari ini, hari ini sungguh luar biasa, aku tidak mengira bisa sejauh ini ya Rab, kuatkanlah aku, berilah kemudahan disegala urusanku" doaku pada Tuhan. Rasanya aku wajib melakukan terima kasih setiap hari.

Ku letakkan bukuku dimeja nakas. aku harus memprioritaskan file yang pak Serge berikan tadi pagi. Aku harus mempelajarinya cepat, jangan sampai aku ini dibilang suka ngaret seperti orang Indonesia kebayakan, akh itu tamparan keras pasti.

Setelah selesai membersihkan diri mandi dan berdoa. Aku langsung menuju buku file yang ku letakkan tadi, satu persatu kasus ku teliti. Aku mencoba mendalami dan melihat sebagaimana menariknya kasus dalam buku tebal itu. Sampai pada akhirnya aku mulai memandangi file biru yang masih rapi tergeletak dimeja nakasku.

Lalu dengan cepat ku sahut karena aku ingat itu kasus yang diajukan pak Serge, katanya tidak ada satupun lawyer yang berhasil memecahkan kasus itu, berarti kasus itu sangat pelik dan butuh tenaga lebih.

Aku mulai meneliti satu persatu gambar, tersangka utamanya adalah Emir Yaman, kasus ini sebuah pembunuhan,  foto ke dua adalah seorang wanita Turki bernama Hatice buyukustun. Dia korban, dia dibunuh  secara tragis. isi perutnya keluar. Motifnya diduga kuat adalah Cemburu pribadi, sang tersangka tidak bisa dimintai keterangan sampai sekarang. Karena kekasihnya terbunuh itu. Dia terkena CPTSD (complex post traumatic stress distorder) sebuah kondisi dimana orang tersebut mengalami trauma yang cukup parah saat kehilangan orang yang disayanginya, trauma tersebut terjadi sejak kecil dan berulang saat dewasa, ketika kenangan tersebut terjadi otak akan menghasilkan hormon stress sehingga menimbulkan rasa sakit dan nyeri parah lalu kehilangan kesadaran.

Aku memeriksa bukti foto yang tersirat tidak ada lagi petunjuk yang bisa diandalkan, pantas saja dua puluh lawyer tidak bisa memecahkanya karena yang diwawancarai mengalami depresi yang berat sehingga membuat dia menjadi sakit mental. Kasus ini secara keseluruhan yang ku baca adalah menarik, tapi butuh waktu yang lumayan untuk dapat menyelsaikanya.

Ku hembuskan nafas panjang kemudian, ini pertama kalianya aku berurusan dengan sebuah kasus. Aku akan berdiskusi dengan Ardan di tempat magangku, semoga beliau mau memberikan pendapatnya.

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status