Share

BAGIAN DUA

last update Huling Na-update: 2021-10-25 13:52:14

Liana POV

"Akh Jawa, perempuan terlembut dan paling cantik yang ku temui, dalam artian mereka cantik secara hati maupun tata kramanya".

pak Serge menekankan dengan wajah berbinar binar. Sungguh ia ingin menampakkan ia sangat jatuh cinta dengan istrinya. Aku tersenyum."istri bapak pasti orang yang sangat spesial" aku tersenyum antusias mendengarkan. Pak Serge tersenyum sumringah.

"Istriku adalah wanita tercantik dan terbaik yang ku temui, tapi yang saya pelajari semua wanita Jawa adalah sosok yang sangat luar biasa" ia menampakkan binar binar dalam matanya.

"Bagaimana bapak bisa bertemu dengan istri bapak, Turki dan Indonesia sangat jauh" tanyaku, aku heran saja.

"Itulah hebatnya jodoh, kita tidak tau kita akan mendapatkanya dimana" katanya kemudian.

"Kamu mau mencari kasus sendiri?" Kata-kata pak Serge segera menarikku lagi. Aku akui agak takut dengan pertanyaan hakim Serge barusan. Dia berdiri lalu berjalan ke arah file di lemari belakangnya. Sebuah buku tebal yang mungkin setebal novel harry potter dia ambil dan baca sekilas, ia menganguk lalu menyeret kursi sedikit, duduk kembali lalu mengulurkan buku itu ke depanku.

"Itu kasus yang belum terpecahkan disini" aku meneguk saliva kasar. Hakim Serge tersenyum, dia tau raut mukaku langsung berubah.

"Tenang, itu kasus dari tahun awal tahun dua ribuan sampai sekarang, memang semua belum selesai, tapi kamu harus cari datanya jika tertarik dengan salah satu kasus dari itu" dia menjelaskan panjang lebar. Aku mulai membuka bagian depanya.

"Atau anda sudah punya refrensi kasus?" Tanyanya menyelidik. Aku mengeleng perlahan.

"saya baru pertama disini pak Serge" kataku sedikit memelas, dia tersenyum kemudian.

"Oh ya, saya punya refrensi" kemudian dia mengeluarkan sebuah buku file tipis meletakkanya didepanku.

"Siapa tau kamu tertarik, sudah lebih dari dua puluh lawyer, maupun lembaga lawyer yang mencoba mengeluarkanya, tapi tidak satupun berhasil, siapa tau kasus ini menarik buat anda pelajari?" Aku hanya bengong mendengarkan dia, antara mustahil dan tertarik.

"Oh ya, kamu bisa menemuinya di lapas untuk mendapatkan informasi" Lalu pak Serge berdiri dan dia beraba-aba agar aku mengikutinya, obrolan kami berlanjut. Hakim Serge mulai menjelaskan bagaimana sebuah kasus ditangani disini, jadi mau tidak mau aku harus mengikuti sidang kasus dimana kebetulan pak Serge menjadi hakim disana. Aku terus mengikuti langkah pak Serge menuju meja hijau. Aku masuk sebagai tamu disana dan duduk dikursi belakang, menyaksikan berjalanya sidang sampai selesai.

**

Jam ditanganku menunjukkan waktu 11.15. Pertemuan ku dengan hakim Serge sempurna, ternyata yang ku takutkan tidak selamanya seram, bahkan hakim Serge sangat baik padaku. Memberiku beberapa buku yang bisa ku baca. Aku sudah sampai diflat 15 menit lalu. Begitu aku sampai dikamar hal yang paling ku inginkan pertama adalah kasurku, penat dan lelah menjadi satu hari ini.

"Ya Allah terima kasih atas yang kau berikan hari ini, hari ini sungguh luar biasa, aku tidak mengira bisa sejauh ini ya Rab, kuatkanlah aku, berilah kemudahan disegala urusanku" doaku pada Tuhan. Rasanya aku wajib melakukan terima kasih setiap hari.

Ku letakkan bukuku dimeja nakas. aku harus memprioritaskan file yang pak Serge berikan tadi pagi. Aku harus mempelajarinya cepat, jangan sampai aku ini dibilang suka ngaret seperti orang Indonesia kebayakan, akh itu tamparan keras pasti.

Setelah selesai membersihkan diri mandi dan berdoa. Aku langsung menuju buku file yang ku letakkan tadi, satu persatu kasus ku teliti. Aku mencoba mendalami dan melihat sebagaimana menariknya kasus dalam buku tebal itu. Sampai pada akhirnya aku mulai memandangi file biru yang masih rapi tergeletak dimeja nakasku.

Lalu dengan cepat ku sahut karena aku ingat itu kasus yang diajukan pak Serge, katanya tidak ada satupun lawyer yang berhasil memecahkan kasus itu, berarti kasus itu sangat pelik dan butuh tenaga lebih.

Aku mulai meneliti satu persatu gambar, tersangka utamanya adalah Emir Yaman, kasus ini sebuah pembunuhan,  foto ke dua adalah seorang wanita Turki bernama Hatice buyukustun. Dia korban, dia dibunuh  secara tragis. isi perutnya keluar. Motifnya diduga kuat adalah Cemburu pribadi, sang tersangka tidak bisa dimintai keterangan sampai sekarang. Karena kekasihnya terbunuh itu. Dia terkena CPTSD (complex post traumatic stress distorder) sebuah kondisi dimana orang tersebut mengalami trauma yang cukup parah saat kehilangan orang yang disayanginya, trauma tersebut terjadi sejak kecil dan berulang saat dewasa, ketika kenangan tersebut terjadi otak akan menghasilkan hormon stress sehingga menimbulkan rasa sakit dan nyeri parah lalu kehilangan kesadaran.

Aku memeriksa bukti foto yang tersirat tidak ada lagi petunjuk yang bisa diandalkan, pantas saja dua puluh lawyer tidak bisa memecahkanya karena yang diwawancarai mengalami depresi yang berat sehingga membuat dia menjadi sakit mental. Kasus ini secara keseluruhan yang ku baca adalah menarik, tapi butuh waktu yang lumayan untuk dapat menyelsaikanya.

Ku hembuskan nafas panjang kemudian, ini pertama kalianya aku berurusan dengan sebuah kasus. Aku akan berdiskusi dengan Ardan di tempat magangku, semoga beliau mau memberikan pendapatnya.

**

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta di Bumi Turky   ENDING

    Author POV Azfer telah bersiap untuk pulang hari ini, dia tersenyum lembut ke Istrinya-Liana, wanita yang sedang membereskan semua barang itu terlihat sangat sibuk, beberapa kali dia mondar mandir untuk mengecek barang-barangnya. "sayang..." Azfer memangil dengan suara yang lembut sekali. Liana menoleh dalam mode pelan, matanya mengerjap beberapa kali ketika bertemu dengan manik mata suaminya. "ada apa sayang?" tanyanya, dia sedang serius dan berkonsentrasi penuh. Azfer tersenyum sekilas lalu mengeleng pelan. "kamu jangan terlalu capek" ucapnya, Liana kemudian tersenyum dan menghampiri suaminya itu. Liana tentu saja tidak memperbolehkan Azfer untuk ikut serta membereskan semua barang-barang, kesehatanya belum sepenuhnya pulih. "aku kayak De-javu ya, kayak adengannya kebalik gitu" Liana lalu tertawa berderai, Azfer ikut tersenyum lebar mendapati tawa istrinya yang renyah itu. "dulu kamu yang kayak gini di Ista

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH LIMA

    Liana POVaku tidak pernah menyangka akan melibatkan diriku pada urusan yang sangat pelik ini, ku pikir semuanya akan terkendali. nyatanya tidak satupun yang dapat ku kendalikan.Suamiku terbujur dengan peralatan medis di sekujur tubuhnya, bahkan tadi aku bergetar hebat ketika menelephone ibuku dan mama Dilara, entahlah apa yang akan mereka katakan padaku nanti, Mama bahkan menangis hebat dan langsung memesan penerbangan ke Indonesia malam ini juga, tapi jarak istanbul-Indonesia yang mencapai hampir delapan jam perjalanan udara.dokter sudah memeriksa Azfer tadi dan melakukan tindakan operasi cepat, kalau Azfer dapat melewati masa kritisnya dalam waktu kurang dari 24 jam kemungkinan dia akan sembuh lebih besar, tapi lain lagi jika ia tidak dapat melewati masa kritis, mungkin aku harus bersiap dengan kemungkinan terparah.aku menekan-nekan ponselku sebentar aku menghubungi Ismet, mukanya langsung muncul dalam layar ponselku ketika panggilanku dijawab

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH EMPAT

    Author Pov Mobil metalik hitam jenis sedan keluaran terbaru itu, memasuki area istana gubernur Jawa barat, lebih tepatnya di kota kembang Bandung. Seorang dengan pakaian formal berwarna merah berkelas menuruni mobil tersebut, lalu mobil dibelakangnya juga mengikuti, seorang berwajah sangat rupawan di ikuti seorang pria paruh baya keluar dari mobilnya. "Ibu Liana" panggil Sancar "Iya pak" wanita itu menjawab dengan santai, siapa lagi kalau bukan Liana. "Bagaimana persiapan untuk presentasinya?" "Sudah saya siapkan pak" katanya mantap, kedua laki-laki itu saling pandang dan mangut-mangut sekilas, kemudian mereka berjalan memasuki gedung besar itu di ikuti Liana dibelakang mereka. -- Pertemuan itu berjalan dengan sangat baik, bahkan tidak ada kendala yang berarti bagi pihak AHA, sumber daya manusia indonesia yang mengelola pertanian sangat besar apalagi dijawa barat, gubernur sangat senang atas inve

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH TIGA

    Author POV Lampu merah itu terjadi sangat lama dipertengahan jalan, kini mobil sudah sampai pada jalan palgura mobil mengerem mendadak, membuat Xavi hampir tersungkur kedepan. "Akhh.... " ucapan Xavi terputus setelah beberapa orang berkaos hitam mengendor pintu mereka. Ada empat orang sekarang yang mengerumuni mobil mereka. "Buka pintunya!!!" teriaknya lantang, sebuah pistol sudah ditodongkan tepat disamping kaca, memaksa ujang langsung tiarap. "Buka sebelum semua orang berkerumun Nona!!!" Teriak yang disamping Xavi, dengan cepat Ujang membuka kunci pintu mobil, dan dengan cepat orang-orang itu membuka mobil dan memaksa Xavi keluar. "Ikut kami baik baik nona" kata mereka dengan halus Xavi yang tidak mengerti bahasa

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH DUA

    Author POV Dipulau Bali, Xavi terlihat berjalan santai didekat pantai Kuta, ia sering menikmati matahari dipantai cantik itu, tidak sulit untuk menginjakkan kaki setiap hari dipantai itu, karena jarak rumah yang dibangun Liana dikuta tidak jauh dari pusat gemerlap pantai kuta. Langkah kakinya berjalan telanjang menyusuri pantai yang penuh dengan turis dari berbagai negara itu, dia senang karena tidak perlu bersapa atau ramah pada orang-orang itu karena toh orang-orang itu juga tidak mengenalnya, dia juga tidak ingin mengenalkan dirinya ke semua orang, anggap saja, dia ingin melarikan diri dari kenyataaan bahwa orang yang telah mengisi hatinya bukan orang yang pantas untuk dia temani. Lalu Xavi duduk pada pasir putih, setelah matahari terbit dari arah barat dia beranjak dari tempat duduknya, dia berniat ingin kembali ke rumah, mungki n asisten rumahnya yang di

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH SATU

    Author POV Welcome Soekarno-Hatta Akhirnya Arslan, Azfer dan Liana tiba dibandara Soekarno-Hatta, ibu Liana-Sumarni terlihat menunggu di penjemputan bandara bersama Sari, wajah mereka terlihat berbinar binar, Liana dan Azfer menggeret koper mereka, sedangkan Assisten mereka dan Arslan sedang berjalan kedepan. "Itu mereka Sari" kata Sumarni pada Sari, mata Sari langsung memandang ke arah kedatangan dan benar saja Azfer dan Liana terlihat tersenyum manis dari kejauhan, dengan cepat Sumarni menghampiri ke empatnya. "Sayang" Liana langsung memeluk ibunya begitu dekat, Azfer memeluk sari sekilas, merek bergantian berpelukan. "Ibu kangen nak" katanya disertai lelehan air mata dari sudut matanya.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status