Beranda / Romansa / Cinta di Ujung Perpisahan / Bab 102 : Sepucuk Kabar

Share

Bab 102 : Sepucuk Kabar

Penulis: Dinis Selmara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-21 23:58:52

“Masss …,” rajuk Kinara dengan nada manja. “Kamu di mana? Baru aktif, masa? Katanya suruh kabari kalau sudah sampai Jakarta. Gimana sih!”

Ia terbangun karena dering ponsel yang tiba-tiba menggema di kamar. Perasaan baru terpejam, tapi rambutnya sudah acak-acakan.

Meski kantuk melanda, dengan mata yang masih setengah terpejam—namun begitu melihat nama Aditama di layar, senyum langsung terbit di wajahnya.

“Maaf, Sayang. Mas lagi di hotel daerah Sentosa. Ingat nggak? Tempat pertama kali kita ketemu,” jawab Aditama, suaranya rendah dan terdengar sedikit lelah. Namun, ada pula nada antusias.

“Eh, malam-malam di hotel? Iya aku ingat, tapi ngapain di hotel sana?” tanya Kinara, penasaran.

Aditama menjelaskan pada sang istri bahwa ponselnya sempat mati karena kehabisan daya dan baru sempat mengisi ulang. Malam ini, katanya, dia makan malam dengan klien, bersama Darius dan Zoe.

“Hih, udah dibilang jangan dekat-dekat Zoe-Zoe itu,” gerutu Kinara, menegakkan duduknya—menyandarkan tubuhnya ke kepal
Dinis Selmara

Duuuhh ... huhu

| 4
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Babeh Leo Widuleh
ayo buat selingkuh biar cerai dgn Ara , biar tmbh byk peran utama dlm novel yg bodoh
goodnovel comment avatar
eany ajjach
aditama kurang tegas, jika tidak bilang saja tidak dan jangan kasih celah. sebagai lelaki yg sudah beristri sebaiknya jangan terlalu peduli sama wanita lain
goodnovel comment avatar
Jian Jiana
nggk update lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 102 : Sepucuk Kabar

    “Masss …,” rajuk Kinara dengan nada manja. “Kamu di mana? Baru aktif, masa? Katanya suruh kabari kalau sudah sampai Jakarta. Gimana sih!”Ia terbangun karena dering ponsel yang tiba-tiba menggema di kamar. Perasaan baru terpejam, tapi rambutnya sudah acak-acakan.Meski kantuk melanda, dengan mata yang masih setengah terpejam—namun begitu melihat nama Aditama di layar, senyum langsung terbit di wajahnya.“Maaf, Sayang. Mas lagi di hotel daerah Sentosa. Ingat nggak? Tempat pertama kali kita ketemu,” jawab Aditama, suaranya rendah dan terdengar sedikit lelah. Namun, ada pula nada antusias.“Eh, malam-malam di hotel? Iya aku ingat, tapi ngapain di hotel sana?” tanya Kinara, penasaran.Aditama menjelaskan pada sang istri bahwa ponselnya sempat mati karena kehabisan daya dan baru sempat mengisi ulang. Malam ini, katanya, dia makan malam dengan klien, bersama Darius dan Zoe.“Hih, udah dibilang jangan dekat-dekat Zoe-Zoe itu,” gerutu Kinara, menegakkan duduknya—menyandarkan tubuhnya ke kepal

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 102 : Tak Ada Kabar

    Pesawat yang ditumpangi Kinara baru saja mendarat di Bandara Soekarno-Hatta malam itu. Perjalanan dari Singapura cukup nyaman, tapi pikirannya dipenuhi bayangan Aditama sejak tadi.Segera setelah masuk ke area bandara, ia menyalakan ponselnya. Beberapa notifikasi masuk, tetapi tidak ada satu pun dari Aditama. Dengan cepat dia mengetik pesan untuk suaminya.‘Mas, aku udah landing,’ tulisnya.Kinara mengerutkan keningnya karena tak ada centang biru.‘Habis dayakah?’ gumamnya pelan.Lama Kinara menatap layar ponselnya, akhirnya dia memasukkannya ke dalam tas—melanjutkan langkahnya.Di pintu kedatangan, Nana sudah menunggunya—melambaikan tangan. Kinara tersenyum dan mempercepat langkahnya menghampiri asistennya itu.“Duh, yang habis bulan madu aura langsung keluar,” goda Nana.“Aura apa, sih? Yang ada aur-auran. Saya lelah sekali, Na,” ujar Kinara.Nana langsung meraih koper dari tangan Kinara.“Kita langsung ke hotel saja, ya, Bu. Makan malam di sana,” ujar Nana sambil berjalan ke arah p

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 100 : Dinner

    Aditama menggenggam tangan Kinara erat saat mereka melangkah keluar dari mobil menuju pintu keberangkatan bandara. Sementara sebelah tangannya menarik koper kesayangannya.Seminggu ini benar-benar luar biasa. Aditama merasa seperti diberi hadiah waktu oleh semesta. Tangki cintanya meluber-luber, bahagia luar biasa.“Mas, video call everyday ‘kan?” rajuk Kinara, berhenti sejenak sebelum masuk ke area pemeriksaan tiket.Aditama menatap wajah istrinya dalam-dalam. “Iya, Sayang. See you when I see you.”Kinara mengangguk, bibirnya tersenyum. Tapi matanya mulai berkaca-kaca.“Begitu landing kabari Mas, ya,” ujar Aditama sambil menyentuh pipi istrinya.Pelukan mereka panjang. Tidak ada tangisan, ini bukan akhir. Mereka hanya terpisah oleh jarak saja, tapi hati mereka tetap saling memiliki. Ah, rindu bahkan sudah terasa padahal mereka belum benar-benar berpisah.“I love you, Honey,” bisik Aditama.“I love you, Mas,” jawab Kinara. Ia tersenyum seraya memejamkan matanya saat menerima kecupan di

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 99 : LDM Berlanjut

    “Mas, aku extend lagi, ya?” ujar Kinara sambil memeluk erat tubuh Aditama. Mereka baru saja selesai makan malam, membersihkan diri, dan kini berbaring santai di tempat tidur.Besok, Kinara harus kembali ke Indonesia. Liburannya sudah selesai, benar-benar selesai. Aditama tidak langsung menjawab. Ia memeluk Kinara lebih erat, mengusap lembut punggung sang istri yang bersandar di dadanya.“Bagaimana kalau aku urus kepindahan kamu sekalian—”“Mas…!” pangkas Kinara cepat sambil terkekeh, menepuk pelan dada Aditama.Tawa kecil pecah di antara mereka. Sejenak kehangatan menghapus bayang perpisahan.“Mau extend … tapi Nana udah kirim jadwal kegiatan selanjutnya,” keluh Kinara manja. “Ketemu lagi kapan? Pas Mas wisuda pascasarjana nanti?” lanjutnya, jemarinya mulai berkelana di dada bidang Aditama yang terhalang oleh kaos tipis yang dikenakan sang suami.Aditama mengangkat dagu Kinara agar menatapnya. “Video call tiap hari, seperti biasa. Nanti sebelum wisuda, Mas cuti beberapa hari. Jemput ka

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 98 : Bibit Pelakor

    Aditama tersenyum sopan. “Thanks, tapi kami mau dinner berdua dulu, deh. Udah ada rencana dari tadi siang.”Zoe tampak menahan ekspresi kecewa meskipun ia masih mempertahankan senyumnya. “Di mana?” Wanita itu menoleh kekasihnya. Darius seolah memberi isyarat kalau Zoe sudah melewati batas. “Ah, sayang sekali. Tapi lain waktu, ya,” katanya sambil menoleh pada Kinara.“Sure. Have a good dinner,” jawab Aditama. Kinara mengangguk ramah tersenyum tipis.“Thank you,” sahut Darius akhirnya, menyimpan ponselnya ke dalam saku. “Next time kita makan bareng, bro.”Aditama mengangguk setuju.Pasangan suami istri itu kemudian melangkah keluar gedung, menyusuri koridor menuju area parkir. Kinara menggamit lengan suaminya, sementara Aditama meraih pinggangnya. Pandangan Zoe lurus memperhatikan keduanya.“Masuk, Sayang,” ujar Aditama seraya membukakan pintu mobil untuk Kinara. Setelah memastikan sang istri duduk nyaman, ia menyusul masuk dan duduk di belakang kemudi.“Mas,” panggil Kinara pelan.“Hm?”

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 97 : Jengah

    Kinara mengangkat pandangannya menatap wanita yang terpaku di ambang pintu. Ia mengenali nama itu, Zoe. Nama yang beberapa kali muncul di layar ponsel Aditama. Terjawab sudah, Zoe adalah nama seorang wanita.Zoe menatap Kinara dari atas hingga ke bawah, masih terpaku di tempatnya.“Zoe, kamu ngapain ke sini?” tanya Aditama cepat, bangkit dari duduknya—menoleh kea rah pintu mencari OB.“Aku ... aku ketemu OB yang mau antar makan siang untuk kamu. Jadi kupikir … seperti biasa. Aku bawa ke sini.”‘Seperti biasa?’Entah kenapa kalimat itu terdengar mengganggu di telinga Kinara. Ia tak paham persis alasannya, tapi instingnya menolak, tidak suka.Aditama menarik napas pelan, lalu berdiri dan melangkah ke wanita itu. “Oh, aku ambil ya. Ini makan siangku dan … oh, ya, Zoe.” Ia menoleh pada Kinara. “Ini istriku, Kinara.”Zoe tampak sedikit terkejut. Matanya membulat sesaat sebelum ia menoleh dan mengangguk ke arah Kinara.“Sayang,” panggil Aditama, meminta Kinara mendekat. “Ini Zoe, pacarnya Da

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status