
Cinta di Ujung Perpisahan
Menikah tanpa cinta, terpisah tanpa rasa, dan dipertemukan tanpa rencana.
Aditama Prawira, pria dingin dan ambisius, dipaksa menikah dengan Kinara Ayudia Riyani demi memenuhi titah ayahnya. Tanpa pernah bertemu sang istri, ia memilih pergi ke Singapura untuk melanjutkan studi S2-nya, meninggalkan pernikahan yang tak diinginkannya.
Sementara Kinara sedang menjalani studi S1 di Malaysia, menerima pernikahan itu demi ayahnya yang sakit keras. Namun, titik balik pernikahannya adalah kepedihan yang mendalam karena di hari yang sama ayahnya menghembuskan napas terakhir. Hal itu membuatnya tak peduli dan tidak pernah mencari tahu siapa suaminya, menganggapnya sekadar ikatan tanpa makna.
Takdir mempertemukan mereka dalam situasi tak terduga. Kebencian, ketidakpedulian, dan keegoisan perlahan berubah menjadi rasa yang tak bisa diabaikan. Namun, ketika perasaan mulai tumbuh, rahasia, intrik, dan pengkhianatan mengancam segalanya.
Dapatkah mereka menyelamatkan pernikahan yang sejak awal tidak diinginkan?
Read
Chapter: Kehancuran AditamaSeorang dokter muda menawarkan diri untuk mendonorkan darah setelah mengetahui golongan darahnya sama dengan Kinara dan berhasil.“Satria Sagara,” ucapnya sambil mengulurkan tangan kepada Aditama.Aditama langsung menggenggam tangan itu erat, suaranya bergetar menahan haru. “Terima kasih... terima kasih banyak, Dok.”Dokter Sagara hanya tersenyum hangat, berusaha menenangkan Aditama yang terlihat kalut. Kehadirannya membawa sedikit ketenangan di tengah situasi mencekam itu.Dua jam berlalu dalam kecemasan. Hingga akhirnya, pintu ruang operasi terbuka dan salah satu dokter keluar.“Operasinya berjalan lancar. Sekarang kita masuk tahap observasi pasca operasi,” ujar dokter tersebut. Dokter Sagara yang masih menemani Aditama—menoleh seraya mengangguk.“Istirahatlah,” saran Dokter Sagara.Aditama menghela napas panjang, menolak saran itu. Mana bisa dia beristirahat sementara wanitanya terbaring lemah di dalam sana.“Paling tidak, sebaiknya kamu ganti dulu bajumu. Lihatlah itu penuh noda d
Last Updated: 2025-05-04
Chapter: Awan HitamBau antiseptik memenuhi ruangan.“Tolong selamatkan istri saya, Dok,” pinta Aditama dengan suara serak kepada dokter yang akan menangani Kinara—tak sabaran.“Kami akan berusaha sebaik mungkin, Pak. Silakan menuju administrasi sementara saya lakukan pemeriksaan awal,” jawab dokter itu.Sementara perawat meminta Aditama untuk memberikan tanda pengenal Kinara, perhatian Aditama justru teralih pada sesuatu yang ia temukan di dalam tas sang istri. Ia mengeluarkan botol obat dan menyerahkannya kepada perawat.“Ini ada di dalam tas istri saya, Dok,” lirih Aditama. “Obat apa ini?”Perawat memeriksa botol obat tersebut dengan teliti, sementara Aditama mencari tanda pengenal Kinara. Hatinya terasa terkoyak saat ia melihat kartu identitas Kinara.‘Kinara Ayudia Riyani’, tertulis jelas.Aditama memejamkan matanya saat melihat kartu nama Kinara sebagai desainer muda bertuliskan ‘Ara Riyani’.Bagaimana bisa takdir seperti ini yang menghampirinya? Aditama merutuki dirinya atas semua yang terjadi pad
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: Dunia Aditama Runtuh“Silakan dilanjutkan, Pak—”“Mohon beri saya waktu untuk bicara, Pak,” potong Aditama, menghentikan ucapan Kinara sambil memohon pada petugas. Hakim dan para pihak saling bertukar pandang—berdiskusi singkat sejenak sebelum akhirnya mengangguk, mempersilakan Aditama berbicara.Tanpa membuang waktu, Aditama melangkah menuju meja Kinara. Namun, wanita itu sama sekali enggan menoleh—tatapannya lurus, dingin, dan tegas.“Kita perlu bicara,” ucap Aditama pelan tapi terdengar mantap.“Bicara saja di sini, di depan hakim,” balas Kinara tajam. Nada suaranya ketus, menyiratkan luka dan kekecewaan yang mendalam.“Saya ingin membatalkan perceraian ini, Pak,” ujar Aditama, tegas dan penuh keyakinan.“Mas…!” suara Kinara meninggi, matanya menatap Aditama dengan syok yang tidak bisa ia sembunyikan.“Saya tidak bersedia bercerai dari Kinara Ayudia Riyani,” lanjut Aditama, tetap berdiri tegak meski jelas wajahnya menyimpan gentar.Kinara menggeleng pelan, seolah tak percaya dengan ucapan lelaki itu. I
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Hari Yang Ditunggu“Saya tidak akan lama di Bandung. Mengenai perusahaan keluarga Kinara, saya tetap ingin melanjutkan partisipasi dalam putaran investasinya,” kata Aditama kepada Vano, asistennya.Kinara mempercepat proses perceraian. Aditama tidak tahu apa rencana wanita itu, tapi ia tidak keberatan. Ia setuju. Namun, Aditama bukan pria licik. Meski akan bercerai, ia tetap memilih untuk tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Ada satu hal yang terus mengganjal pikirannya, mengapa orang-orang di dalam perusahaan itu tampak tidak becus menjalankan perusahaan yang sudah punya itu dengan baik?Meski bercerai, Aditama telah menyiapkan banyak untuk Kinara. Ia memastikan wanita itu tidak akan kekurangan satu apa pun. Uang tunai, aset, semuanya sudah dibagi. Jadi dia tidak terlalu heran kenapa Kinara memilih untuk mempercepat perceraian, karena apa yang ia berikan sangat menggiurkan, begitulah pikirnya.Di tengah kekacauan hidupnya, Aditama tak tahu bahwa Rindu sedang bersemangat menyambut cucu pertamanya.
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: keputusan KinaraKinara tersenyum getir. Dimadu? Rasanya ia ingin tertawa saja. Dengan mantap, ia menegaskan bahwa mama mertuanya tak perlu khawatir akan keberadaannya—karena ia telah sepakat untuk berpisah dari Aditama. Rindu mengatakan bahwa ada seorang wanita dari masa lalu Aditama yang kembali hadir dalam hidup putranya. Sheila. Ya, Sheila adalah wanita itu. Di tengah kekacauan hubungannya dengan Aditama—baik sebagai Ara maupun sebagai Kinara—kehadiran Sheila seolah memberi warna pikir Kinara. Terlebih, mama mertuanya tampak begitu mendukung kehadiran Sheila. Terlihat jelas, ia seperti ingin Kinara segera menyingkir dari kehidupan Aditama. “Apa kamu sengaja menunda semua ini sampai putaran investasi selesai?” tanya Rindu. “Tidak, Tante. Kinara bersedia memproses perpisahan ini bahkan sebelum putaran investasi berlangsung,” jawabnya tenang. Rindu menghela napas lega, seolah mendapat angin segar. 'Sheila hamil, Tante," ujar Sheila, waktu itu. Rindu kembali teringat percakapannya dengan Sheila,
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Dua GarisKinara semakin gelisah. Sebanyak apa pun ia mencoba berpikir positif, hatinya tetap saja tak tenang. Ia menggigit bibir bawah, menatap testpack yang tergeletak di sisi wastafel. Ya, akhirnya Kinara memberanikan diri untuk melakukan tes.‘Pregnant.’Tangannya bergetar saat meraih testpack lain. Darahnya seolah berdesir melihat dua garis, meski salah satunya tampak samar. Saking penasarannya tadi ia membeli dua testpack sekaligus."Ha–hamil?" lirihnya.Ia menutup mulut, matanya membulat tak percaya. Kakinya terasa lemas, seakan tak mampu lagi menopang tubuhnya.'Bagaimana ini?' batinnya.Dalam sekejap, semua rencana yang sudah disusunnya runtuh begitu saja.***Untuk memastikan kehamilannya, Kinara membuat janji temu dengan dokter obgyn. Sepanjang konsultasi, pikirannya melayang entah ke mana. Yang ia ingat, dokter hanya mengatakan bahwa kandungannya masih sangat muda—baru terbentuk sebuah kantung janin.Ingin rasanya bertanya, 'Apakah masih bisa digugurkan?'Namun lidahnya kelu, tak san
Last Updated: 2025-04-28