Share

75. Isi Hati Ziya

“Ziya, Tegar menangis itu,” beritahu Kienan. Lelaki itu sudah tidak tahan mendengar tangisan Tegar yang tidak juga berhenti. Tanpa dia tahu kalau Ziya sebenarnya tidak mendengar tangisan itu karena semua pikirannya dipenuhi oleh sosok Bian.

Sejak mereka keluar dari kamar Bian, Kienan yang mengendongnya ke kamar, Ziya seperti orang hilang linlung. Yang wanita itu lakukan sepanjang malam hingga pagi hanya melamun saja tanpa mau melakukan apa-apa. Bahkan tidur saja hanya beberapa saat.

Tidak ada sahutan dari Ziya akhirnya Kienan berdiri menuju ranjang Tegar, mengambil anaknya yang masih saja menangis. Menoleh ke arah Ziya, istrinya itu masih saja melamun. Sekuat tenaga Kienan tidak marah bahkan dia menganggap Ziya hanya melakukan bentuk protes saja karena telah dipaksa keluar dari kamar Bian.

“Sayang, Tegar kamu gendong dulu ya. Mas mau buat susu.”

Tanpa menunggu lagi, Tegar langsung diletakkan Kienan di pangkuan Ziya. Kemudian menuju

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status