Compartir

Bab 2

Autor: Seanna
Di bar, Nayla mengajak teman-temannya untuk minum bersama. Sejak bersama Renzo, dia hampir tidak pernah datang ke tempat seperti ini lagi.

Setelah duduk di dalam ruang VIP, perlahan-lahan emosinya mulai tenang. Barulah dia menyadari bahwa perasaan belasan tahun ternyata diberikan pada orang yang salah. Dia diam-diam meneguk minuman, menelan semua kepahitan itu sendiri.

"Setelah lama nggak nongol, sekarang cuma duduk di sini minum sambil murung? Sudahlah, jangan pikirkan laki-laki berengsek itu. Pikirkan hidupmu yang lebih baik."

Beberapa teman sekolahnya yang sejak dulu melihat Nayla dan Renzo tumbuh bersama, saling bertatapan, tapi tidak ada yang menyebut nama itu lagi.

Entah siapa yang memilih sebuah lagu cinta. Begitu intro-nya terdengar, tangan Nayla langsung berhenti sejenak. Renzo pernah menyanyikan lagu itu semalaman untuknya.

Nayla suka traveling, tapi waktu itu Renzo sedang rapat dan tidak bisa menemani. Malam itu pula, terjadi gempa. Nayla terjepit di bawah bongkahan batu besar sambil menatap bulan dengan perasaan putus asa.

Renzo mengemudi 800 kilometer tanpa henti, mencari Nayla sepanjang malam, dan menggali batu dengan tangan kosong.

"Jangan tidur, Nayla! Bangun! Kita masih punya seumur hidup untuk dijalani bersama!"

"Aku nyanyiin lagu buat kamu. Kamu selalu bilang suaraku jelek, tapi biar kamu tetap sadar, ya?"

"Jangan tinggalkan aku ... kumohon."

Mendengar suara Renzo yang hampir tersedak menangis, Nayla berusaha membuka matanya. Dia merasakan setetes air hangat jatuh di pipinya. Itu pertama kalinya dia melihat Renzo menangis.

Ketika lagu itu selesai, Nayla meneguk habis minumannya. Ternyata cinta ... hanya terasa nyata pada saat seseorang benar-benar mengatakannya.

Nayla mulai mabuk, salah satu temannya mengantarnya pulang.

Begitu pintu terbuka, Renzo sudah berdiri di sana dengan wajah muram sambil menatap Nayla yang berjalan terhuyung.

"Kamu seharian nggak balas pesanku, ternyata pergi minum dengan laki-laki?" Dia langsung menarik Nayla ke dalam pelukannya, seolah sedang menegaskan kepemilikannya.

Temannya masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Nayla menggeleng. "Terima kasih ... kamu pulang dulu saja. Biar aku bicara dengan dia."

Begitu temannya keluar, Renzo langsung mencengkeram pergelangan tangan Nayla dengan tatapan muram.

"Kamu tahu aku nggak suka kamu keluar minum sama laki-laki lain. Kamu sengaja bikin aku marah karena kejadian pagi tadi, ya?"

Rasa memiliki Renzo sangat kuat. Bahkan jika ada orang hanya sekadar melirik Nayla sedikit lebih lama, dia akan marah dan mencium Nayla dengan penuh penegasan.

Akan tetapi, sekarang dia jelas sudah menyukai orang lain. Kalau begitu, apa pun yang dilakukan Nayla, apa hubungannya lagi dengannya?

Renzo tidak suka Nayla keluar rumah, tapi dia sendiri bahkan tidak tahu apakah dia masih menyukai Nayla atau tidak.

"Waktu kamu nikahin aku sama pembantu keluarga Novya untuk mempermalukanku ... kenapa waktu itu kamu nggak pikir aku suka atau nggak?" Nayla menatapnya dengan mata memerah.

Prang ....

Suara benda pecah dari arah kamar tidur memotong kata-katanya. Renzo langsung mendorong Nayla dan bergegas masuk ke kamar. Novya sedang duduk di tepi tempat tidur, jarinya berdarah.

Tatapan Nayla seketika menjadi dingin. "Kenapa dia ada di sini? Dan kenapa dia tidur di tempat tidurku?"

"Kakinya terkilir. Orang tuanya lagi pergi liburan. Aku cuma takut terjadi apa-apa sama dia."

"Kakinya hanya terkilir, bukan patah," Nayla baru saja mengucapkan itu ketika sudut matanya melihat pecahan keramik di lantai yang hancur berantakan. Emosinya langsung meledak tanpa bisa ditahan.

Dia melangkah maju, mendekati Novya selangkah demi selangkah. "Itu toples keramik yang aku buat sama nenekku waktu dia masih hidup. Satu-satunya!"

Novya mengecilkan tubuhnya dengan ketakutan. "Aku nggak bisa bergerak dengan baik ... nggak sengaja kesenggol, maaf ya. Berapa harganya? Aku ganti."

Nayla hanya ingin tertawa sinis. "Nggak sengaja"? Padahal toples itu disimpan di bagian terdalam dari lemari. Jelas Novya melakukannya dengan sengaja.

Memikirkan hal itu, api amarah di dada Nayla seketika membara. Dia mengangkat tangannya dan melayangkan tamparan keras ke pipi Novya.

"Kamu mau ganti gimana? Kamu bisa menghidupkan nenekku lagi?!"

Renzo langsung menarik Nayla menjauh. "Itu cuma barang mati. Masa lebih berharga dari orang hidup? Sejak kapan kamu jadi semena-mena begini?"

Tadi, pemandangan Nayla yang hampir jatuh dan harus dipapah orang lain menusuk hati Renzo seperti duri yang menancap dalam.

Renzo menarik Nayla masuk ke kamar mandi, menyalakan pancuran air dingin dan langsung menyiramkannya ke tubuh Nayla. "Kamu mabuk. Kamu harus sadar. Biar kamu tahu apa yang seharusnya kamu lakukan dan yang nggak."

Nayla tersentak kedinginan, terus bergerak mundur tanpa henti.

Renzo seperti sengaja tidak ingin melepaskannya, mendorong Nayla sampai terpojok ke dinding sambil menyiramnya dengan tekanan air yang kuat.

Sampai seluruh tubuh Nayla basah kuyup, barulah dia melempar pancuran itu ke samping.

"Temperamen putri manja kamu itu harus diubah. Keluarga Kamari nggak mungkin mengizinkan aku menikah dengan wanita yang sombong dan nggak tahu diri."

Pintu dibanting dengan kuat. Suaranya seperti menghancurkan harapan terakhir dalam hati Nayla.

Dalam kekosongan pikirannya, Nayla teringat satu momen. Pernah suatu kali dia marah hanya karena tidak bisa membeli sepatu yang dia inginkan.

Renzo berlutut di depannya, membiarkan Nayla menginjak celananya yang harganya belasan juta, sambil memijat lembut kakinya.

"Semua orang bilang aku punya temperamen jelek. Kamu nanti bakal bosan nggak?"

"Orang lain mungkin nggak tahan. Tapi aku tahan. Dengan begitu kamu bakal tetap bersamaku seumur hidup."

Adegan ketika Renzo mengucapkan kalimat itu masih jelas di ingatannya, seakan baru terjadi kemarin. Sekarang dengan rambut yang masih meneteskan air, Nayla hanya merasa ingin tertawa.

Renzo .... Seumur hidup yang kamu janjikan ternyata pendek sekali.
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App

Último capítulo

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 20

    Di internet mendadak muncul gelombang komentar.[ Ceritamu sudah berakhir, tapi tulisanmu masih mencintainya. ]Warganet menemukan kalau penyebar awal rumor itu adalah Novya dan semua orang mulai menyalahkannya. Orang-orang mengatakannya akan selalu kalah dari Nayla.Bahkan ada yang membocorkan bahwa pengantin wanita pada pernikahan abad milik Keluarga Simeru adalah Nayla.[ Benar-benar hidup yang luar biasa. Dikhianati oleh cinta masa kecil, lalu jatuh ke pelukan pria yang jauh lebih tinggi kedudukannya. ][ Persona putri besar kita memang sesuai dengan kenyataan. Inilah hidup seorang tokoh wanita utama! ]Di lokasi pernikahan, Nayla mengenakan gaun pengantin sambil melihat komentar di internet, lalu menggoda Rylan yang berdiri di sampingnya."Berita ini kamu yang sebarkan, 'kan?"Rylan mengenakan setelan khusus rancangan desainer, tampan sekali. Meskipun ketahuan, dia tidak marah, hanya merapikan ujung lengan bajunya."Untuk apa nge-ship pasangan yang sudah kedaluwarsa? Istriku sudah

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 19

    Nayla menarik-narik dasi Rylan. "Waktu itu kamu bilang aku adalah tuanmu, itu benar nggak?"Rylan masih ada rasa takut di hatinya. Dia takut kalau dia muncul terlambat sedetik saja, Renzo akan nekat mati bersama Nayla. Dia tidak bisa bereaksi untuk sesaat. "Apa?"Nayla tersenyum sambil menariknya masuk, lalu mencium bibirnya ....Sejak kejadian itu, barulah hati Rylan perlahan tenang. Dia mulai mengikuti Nayla fokus mempersiapkan pernikahan."Gaun pengantin harus dibuat khusus dengan renda buatan tangan. Jenis bunga, dekorasi lokasi, semuanya harus dibawa ke aku untuk kuperiksa. Terus, aku suka pernikahan outdoor. Pantau cuaca untuk seminggu ke depan."Melihat Nayla kembali menjadi dirinya yang dulu, berwibawa dan dominan, Rylan merasa sedikit lega dan mengiakan semuanya. "Semua persiapan dilakukan sesuai permintaan Nyonya."Nayla berbaring di paha Rylan, menatapnya lekat-lekat."Rylan, capek ya .... Menikah itu capek. Aku nggak mau nikah lagi."Rylan langsung panik. "Undangan sudah ku

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 18

    Saat itu, adegan ketika mereka memutuskan nama perusahaan masih teringat jelas."NayDream gimana? Kamu adalah mimpiku. Aku membangun sebuah mimpi indah untukmu."Dengan tangan bergetar, Renzo menandatangani namanya di atas.Nayla menatap kontrak itu dengan tatapan dingin. "Hubungan kita sejak awal memang hanya mimpi kosong yang tak nyata. Hanya aku yang menganggapnya sungguh-sungguh, bahkan menjadikannya seluruh duniaku.""Sayangnya, aku sudah berhenti bermimpi."'Aku adalah Nayla, hanya diriku sendiri.'Membawa kontrak itu, Nayla mengumumkan kebangkrutan dan penutupan NayDream. Sama seperti perasaan yang telah hancur, yang tidak akan pernah pulih lagi.Pada hari sembahyang leluhur, Nayla membawa seikat bunga dan datang ke makam ibunya. Dia mengusap lembut foto ibunya, lalu duduk di sampingnya dan bersandar pelan, seperti dulu saat dia bersandar dalam pelukan sang ibu."Ibu, Ayah meninggal di sanatorium. Tapi tenang saja, aku menguburkannya jauh sekali. Dia nggak akan mengganggumu. Kam

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 17

    Renzo yang tergeletak di bar tiba-tiba ditarik oleh sahabatnya. "Kamu mau minum di sini sampai kapan? Kalau ada perempuan yang nggak mau sama kamu, ya sudah. Masa kamu juga mau berhenti hidup?"Renzo tertawa pahit. Matanya merah. "Ya, aku bahkan ingin mati. Aku merasa tanpa dia, hidupku lebih buruk dari mati."Sahabatnya menghantamkan satu pukulan yang membuat Renzo jatuh di sofa. "Kamu sekarang bilang hidupmu lebih buruk dari mati, tapi waktu kamu terlibat dengan Novya, apa aku dulu nggak menasihatimu?""Sekarang kamu pura-pura jadi orang yang paling setia untuk apa? NayDream sudah benar-benar hancur. Kamu tahu nggak, dia bahkan sudah mulai menyerang Keluarga Kamari."Renzo sangat mengetahui gerakan Nayla. Dia paham Nayla sedang membalas dendam padanya, tetapi dia tidak ingin melakukan apa pun.Jika Nayla melakukan semua itu karena benci, karena ingin membalas dirinya, bukankah itu berarti dia masih peduli dan dirinya masih bisa memengaruhi emosi Nayla?"Sebaiknya kamu segera pergi me

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 16

    Nayla baru bangun tidur dan turun, lalu melihat seluruh lantai satu sudah dipenuhi hadiah. Rylan baru selesai menandatangani berkas. Dia tersenyum dan melambaikan tangan pada Nayla."Kenapa nggak tidur lebih lama? Aku tadinya mau kasih kamu kejutan."Nayla melihat seluruh ruangan penuh kotak hadiah dan merasa sedikit bingung. "Mas kawinnya sudah banyak. Ini apa lagi?"Rylan menyerahkan sebuah dokumen. "Itu semua cuma mainan kecil. Lihat yang ini."Nayla melihat proposal perusahaan itu dan membalik beberapa halaman. Rencana itu sepenuhnya ditujukan untuk menandingi NayDream milik Renzo, bahkan skala dan pasarnya lebih besar."Kalau kamu ingin merebut semuanya, kamu tetap harus punya sedikit pion di tangan. Sudah berkali-kali aku bilang, kamu boleh mengajukan permintaan apa pun."Nayla menggenggam proposal itu erat-erat. "Rylan, aku nggak pernah bertanya kenapa kamu begitu baik padaku. Ini sudah jauh melampaui batas seorang rekan kerja."Rylan menatap wajah cerah Nayla yang begitu cantik

  • Cinta yang Dulu Begitu Indah   Bab 15

    Renzo merasa hatinya seolah-olah akan terbelah menjadi dua dan terus-menerus ditarik. Sakitnya tak tertahankan.Kenapa bisa menjadi seperti ini? Dia memegangi dadanya, bernapas berat. Namun, tak peduli bagaimana pun, rasa sakit dari dadanya tak juga mereda. Tenggorokannya terasa manis dan amis.Saat berikutnya, Renzo menyemburkan seteguk darah segar. Dia terbaring tak berdaya di lantai, menatap langit-langit."Renzo, aku milikmu.""Renzo, kalau kamu nggak menikahiku, aku akan menikah dengan orang lain.""Renzo, aku nggak mencintaimu lagi."Ekspresi dingin Nayla terus terulang di dalam kepalanya. Dia mencengkeram rambutnya dan berguling di lantai karena rasa sakit. Sejak hari itu, Renzo seperti jatuh sakit.Begitu dia berbaring di kasur, wajah dingin Nayla akan terus muncul di pikirannya, membuatnya tidak bisa tidur.Renzo hanya bisa setiap hari tenggelam di bar. Hanya dengan membuat dirinya mabuk, dia bisa sedikit bermimpi tentang hari-hari yang telah berlalu. Nayla pun masih akan ters

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status