Agar anakku, Edy Sudrian bisa masuk sekolah internasional yang terunggul, aku sudah mempersiapkan semua berkas selama setahun. Di hari terakhir pengecekan berkas masuk sekolah, semua berkas sudah disiapkan kecuali akta nikahku bersama suamiku, Eric Sudrian. Namun, begitu tiba di ruang pendaftaran, Eric justru menuduhku karena bertindak sepihak. Saat aku hendak membela diri, staf sekolah berkata dengan wajah aneh, "Nyonya Anida Kusuma, sistem mencatat bahwa pasangan sah Tuan Eric bukan Anda." Dalam seketika, aku langsung terdiam. Darah dalam tubuhku seakan membeku. Sebelum aku sadar kembali, Viona Hakana yang berdiri diam di belakang Eric langsung menyerahkan akta nikahnya. Usai memeriksa, staf sekolah pun mengangguk sambil berbicara, "Pak Eric dan Bu Viona telah menikah di bulan Juni empat tahun lalu, sehingga bisa diproses sekarang." Di bulan Juni empat tahun yang lalu. Hari itu adalah hari pertunanganku bersama Eric. Eric menggenggam tanganku di depan para tamu, kemudian bersumpah bahwa aku adalah satu-satunya cinta sejatinya. Namun, kalimat itu ternyata menipuku selama tujuh tahun.
Lihat lebih banyakPada saat ini, Eric tiba-tiba merangkak ke arahku dan bersujud padaku tanpa henti. Bam! Bam! Bam!Tak lama kemudian, lantai sudah dipenuhi dengan noda darah."Anida! Anida, aku sudah salah! Aku benar-benar sudah tahu salah! Tolong maafkan aku, mohon beri aku satu kesempatan lagi!" Eric menangis tersedu-sedu dan memegang pergelangan kakiku dengan erat. "Ini semua salah Viona! Wanita pelacur itu yang menggodaku! Dia bilang setiap pria seharusnya punya ambisi! Anida, aku seketika kehilangan diri! Kamu adalah orang yang aku cintai, hanya kamu yang ada di hatiku!" Eric mengakui kesalahannya, seolah-olah ingin memperlihatkan isi hatinya padaku.Mendengar kata-kata itu, Viona yang berada di sebelahnya tiba-tiba mendongak.Viona melihat pria yang baru saja mengungkapkan cinta padanya dengan tatapan tidak percaya. Kini, pria itu malah melemparkan semua kesalahan padanya.Viona sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar, tapi dia sudah tidak punya tenaga untuk membantah.Sekarang melihat p
Wajah Eric Sudrian seketika memucat.Sementara itu, Viona sepenuhnya menjadi gila. Dia bergumam, "Tidak mungkin… ini sama sekali tidak mungkin! CEO Grup Tianta jelas seorang pria berusia lima puluhan! Aku pernah melihatnya!"Aku tersenyum acuh tak acuh sambil berkata, "Pria tua yang kamu lihat itu Paman Sandra, bukan? Dia bawahan yang sangat dipercayai ayahku. Dia hanya menggantikanku untuk tampil di depan umum. Bagaimanapun, sebelumnya aku masih sangat polos dan hanya ingin hidup sederhana."Pada saat ini, ponsel Eric berdering tanpa henti.Di ujung telepon, terdengar suara sekretarisnya yang panik dan menangis."Tuan Eric! Gawat! Semua mitra bisnis kita, termasuk Grup Kusuma mendadak membatalkan kerja sama sepihak!""Ketua direksi sedang rapat darurat, semua pemegang saham menyarankan agar Anda dicopot dari jabatan sebagai presdir!"Setelah ragu-ragu sejenak, sekretaris itu berteriak, "Harga saham kita… menurun drastis! Hanya dalam waktu sepuluh menit!"Ponsel langsung jatuh dari tan
Rafiq memperlihatkan ekspresi muram. Setelah melirik Eric dan Viona dengan tatapan ganas, dia segera menarik pandangannya.Di bawah kawalan para pengawal, Rafiq menembus kerumunan dan bergegas menghampiriku.Setelah itu, semua orang membelalakkan mata mereka. Sosok penguasa bisnis yang pernah menggetarkan dunia itu berjalan ke depanku dan membungkukkan badannya padaku. Dia berkata dengan suara gemetar dan takut, "Bu Anida!" "Maaf! Saya tidak bisa mendidik anak dengan baik, sehingga membuat Anda menderita penghinaan seperti ini!""Mohon Anda tenang dulu! Mohon Anda tenang dulu!"Semua orang langsung tercengang.Wajah Eric seketika memucat. Melihat adegan di depannya dengan tidak percaya, Eric langsung berkata, "Papa! Kamu sudah gila?! Apa kamu sudah pikun?"Pikiran Eric menjadi kosong. Dia berteriak seperti orang kehilangan akal, kemudian bergegas ke depan untuk memapah Rafiq. "Kenapa kamu berlutut padanya?! Dia bukanlah apa-apa!”"Sebutan apa yang kamu panggil untuknya? Bu Anida?
Setelah aku melontarkan kata-kata itu, wajah Pak Gino sudah memucat.Pak Gino sadar bahwa dirinya telah menyinggung penguasa tertinggi sekolah ini. Jabatannya sebagai kepala sekolah seharusnya akan segera dicopot. Setelah sadar kembali dari keterkejutan, Viona langsung berteriak, "Tidak mungkin! Kamu bicara omong kosong! Kamu hanya seorang ibu rumah tangga, mana mungkin bisa jadi CEO sekolah unggulan ini? Eric, dia sedang berbohong, 'kan?!"Viona melihat Eric dengan tatapan seakan-akan menunggu jawaban yang bisa menenangkannya. Eric menatapku dengan tatapan penuh kaget, tapi dia segera tersenyum sinis. "Anida, tadi kepalamu terbentur di pintu hingga menjadi bodoh, ya? Bisa-bisanya tidak punya uang tetapi suka pamer. Hanya melihat inisial yang sama, kamu langsung berpura-pura bahwa sekolah ini milikmu? Kalau begitu, aku juga bisa bilang diriku orang terkaya di Kota Coasla!" Mendengar kata-kata Eric, Viona langsung menjadi sombong lagi. "Bagus sekali, ternyata kamu juga pelacur yang
Setelah menutup telepon, Pak Gino bahkan tidak bisa berdiri dengan stabil. Saat menoleh ke arahku, tatapan meremahkan di matanya sudah menghilang. Akan tetapi, wajahnya penuh kehormatan dan ketakutan. "Pak Gino, kenapa kamu masih bengong di sana? Cepat uruskan! Waktuku sangat berharga, setiap menit bisa bernilai miliaran." Melihat Pak Gino tidak bergerak, Eric memerintahnya dengan nada penuh ketidaksabaran.Pak Gino tiba-tiba berdiri tanpa menjawab Eric, gerakannya terlalu terburu-buru sampai kursinya terjungkal ke lantai.Setelah berjalan mengitari meja kerjanya, Pak Gino langsung bergegas menghampiriku.Kemudian, Pak Gino melakukan sesuatu yang mengejutkan semua orang.Pak Gino membungkukkan badannya padaku. "Bu CEO…! Kenapa… Anda datang sendiri ke sini?! Saya… benar-benar tidak tahu diri, mohon maafkan kelalaian saya!”Begitu kata-kata itu terucap, suasana di ruangan langsung menjadi sunyi.Senyuman di wajah Eric pun seketika menjadi kaku.Viona bahkan tidak berani percaya hing
Aku tersenyum sambil berkata, "Eric, kalau aku orang rendahan, itu berarti kamu hanya pantas jadi pelayan orang rendahan!""Aku menantu yang dipilih ayahmu sendiri. Kamu yakin ingin memperlakukanku seperti ini?!"Kepanikan seketika terlintas di wajah Eric, tetapi dia segera menenangkan dirinya dan kemudian tersenyum dengan penuh ejekan. "Memangnya kenapa kalau ayahku yang memilihmu? Jangan bertindak seperti katak naik junjung. Apa kamu pikir aku menikahimu karena cinta?"Mendengar bantahan Eric, Viona menjadi semakin sombong."Anida, jangan salahkan Eric, tapi salahkan dirimu yang terlalu polos.""Dengan latar belakangmu yang biasa-biasa saja, mana mungkin kamu cocok bersama Eric? Aku bisa memberinya seluruh sumber daya dari Grup Hakana dan membantunya naik pangkat lebih tinggi. Tapi, apa yang bisa kamu berikan? Cintamu, 'kah? Itu sama sekali tidak ada nilainya!"Aku sangat marah hingga seluruh tubuh gemetar, darah sudah mengalir ke kepalaku. Aku mengangkat tangan dan hendak menampar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen