Início / Romansa / Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen / 44 - Ternyata Kamu Manis Juga

Compartilhar

44 - Ternyata Kamu Manis Juga

Autor: Paus
last update Última atualização: 2025-12-11 21:45:14

“Kenapa kamu tidak akur dengan Pak Damian? Bukankah kalian saudara?”

Devon diam cukup lama. Fokusnya tidak pecah sedikit pun dengan jalanan di depannya.

“Kepribadian kita berbeda. Mungkin kamu tahu. Damian itu orang yang serius dan punya tujuan untuk masa depannya, sementara aku sebaliknya.”

Ivy merasa itu masuk akal. Damian memang sangat serius, sedangkan Devon … sangat tengil, seolah semua hal adalah candaan baginya.

Mobil terus melaju. Bangunan besar yang sudah Ivy hafal terlihat di depan sana.

“Sebaiknya turunkan aku di depan apartemen saja,” kata Ivy.

“Kenapa?”

Untuk sesaat, Ivy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa tidak nyaman mengatakan hal itu, tapi lebih baik jujur di awal daripada membuat Devon terus mendatanginya tanpa alasan jelas.

“Sebenarnya, setelah kedatanganmu ke kampus waktu itu, Pak Damian memberi pesan kepadaku untuk tidak dekat-dekat denganmu.”

Hening untuk sejenak, sampai akhirnya suara tawa Devon memenuhi mobil. Pria itu sampai memukul-mukul setir mobil
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   46 - Jauh Lebih Cantik di Bawahku

    “Aneh bagaimana maksudmu? Itu ‘kan cuma jus biasa.”Devon menggeser posisinya lebih dekat dengan Ivy. Tangannya dengan lembut menyibak rambut Ivy yang menutupi lehernya. Bibirnya menyeringai melihat leher jenjang itu. Putih bersih.Ivy sedikit menegang. Sentuhan Devon terasa seperti sengatan, kulit lehernya terasa begitu sensitif!Menyadari hal yang tak normal, Ivy segera bangun dari posisi duduknya.“Sepertinya aku harus pulang.”Tapi, tangan Ivy disambar dan tubuhnya limbung kemudian jatuh di atas pangkuan Devon."Ada apa? Kenapa buru-buru begitu?"“Devon, aku benar-benar tak nyaman, aku mau pulang …”“Apa yang salah? Katakan padaku,” tanya Devon.Kepalanya pusing, tiba-tiba rasa panas itu bukan hanya ada di leher, tapi menjalar ke seluruh tubuhnya.Saat itulah Ivy sadar bahwa dirinya bukan pertama kali merasakan perasaan aneh tersebut.Minuman yang tadi diteguk olehnya itu, tampaknya mengandung hal yang sama seperti alkohol saat Ivy hampir dilecehkan pelanggan Samson.Bukankah itu

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   45 - Ada Sesuatu di Minumannya

    “Menggodamu itu memang sangat mudah. Apa kamu tidak tahu wajahmu sangat memerah sekarang?” Devon terkekeh pelan.Buru-buru Ivy membuka pintu mobil dan langsung meloloskan tubuhnya keluar.Pria itu pasti gila. Bisa-bisanya menggodanya seperti itu.Ivy langsung berlari tanpa menoleh lagi. Memegangi dadanya seolah jantungnya akan meleleh dan keluar dari dada.Rupanya bukan hanya Devon yang gila, tapi dirinya juga. Bagaimana bisa ia salah tingkah hanya karena ucapan Devon? Manis, katanya?Ivy menepuki pipinya yang terasa panas.Clara memanggilnya dari kejauhan ketika Ivy memijak area taman kampus. Gadis itu melambai dan berlari sangat cepat, membuat Ivy balas melambai dan tersenyum kepada temannya itu. Sedangkan Clara langsung menarik tangan Ivy. “Aku sudah sejak tadi menunggumu karena ada hal sangat penting yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Soal apa?”“Soal kamu tentu saja. Tidak kusangka aku memiliki teman yang selalu saja menjadi bahan gosipan utama di kampus.”Ivy sama sekali tida

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   44 - Ternyata Kamu Manis Juga

    “Kenapa kamu tidak akur dengan Pak Damian? Bukankah kalian saudara?”Devon diam cukup lama. Fokusnya tidak pecah sedikit pun dengan jalanan di depannya.“Kepribadian kita berbeda. Mungkin kamu tahu. Damian itu orang yang serius dan punya tujuan untuk masa depannya, sementara aku sebaliknya.”Ivy merasa itu masuk akal. Damian memang sangat serius, sedangkan Devon … sangat tengil, seolah semua hal adalah candaan baginya.Mobil terus melaju. Bangunan besar yang sudah Ivy hafal terlihat di depan sana.“Sebaiknya turunkan aku di depan apartemen saja,” kata Ivy.“Kenapa?”Untuk sesaat, Ivy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa tidak nyaman mengatakan hal itu, tapi lebih baik jujur di awal daripada membuat Devon terus mendatanginya tanpa alasan jelas.“Sebenarnya, setelah kedatanganmu ke kampus waktu itu, Pak Damian memberi pesan kepadaku untuk tidak dekat-dekat denganmu.”Hening untuk sejenak, sampai akhirnya suara tawa Devon memenuhi mobil. Pria itu sampai memukul-mukul setir mobil

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   43 - Jemputan Pribadi

    Ivy memandangi Damian yang duduk di seberang meja. Pria itu sibuk dengan laptop menyala sejak tadi.Ragu-ragu Ivy berdeham pelan, tapi Damian tidak juga terganggu dengan hal itu. Mau tak mau Ivy akhirnya angkat suara.“Pak, saya sudah selesai mengoreksi semua tugas yang Bapak minta.”Berhasil, tatapan Damian beralih pada Ivy. Pria itu menganggukkan kepalanya pelan.“Oke, terima kasih. Kamu bisa pulang sekarang.”Ivy balas mengangguk dan langsung berdiri. Memasang tasnya di bahu kemudian mendorong kursinya agak ke belakang agar bisa keluar dari area meja.“Kalau begitu saya permisi.”Ivy baru ingin berbalik saat Damian justru berdiri dari posisi duduknya.“Tunggu.”Tidak diduga-duga, ternyata Damian mengeluarkan dompet dari saku celananya. Pria itu menarik selembar uang, dijepit di antara jari telunjuk dan jari tengahnya, disodorkan ke Ivy.“Untuk ongkos,” katanya.Ivy mengerjap sambil menatap uang itu. Kepalanya menggeleng cepat. “Tidak. Ini bukan pertama kalinya Bapak memberi saya on

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   42 - Sampai Bertemu Lagi

    Devon memicingkan matanya. Sengaja menekankan kata ‘lainnya’.Tubuhnya mendadak maju mendekati Ivy. Membuat Ivy mundur sampai kepalanya terantuk kaca jendela.Mata Devon yang seperti elang itu menatap lamat-lamat Ivy yang kikuk dan gugup. Laki-laki ini … apa bermaksud menginspeksinya?Tapi, dilihat-lihat, paras Devon memiliki kemiripan dengan Damian. Sama-sama tampan. Menyadarinya membuat Ivy menelan ludah gugup. Seperti melihat Damian dalam versi yang sedikit lebih muda.“A-apa yang kamu lakukan?” Ivy mencoba mendorong Devon dengan menekan tangannya pada bahunya.“Hmm, aku penasaran,” ucap Devon, jarak mereka yang hanya sejengkal membuat napasnya menerpa wajah Ivy. “Bagaimana ya kalau satu kampus tahu bahwa kamu tinggal satu rumah dengan dosenmu sendiri?”Napas Ivy tercekat.Tiba-tiba menyesal menerima tawaran Devon untuk pergi ke kampus bersama. Apa pria itu hanya mengerjainya saja?“Kamu tahu? Untuk orang sepertiku, bukan hal yang sulit untuk menggaet satu saja wanita yang kuliah d

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   41 - Pria Nakal

    Ivy panik. Tatapannya menoleh ke sana ke mari seperti sedang mencari jalan keluar. Bagaimana caranya dirinya lari dari Devon?Ingatan Ivy terlempar ke kilas balik saat pria itu muncul di kampus. Damian mengatakan kepadanya bahwa dirinya tidak boleh berdekatan dengan Devon.Katanya ... pria itu nakal.“Maaf, aku harus pergi.” Ivy menundukkan kepalanya sambil mencengkeram tali tas. Menjadikannya kekuatan untuk mengambil langkah maju.“Kenapa buru-buru begitu? Kamu belum menjawab pertanyaanku.” Devon dengan cepat menghadang langkah Ivy lagi. “Kenapa kamu ada di sini? Bukankah kamu mahasiswa kakakku?”“I-itu ... saya....” Ivy merapatkan mulut. Sekarang dirinya harus menjelaskan apa saat Devon melihatnya keluar tepat dari kamar Damian?Devon bergumam sambil memerhatikan Ivy, sebelum tersenyum lebar.“Ohhh … ternyata begitu!” serunya, suara tawa terdengar di sepanjang lorong kosong itu. Nyaring sekali.“Heh! Kalau tahu kamu adalah pacar Kak Damian, aku tidak akan memperlakukanmu dengan buru

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status