Home / Romansa / Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen / 8 - Apa Kamu Bekerja Melayani Pria?

Share

8 - Apa Kamu Bekerja Melayani Pria?

Author: Paus
last update Last Updated: 2025-11-22 19:55:05

Tubuh Ivy seketika jatuh terjungkal ke belakang. Mengaduh pelan, Ivy mendongak melihat siapa yang dia tabrak.

“Ivy?”

“Pak Damian?”

Pria itu menatapnya dengan kening berkerut. Dia tampaknya baru saja hendak kembali lagi ke apartemennya. Artinya, semalam dia bermalam di luar. Ivy menyimpulkan jika Damian memang sengaja membiarkannya tidur di apartemennya.

“Mau ke mana? Buru-buru sekali.”

“S-saya harus pulang!” jawab Ivy tergesa, beranjak berdiri dan melangkah melewati Damian, tapi tiba-tiba tangannya ditarik.

“Kamu sudah baik-baik saja?” Suaranya terdengar menyelidik. “Mau ke mana pagi-pagi begini? Kamu baru bangun tidur.”

Ivy kaget, dari mana Damian tahu jika dia baru bangun tidur? Ivy mengikuti tatapan Damian yang turun ke badannya. Ya, Ivy masih mengenakan baju kebesaran milik Damian yang kini tampak kusut.

Tapi, Ivy tak punya waktu memikirkan penampilan. Ayahnya berada dalam bahaya!

“Saya benar-benar minta maaf atas apa yang saya lakukan semalam, tapi saya harus pulang, Pak!” Ivy be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   50 - Ingatan Paling Manis

    Malam tadi adalah malam paling gila yang pernah Ivy alami dalam hidupnya. Tidak pernah terbersit sedikit pun dalam benaknya bahwa dirinya akan melakukan hal ‘itu’ dengan dosennya sendiri.Hanya membayangkannya saja membuat Ivy berulang kali merutuki dirinya. Ciuman Damian, usapan lembut pria itu, jemarinya yang berada di dalam tubuhnya. Ivy refleks menundukkan kepala sambil memegangi bagian di bawah perutnya.Ivy mendongak lantas memandang Damian yang berjalan dari arah dapur ke meja makan. Membawa dua piring berisi lauk sarapan hari itu.Astaga, bagaimana pria itu terlihat begitu tenangnya saat dirinya hampir gila?Seperti tidak ada sesuatu yang terjadi. Itulah ekspresi Damian.“Kenapa diam saja? Kamu bisa memulai sarapannya.” Suara itu pun memecah keheningan dari arah seberang.Ivy berdeham sambil mengangkat tangannya ke atas meja. Berusaha merapatkan pahanya.Mereka mengambil porsi masing-masing untuk mengisi piring mereka.Ivy berkata, “Saya sudah mengganti sprei di kamar Bapak. S

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   49 - Erangan di Kamar Mandi (18+)

    Napas Ivy yang awalnya naik turun dan begitu terburu-buru berangsur-angsur mulai tenang bersamaan dengan tubuhnya yang terlihat lemas.Damian menggeser posisi, menarik tangannya menjauh dari bagian bawah tubuh Ivy kemudian membawa tubuhnya berdiri.Gadis itu meringkuk di atas kasur. Matanya mulai terpejam kelelahan. Sementara Damian berdiri dengan pandangan lurus melihat telapak tangannya sendiri. Basah.Jakun Damian bergerak menelan ludah, dan dia mengalihkan matanya dari bagian bawah Ivy yang masih terbuka, masih basah, masih terekspos begitu sempurna di sana.Satu tangannya bergerak menaikkan selimut untuk menutupi pemandangan itu. Ivy yang sudah mulai hilang kesadaran menatapnya sambil meraih satu tangan Damian.“Saya harus pindah,” kata Ivy dengan suara sangat pelan, mengantuk.“Kamu bisa tidur di sini.” Damian menjawabnya singkat dan suara itu pun tidak terdengar lagi.Buru-buru Damian mengalihkan pandangannya dari wajah Ivy yang masih berkeringat.Damian melangkah, menghentakka

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   48 - Dua Jarimu Di Dalamku (18+)

    Damian menggelengkan kepalanya pelan. Berusaha melepaskan tangan Ivy yang memerangkap lehernya.“Saya tidak bisa.” Damian menolaknya halus, tapi Ivy tidak mau juga melepaskan cengkeraman pada lehernya.“Pak ... tolong,” pinta Ivy sekali lagi.“Tidak, Ivy. Kita sudah sepakat untuk tidak melewati batas itu.”Lalu Damian semakin menjauh. Tidak tergapai oleh Ivy. Hal itu membuat Ivy kecewa sambil mencakar-cakar bagian lehernya yang terasa begitu panas.Masing-masing pahanya terus menggesek satu sama lain. Ivy menggigit jemarinya dengan tubuh mengejang, meringkuk, berputar ke sana ke mari dengan tangan yang tidak mau diam.Di tengah keputusasaan itu, Ivy bangun dengan sisa-sisa kekuatannya. “Saya tidak bisa melakukannya di sini. Ranjang bapak akan kotor.”Ivy turun dari ranjang, bermaksud ingin pergi ke kamar mandi, tapi tubuhnya langsung jatuh terduduk di lantai.Damian mengepalkan tangannya kuat-kuat melihat hal itu. Dibantunya Ivy sampai bisa kembali duduk di ranjang.“Saya bilang saya

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   47 - Tolong Bantu Saya, Pak!

    Dalam kesadaran yang hampir hilang, samar-samar Ivy melihat wajah familier di tengah keramaian.“Pak Damian?”Damian bergerak. Langkah pasti yang membawa tubuhnya mendekati Ivy dan adiknya. Wajahnya tanpa ekspresi, tatapannya menusuk, seakan membekukan sekelilingnya.Ketika sampai di sofa yang menjadi tempat berpijak dua orang yang sedang bercumbu itu, Damian langsung menarik bagian baju adiknya dari belakang.“Aku tahu bajingan sepertimu tidak akan berubah.”Tubuh itu ditarik kasar oleh Damian. Dipaksa dilepaskan dari Ivy yang lemas dan bergetar di atas sofa.Damian langsung mendorong tubuh Devon ke lantai. Lengan Devon menyapu bagian atas meja. Membuat gelas ikut berhamburan bersamanya.Suara pecahan kaca menarik perhatian semua orang. Tapi bukannya takut, apalagi merasa bersalah, Devon malah menatap Damian dingin.“Aku hampir saja mencicipinya. Kenapa tiba-tiba muncul dan mengganggu kesenanganku seperti ini?” tanyanya tidak berdosa.Satu tangan Damian terayun begitu saja dan langsu

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   46 - Jauh Lebih Cantik di Bawahku

    “Aneh bagaimana maksudmu? Itu ‘kan cuma jus biasa.”Devon menggeser posisinya lebih dekat dengan Ivy. Tangannya dengan lembut menyibak rambut Ivy yang menutupi lehernya. Bibirnya menyeringai melihat leher jenjang itu. Putih bersih.Ivy sedikit menegang. Sentuhan Devon terasa seperti sengatan, kulit lehernya terasa begitu sensitif!Menyadari hal yang tak normal, Ivy segera bangun dari posisi duduknya.“Sepertinya aku harus pulang.”Tapi, tangan Ivy disambar dan tubuhnya limbung kemudian jatuh di atas pangkuan Devon."Ada apa? Kenapa buru-buru begitu?"“Devon, aku benar-benar tak nyaman, aku mau pulang …”“Apa yang salah? Katakan padaku,” tanya Devon.Kepalanya pusing, tiba-tiba rasa panas itu bukan hanya ada di leher, tapi menjalar ke seluruh tubuhnya.Saat itulah Ivy sadar bahwa dirinya bukan pertama kali merasakan perasaan aneh tersebut.Minuman yang tadi diteguk olehnya itu, tampaknya mengandung hal yang sama seperti alkohol saat Ivy hampir dilecehkan pelanggan Samson.Bukankah itu

  • Cintai Aku Sepanjang Malam, Pak Dosen   45 - Ada Sesuatu di Minumannya

    “Menggodamu itu memang sangat mudah. Apa kamu tidak tahu wajahmu sangat memerah sekarang?” Devon terkekeh pelan.Buru-buru Ivy membuka pintu mobil dan langsung meloloskan tubuhnya keluar.Pria itu pasti gila. Bisa-bisanya menggodanya seperti itu.Ivy langsung berlari tanpa menoleh lagi. Memegangi dadanya seolah jantungnya akan meleleh dan keluar dari dada.Rupanya bukan hanya Devon yang gila, tapi dirinya juga. Bagaimana bisa ia salah tingkah hanya karena ucapan Devon? Manis, katanya?Ivy menepuki pipinya yang terasa panas.Clara memanggilnya dari kejauhan ketika Ivy memijak area taman kampus. Gadis itu melambai dan berlari sangat cepat, membuat Ivy balas melambai dan tersenyum kepada temannya itu. Sedangkan Clara langsung menarik tangan Ivy. “Aku sudah sejak tadi menunggumu karena ada hal sangat penting yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Soal apa?”“Soal kamu tentu saja. Tidak kusangka aku memiliki teman yang selalu saja menjadi bahan gosipan utama di kampus.”Ivy sama sekali tida

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status