Talks 2
Asistennya bekerja dengan baik, pria itu bekerja dengan cekatan juga memuaskan. Sebentar lagi waktunya makan siang dan Max sedang dalam perjalanan menuju tempat pertemuan mereka seperti yang Anggun beritahukan melalui pesan singkat pagi tadi.Pria itu memakai pakaian semi-formal, kemeja putih dan celana jeans putih.
Setelah dua puluh menit perjalanan, akhirnya Max sampai di sebuah restoran mewah yang sudah di reservasi oleh orangtuan Gwen. Max menyuruh semua anak buahnya untuk tidak mengikutinya masuk kedalam ruang VVIP yang masih kosong, ia sengaja datang lebih awal agar terlihat lebih sopan sebagai yang lebih muda.
Max memainkan ponselnya seraya menunggu kedatangan Hans dan Anggun, pria itu sedang bertukar pesan dengan Gwen yang saat ini baru saja sampai di kantor. Menyadari pintu terbuka dan kedatangan seseorang, Max pun meletakkan ponselnya dan berdiri seakan menyambut kedatangan Anggun dan Hans. Kedua pria beda usia itu langsung berjabatan tang
Gift 2Gwen membuka matanya sedikit saat alarmnya berbunyi, ia tertidur saat sedang berbalas pesan dengan Max yang katanya kedatangannya ditunda karena sesuatu. Mengingat itu Gwen jadi kesal, ia berdecak pelan dan segara mematikan alarmnya. Saat melihat nakasnya, ternyata sudah ada sebuah mug mungil berisi teh dan sepotong cake.Seketika senyum Gwen muncul melihat bagian dalam mug yang tidak terkena air teh berisi kalimat ‘Good morning Beautiful’ itu menghangatkan perasaannya, pasti Max yang menyiapkan ini untuknya. Tanpa sikat gigi atau apapun, Gwen segera memakan kuenya. Hingga tinggal sedikit lagi, Gwen mematung melihat ukiran dipiring kue yang ia makan.Hal tidak terduga untuknya yang saat itu segera meminum tehnya agar ia tidak tersedak, tapi Gwen bahkan hampir menyemburkan teh yang diminumnya saat menemukan tulisan serupa didalam mug.Jantungnya berdebar, ia turun dari kasurnya dan terkejut juga saat melihat ada kain hitam tergantung di di
Unexpected 2Elleana tidak pernah berhenti untuk terus berusaha menjadikan Gwen dan Max bersatu. Ia menuturkan semua sifat baik Max pada Hans dan mengatakan bahwa anaknya sangat layak menjadi menantu keluarga Adam. Masalah budaya yang berbeda tidaklah menjadi sebuah penghalang berarti bagi Elleana jika pasangan satu sama lain bisa saling mengerti dan menerima.Dan Elleana yakin benar bahwa anaknya bisa menjadi suami, kepala keluarga bahkan ayah yang baik mengingat Max suka sekali dengan anak-anak dan sangat memanjakan para keponakannya. Max sangat bisa memenuhi syarat untuk menjadi pendamping Gwen.Ibu dari dua orang anak itu juga membuat pertemuannya sendiri dengan Hans juga Anggun tanpa diketahui oleh Max. Elleana mengatakan bahwa mereka tidak bisa melakukan apapun selain memberi support dan restu untuk sepasang sejoli itu.Bahkan dengan blak-blakan Elleana bilang ia tidak merasa rugi sama sekali jika lamaran anaknya ditolak karena yang akan merasakan itu
Emma menggenggam erat peralatan makan di tangan nya, dia benci makan malam kali ini. Ayahnya mengundang salah satu rekan bisnisnya. Seorang pria tampan yang usianya lebih muda dari ayah lnya. Yang membuat Emma benci adalah sikap ibu tirinya yang menurutnya berlebihan. Caitlyn, si ibu tiri adalah wanita paling licik dan egois yang pernah ditemuinya. Dulunya wanita yang usianya hanya beberapa tahun lebih tua dari Emma itu adalah sekretaris ayahnya. Emma yakin Caitlyn menikah dengan Ayah nya karena harta. Dan lihat sekarang bagaimana si ular betina itu diam-diam mencoba merayu teman ayahnya. Wanita tak tahu malu itu memakai dress yang terlalu memperlihatkan lekuk tubuhnya. Sengaja menempelkan Dada besar plastiknya di lengan pria itu saat mereka mengobrol. Dan pria itu tampak menikmati semua perhatian Caitlyn. Benar-benar menjijikan. Emma mendengus kesal. Menarik perhatian semua orang di meja makan. “Ada apa sayang, Apakah Ada sesuatu yang mengganggu mu?”
Buku apa yang sedang kau baca?” tanya pria itu menatap ke arah Emma. “Oh maaf, namaku Dorian ” Emma menatap ke arah pria disampingnya. Pria itu sangat tampan rambut hitamnya dipotong pendek dan terlihat rapi. Pria itu memakai kaos dan celana denim, juga beanie hat warna hitam di kepalanya. “Aku Emma. Ini hanya sebuah novel biasa” Emma tersenyum ramah dan menunjukkan novel yang dia baca pada pria itu. “Apa yang dilakukan seorang gadis cantik sepertimu disini, menanti seseorang?” tanya Dorian penasaranEmma tertawa. “Tidak, aku sedang berjalan-jalan, menikmati liburanku” kata Emma “Oh, kau seorang wisatawan. Benar begitu?” tanyanya. “Ya, aku sedang berlibur disini. Aku dari Inggris” jawab Emma sambil tersenyum. “Well, aku bersedia menemanimu berjalan-jalan menunjukkan beberapa tempat yang cukup populer disini” kata Dorian seraya tersenyum manis. “Sungguh?. Maksudku, apakah itu tidak merepotkanmu?” Tanya Emma. “
Douglas setengah berlari menaiki tangga menuju kamar Emma. Amarahnya menggelegak.Bahkan Agatha tak pernah melihat Douglas semarah ini.“Dimana gadis itu?” Tanya Douglas pada Agatha.“Di kamarnya.” Jawab Agatha.Douglas berjalan menuju kamar Emma. Lalu dia membuka pintu kamar Emma dengan kasar membuat gadis itu terkejut. Dilihatnya gadis itu berdiri hanya memakai handuknya dan rambutnya diikat asal. Aroma sabun dan shampo menusuk indera penciuman Douglas.Emma panik saat Douglas berjalan mendekatinya. Kedua tangannya mencengkram erat handuk di depan dadanya.Douglas Blackwood terlihat sangat marah, tangannya memegang sesuatu dengan erat membuat urat-urat tangannya menonjol.Douglas melemparkan sebuah majalah kearah Emma. “Apa yang ingin kau jelaskan tentang foto-foto ini?” katanya dengan nada dingin.Emma meraih majalah yang terjatuh di kakinya, dan mulai membukanya. “Ya Tuhan, astaga!&rdqu
Dengan marah Douglas bangkit dan berjalan ke arah Emma yang berbaring telanjang. Emma yang menyadari Douglas mendekatinya, segera bangkit duduk dan melebarkan kedua kakinya, tangannya kembali terulur membelai kewanitaannya.Douglas yang melihat aksi Emma tersebut mengepalkan kedua tangannya erat. Dan segera menyambar selimut dan melemparkannya keatas tubuh Emma.Emma terkejut. “Apa..apa-apaan kau”“Aku menarik ucapanku, aku tak berminat bermain dengan gadis kecil tak berpengalaman sepertimu” ucap Douglas mencoba menahan gairahnya.Emma terkejut bukan main, dia menatap tak percaya pada Douglas. Dia mencoba menahan air matanya agar tak mengalir turun. Ini kedua kalinya dia merasa terhina oleh sikap Douglas. Dilihatnya pria itu dengan sorot mata terluka“Kau bajingan arogan!. Setelah kau puas melihatku mempermalukan diriku, sekarang, dengan seenaknya kau bilang tak berminat padaku!” bisiknya dengan sua
Emma kembali menenggak minumannya, hingar bingar Club menjadi tempat menumpahkan kekesalannya pada Douglas.Dia merasa kecewa dan juga merasa bodoh. Dasar pria bodoh, bajingan arogan mata keranjang. Makinya terus menerus. Emma mencoba berbaur dengan orang-orang di lantai dansa, menari bersama beberapa pria.“Sweetheart, kau disini?” sapa seseorang menepuk bahunya ketika Emma sedang asik menari dengan seorang pria.Emma membalikan tubuhnya dan menjerit senang. “Dorian..! Ya Tuhan, kau tampan sekali” kata Emma terkekeh memeluk tubuh Dorian. “kau kemana saja?”Dorian mengendus Emma dan mengernyitkan hidungnya. “Kau mabuk sweetheart, biar ku antar pulang.”“Aku tidak mabuk Dorian, aku tidak mau pulang! Aku masih mau disini!” rengek Emma kembali duduk dan memesan minuman lagi.“Kau harus pulang Em, ini sudah larut malam” Dorian berkata.“Kau tak ingin membuat Bla
Emma terbangun dan mengerang saat dia merasakan rasa linu di sekujur tubuhnya. Dia membuka kelopak matanya dan mendapati tempat disebelahnya telah kosong. Emma melihat secarik kertas tergeletak diatas bantal, dia membuka dan membaca surat itu.‘Selamat pagi baby girl, maaf aku terburu-buru pergi, tanpa membangunkanmu karena kupikir kau pasti sangat lelah karena permainan kita semalam. Apakah kau menyukainya? Itu hanya permulaannya saja.Jika kau masih menginginkannya, aku menunggumu malam ini di salah satu rumahku untuk membicarakan peraturan-peraturannya.Kau tahu kemana harus menghubungiku baby girl.Emma membaca sebuah alamat yang tertera di surat itu, rumah yang dimaksud pria itu berada di kawasan pinggir kota.+Emma kembali berbaring, dia tak tahu harus bagaimana, tadi malam benar-benar di luar bayangan Emma selama ini.Bagaimana Douglas sangat menikmati perannya sebagai seorang dominan, memperlakukannya seperti sebuah mainan. Tapi