Share

Bab 17

Penulis: Bertha
Di dalam kantor, suasana hati Carlos sudah jauh membaik. Dia bahkan menyilangkan kakinya dan menikmati kopi dengan santai.

Tepat pukul 5.30 sore, dia bangkit, mengambil jas, dan bersiap pulang kerja. Dia berencana makan malam dulu bersama Verona.

Begitu mobil dinyalakan, ponselnya berdering. Dia mengeluarkannya, melirik sekilas, lalu tersenyum dingin sebelum menolak panggilan dan memasukkan ponselnya kembali ke saku.

"Tadi siang marah-marah dan nggak angkat teleponku. Sekarang butuh bantuanku ya?" cela Carlos sambil menginjak pedal gas.

Dia bisa menebak tujuan Tamara menelepon. Paling-paling karena biaya rumah sakit. Wanita itu pasti tidak punya uang lagi. Selama dua tahun ini, Tamara tidak bekerja. Dari mana dia punya tabungan?

Mengingat semua perlakuan Tamara padanya, dari kebaikan yang tidak dihargai, sampai disemprot air dan dipukul dengan sikat toilet, Carlos semakin kesal dan melajukan mobilnya lebih cepat.

Setelah sepuluh menit berkendara dan hampir sampai tujuan, saat di lampu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Pelita Biru
Hahahaa Carlos si mo****!
goodnovel comment avatar
suhar Tini
ke kunci Mulu......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 142

    Kini Carlos baru menyadari semuanya, tetapi sudah terlambat. Dia menarik selimutnya dengan erat dan membenamkan wajahnya ke bantal. Kemudian, dia meringkuk perlahan sehingga benar-benar terjebak dalam dunia kecilnya yang kelam.Sementara itu, di tempat lain."Eh, kenapa kamu harus menarikku ikut kalau mau ketemu Jacob?" tanya Zoya sambil menyetir."Nggak baik kalau seorang wanita berkunjung ke rumah pria sendirian. Supaya nggak digosip orang juga," jawab Tamara.Zoya kehabisan kata-kata."Haha, coba kasih tahu aku ... jadi memangnya kalau seorang wanita masakkin sup untuk seorang pria itu wajar-wajar saja?" Zoya memutar mata tak percaya. "Tamara, kalau kamu memang suka sama dia, akui saja. Kenapa mesti sok malu-malu segala? Lagian, Jacob juga suka sama kamu. Kalian berdua itu cinta yang saling berbalas."Tamara yang mendengar kesalahpahaman ini hanya bisa terdiam."Jangan mikir yang aneh-aneh. Semalam itu Jacob cuma menolongku, aku hanya berterima kasih." Tamara menghela napas."Ada ap

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 141

    "Aku yang mengajukan soal investasi pada Kakek Arham, dia setuju. Lalu dia sekalian bertanya padaku apakah aku mau menikah dengan Carlos.""Karena aku sudah menyukainya selama bertahun-tahun, aku jadi mabuk kepayang dan langsung menyetujuinya," jelas Tamara yang akhirnya merinci segalanya."Investasi dan pernikahan bukan hubungan sebab-akibat, tapi berdiri sejajar. Hanya saja karena aku mau menikah, investasi malaikat itu berubah jadi investasi pribadi.""Bisa dibilang juga, itu semacam mahar pribadi dari Kakek Arham. Tapi aku nggak mengambil semuanya, aku hanya memilih sistem bagi hasil 50-50."Tamara menghela napas panjang. Akhirnya dia menuntaskan penjelasannya. Jacob tertegun memandangi Tamara, lalu pikirannya kembali jernih perlahan-lahan dan dia pun mulai tenang.Setelah melepaskan tangannya dari bahu Tamara, gadis itu kembali berkata, "Kak Jacob, pernikahanku dengan Carlos nggak ada hubungannya denganmu. Lagi pula, sekarang sudah zaman apa? Kakek Arham juga nggak mungkin memaksa

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 140

    Saat mengingat ucapan Arham di kantor polisi dan kesempatan pertemuan mereka semasa kuliah. Ditambah dengan dua tahun lalu ketika Tamara membantu mengamankan investasi pribadi 20 miliar untuk usahanya ....Jacob tiba-tiba terdiam sejenak, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Tamara, katakan padaku. Apakah karena investasi itu dulu, Pak Arham jadi memaksamu menikah dengan Carlos?"Jika Tamara dipaksa menikah dengan Carlos demi investasi itu .... Berarti, dialah yang menjadi penyebabnya. Dia yang tidak sengaja mendorong Tamara ke dalam jurang penderitaan!"Bukan begitu, Kak ...." Tamara mendengar suara Jacob yang cemas, lalu menjawab."Pasti begitu! Jangan bohong padaku! Kalau nggak, kenapa kamu tiba-tiba menikah dengan Carlos? Kenapa Pak Arham bilang dia yang bersalah padamu?" Jacob memotongnya."Bukan, benaran bukan, kok. Jangan membuatmu sendiri terbebani ...," Tamara mencoba menjelaskan."Nggak mungkin aku nggak merasa bersalah! Aku yang membuatmu jadi seperti ini!" ucap Jacob penuh pe

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 139

    Melihat cucunya kembali menangis, Arham hanya menggelengkan kepala. Sejak orang tua Carlos bercerai saat dia masih SMP, Arham tidak pernah lagi melihat cucunya menangis. Namun sekarang, dia menangis demi seorang wanita.Apa yang bisa dia katakan? Menghiburnya? Semua ini memang sudah menjadi akibat dari perbuatan Carlos sendiri.Sementara itu, di seberang jalan.Jacob mengemudikan mobil untuk mengantar Tamara pulang. Suasana di dalam mobil sunyi senyap. Dia tidak berinisiatif untuk menanyakan soal hubungan Tamara dengan Carlos, hanya menunggu Tamara sendiri yang bicara.Entah sudah berapa lama Tamara terdiam dan melamun, akhirnya dia memandang ke arah kegelapan malam di luar jendela, lalu berkata dengan perlahan, "Selama dua tahun ini aku memang nggak pergi ke luar negeri, melainkan menikah dengan Carlos. Maaf sudah membohongi kalian.""Sekarang kami sudah bercerai. Awalnya aku ingin membiarkan pernikahan ini terlupakan begitu saja, tapi aku nggak menyangka Carlos akan terus-menerus men

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 138

    Carlos hanya mendengarkan dengan bahu yang bergetar. Bibirnya terkatup rapat agar isaknya tak terdengar.Sekitar 10 menit kemudian, kepala pelayan kembali membawa obat-obatan dan mulai membersihkan luka serta membalut tangan Carlos."Gimana kondisi pemuda itu?" tanya Arham."Wajahnya penuh memar, perutnya juga kena beberapa pukulan, ditambah bahu, lengan, dan punggung," jawab kepala pelayan.Mendengar hal itu, Arham langsung mengangkat kakinya dan menendang Carlos dengan marah."Nggak habis-habis tenagamu itu! Harusnya kamu dipenjara saja biar kapok!""Tapi nggak ada luka yang membahayakan, Tuan. Nggak perlu khawatir," timpal kepala pelayan buru-buru.Arham menurunkan kakinya. Saat itu, Carlos bertanya dengan suara serak, "Tamara ... gimana kondisinya? Luka di tumitnya parah nggak?""Tumitnya lecet cukup parah. Tapi yang lebih serius di tulang ekor, katanya jatuh dari mobil saat berusaha keluar," jawab kepala pelayan.Mendengar hal itu, Carlos langsung bangkit dan hendak turun dari mob

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 137

    "Aku akan menandatangani surat pernyataan ini. Tapi kalau Carlos berani lagi menghalangiku atau memaksaku pergi, aku akan langsung menempuh jalur hukum," ucap Tamara tegas.Arham memelototi cucunya di samping dengan marah, "Cepat beri jaminan!"Carlos hanya menatap Tamara dari kejauhan. Masker yang menutupi wajahnya sudah dilepas, memperlihatkan wajahnya yang tampak rapi dengan riasan.Tamara memotong rambutnya, berdandan, dan mengenakan pakaian yang jauh berbeda dari sebelumnya. Dia bahkan memakai sepatu hak tinggi.Dulu saat bersama Carlos, Tamara selalu tampil sederhana. Tanpa riasan, sepatu flat, dan hanya mengenakan kemeja serta celana jeans. Akan tetapi, sekarang ....Tamara berdandan seperti ini demi menarik perhatian pria sialan itu. Carlos baru sadar betapa jauhnya perbedaan antara cinta dan tidak cinta. Dia mengepalkan tangan dengan erat. Hatinya terasa getir dan matanya juga terasa panas."Tamara, jangan khawatir. Aku jamin dia nggak akan mengganggumu lagi," ujar Arham saat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status