Share

Bab 80

Penulis: Bertha
Tamara sampai tidak sanggup lagi berkomentar. Menikah dan hidup selama dua tahun dengan orang seperti Carlos. Kalau hal ini tersebar, dia sendiri yang malu."Rara, kamu ngapain sih?" Zoya datang sambil membawa bir. Begitu melihat ekspresi Tamara yang tampak pasrah, dia tak kuasa bertanya.

"Nggak apa-apa. Cuma kesal gara-gara sales tolol," jawab Tamara sambil tersenyum.

Dia sendiri juga cari masalah. Sudah tahu Carlos mengirim permintaan pertemanan, seharusnya jangan dibaca satu per satu.

"Makanya, aku bilang biar aku maki sales itu. Kamu sih terlalu baik sampai nggak tega nolak." Zoya duduk dan membuka birnya.

"Sudah aku tolak, sudah aku hapus juga. Cuma ... tetap saja kesal liat isi pesannya," sahut Tamara.

Mereka bersulang, lalu Tamara melemparkan ponselnya ke samping, tak lagi menyentuhnya.

Tamara sama sekali tidak peduli, sementara Carlos benar-benar emosional. Dia marah, gelisah, dan mengamuk sendiri.

"Bagus, Tamara! Kamu pikir aku cuma bisa ngancam doang? Kamu kira aku siapa hah?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
udah pergi baru lo kalang kabut, makanya jangan sok gak peduli dan malah lebih milih dan percaya sama jalang, kamu gak tau aja apa yang lagi direncanain sama tu jalang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 342

    Zoya tidak tahan mendengar obrolan itu lagi. Kakaknya ini benar-benar usil, apa hebatnya menggoda seorang wanita?Hanya dengan satu detik, Tamara sudah berhasil menemukan jawaban yang sempurna. Dia tersenyum dan berkata, "Pak Zayn, ketampananmu ini karena kepribadianmu yang menarik, jadi baik hari ini atau biasanya pun tetap tampan."Mendengar perkataan itu, Zayn langsung tersenyum. Kadang-kadang, dia memang tidak begitu benci dengan pujian orang lain. Misalnya saat ini, suasana hatinya malah cukup bagus setelah mendengar pujian Tamara. Dia pun mengacungkan jempolnya pada Tamara, lalu berkata dengan kagum, "Jawaban sempurna, benar-benar pandai.""Ayo masuk. Nggak panas ya?" kata Zayn pada Tamara.Melihat Zayn akhirnya berhenti menggodanya, Tamara pun membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobil. AC di dalam mobil cukup dingin saat mobil melaju, sehingga dia langsung merasa sejuk.Zoya pun menoleh ke belakang dan mengajak Tamara untuk mengobrol. "Rara, kenapa kamu nggak bawa payung s

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 341

    Saat itu, di jalan di luar vila."Tadi masih desak aku buru-buru, tapi kamu sendiri yang telat sepuluh menit," kata Zayn sambil menurunkan kaca jendela mobil dan kedua tangannya bertumpu di setir."Tadi mengobrol sebentar dengan Mama, jadi agak terlambat. Ayo kita pergi jemput Rara," jawab Zoya sambil membuka pintu kursi penumpang depan, lalu masuk ke dalam mobil.Zayn menyalakan mesin mobil, lalu melaju menuju Kompleks Sunshine.Di sisi lain.Setelah menerima pesan dari Zoya, Tamara bersiap untuk keluar rumah. Hari ini, dia mengenakan gaun biru tanpa lengan yang bahannya lembut dengan pita kupu-kupu di bagian bahu dan ikat pinggang sutra. Pakaian ini memberikan kesan longgar dan nyaman. Dia memilih sepasang sepatu kets putih daripada memakai sepatu hak tinggi dan tas kecil berbentuk kerang yang cocok dengan gaunnya.Tepat pukul 11.15, Tamara berdiri di depan gerbang kompleks. Karena belum menerima pesan dari Zoya lagi, dia pun menunggu di dekat pos satpam. Tak lama kemudian, sebuah Ma

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 340

    Zayn tidak bereaksi terhadap pujian adiknya, hanya berkata, "Pergi beri tahu Ayah dan Ibu, aku akan hidupkan mobil."Zoya mengangguk, lalu turun, sementara Zayn mengambil kunci mobil dan menuju garasi. Akhir pekan ini sopir sedang libur, jadi hari ini dia menyetir sendiri.Di ruang tamu, Zoya memberi tahu ibunya bahwa dia dan kakaknya akan keluar makan siang. Davina pun bertanya, "Cuma kalian berdua?""Bukan, temanku yang traktir. Yang pernah aku ceritakan sebelumnya, Rara," jawab Zoya. "Perkara perceraiannya dengan Carlos sudah selesai dan dia menang, jadi dia mau traktir aku dan kakakku makan."Davina langsung paham, teringat percakapan yang dia dengar Jumat malam antara kedua anaknya."Kalau nanti temanmu masih ada urusan dengan Carlos seperti pembagian harta atau lainnya, ingat bantu dia ya," pesan Davina."Seharusnya sih nggak perlu bantuanku. Kak Alex yang jadi pengacaranya, pasti bisa diurus," timpal Zoya.Mendengar nama Alex, Davina sedikit terkejut. Dulu Alex teman baik anakny

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 339

    Saat ini, di sisi lain.Tamara mengirimkan lokasi restoran yang sudah dia reservasi kepada Zoya, memintanya untuk meneruskan ke kakaknya.[ Kalau Pak Zayn punya waktu, datang saja. Kalau nggak, kita bisa atur di lain waktu. ]Zoya langsung membalas.[ Dia pasti punya waktu! ]Tamara membaca pesan itu, lalu sedikit mengernyit dan berpikir sesaat sebelum bertanya lagi.[ Jangan-jangan kamu paksa dia ya? Kalau dia memang sudah punya janji, kita berdua saja yang makan besok. ]Zoya langsung membalas dengan pesan suara, seolah-olah mengetik tidak cukup cepat untuk menyalurkan keluhannya."Bukan aku yang maksa! Waktu aku bilang soal makan, dia langsung tanya makan siang atau makan malam? Jelas dia nggak punya janji lain.""Terus kamu tahu nggak, dia malah tanya aku ikut juga nggak. Aku bilang ya ikut lah. Kamu tahu dia bilang apa?""Dia bilang aku makan gratis berkali-kali! Katanya dulu aku juga makan minum gratis di rumahmu!""Memang itu kenyataannya sih. Begini saja deh, mulai minggu depan

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 338

    "Sopirnya laki-laki.""Nggak perlu detail seperti itu," ujar Carlos tanpa ekspresi.Cukup bilang itu sopir pengganti. Selama bukan pria yang dikenal Tamara, itu sudah cukup.Mendengar itu, si pelapor hanya bisa menggerutu dalam hati, 'Bukankah Bapak sendiri yang punya obsesi besar terhadap target? Bahkan kalau ada nyamuk jantan pun, rasanya harus dilaporkan.'Tentu saja, dia tidak berani mengatakan itu secara langsung. Profesionalisme tetap dijaga, apalagi dia masih ingin terus bekerja sama dengan bos besar ini. Penghasilan delapan digit per hari sungguh menggiurkan.Carlos membuka file lampiran yang telah diunduh dari email. Isinya adalah foto-foto. Tamara, Jacob, dan Zoya sedang makan malam bersama di restoran.Upah yang diberikan memang tidak sedikit. Jadi, selama bukan tempat makan super elite, orang itu akan ikut masuk ke restoran untuk memotret diam-diam, kadang juga menguping isi percakapan mereka.Tak ada hal mencurigakan selain kue besar yang cukup mencolok di meja mereka. Mel

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 337

    Sepanjang hari Sabtu, Carlos menghabiskan waktu untuk mengurus masalah rekaman CCTV. Dia tidak pulang ke rumah lama. Setelah pertengkaran kemarin, Arham pun tidak akan curiga kalau dia tidak kembali.Dia juga tidak keluar rumah seharian. Para pengawal berjaga di luar tanpa menemukan celah untuk mencurigainya, sehingga mereka pun mulai lengah.Rekaman CCTV dari restoran hanya bisa dikirim setelah akhir pekan. Sementara itu setelah diselidiki, rekaman di komputernya untuk hari itu telah terhapus dengan bersih, bahkan jalurnya pun ikut dihapus.Ini sangat tidak masuk akal. Jika Tamara yang menghapusnya sendiri, apa dia mampu melakukannya sedetail itu? Apa dia juga ahli dalam dunia peretasan?Carlos mengernyit, merasa ini tidak logis. Dia pernah melihat Tamara menggunakan komputer untuk menggambar. Dia juga masuk ke departemen desain saat bergabung dengan Rich Tech, tetapi antara desain biasa dan teknik meretas itu jauh berbeda. Paling-paling, Tamara hanya bisa coding dasar.Jika dia meman

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status