"Sudah beres semua. Barang-barang sudah dikemas ke dalam tas dan koper. Siap untuk berangkat" batin Sarah dalam hatinya.
Sarah kemudian merapikan tas dan kopernya di dalam kamar. Disusun di sebelah lemari pakaiannya dan tas-tas tersebut siap diangkut untuk dibawa ke tempat tinggal baru Sarah di kota Jember. Disana Sarah akan tinggal dirumah kos bersama teman SMAnya yang sama-sama kuliah di kota tersebut.
Selesai membereskan semua barangnya, Sarah lalu berbaring diatas kasurnya dan bersiap tidur karena saat itu jam sudah menunjukkan pukul 21.45.
***
Keesokan harinya..
"Sarah bangun. Ini sudah jam 8. Sebentar lagi mobil yang disewa akan segera datang. Cepat siap-siap." ujar Wulan sambil menggoyang-goyangkan badan Sarah agar dia terbangun dari tidurnya.
"Hhmmm." jawab Sarah sambil menggeliat dan meregangkan kedua tangannya diatas kasur.
Sarah pun kemudian bergegas bangun dan mandi. Setelah itu dia mengambil sarapan dan makan diruang tengah.
Tak ada suara obrolan yang terdengar, hanya dentingan sendok dan piring yang saling berbenturan.
Selesai sarapan, Sarah langsung memindahkan tas-tas yang hendak dia bawa ke tempat kosnya. Dia mengangkat satu per satu tasnya dan memindahkannya ke ruang tamu agar nantinya lebih cepat untuk memasukkannya ke dalam mobil.
Tak berselang lama, mobil yang disewa pun akhirnya tiba di depan rumah Sarah.
Dengan dibantu oleh sopir mobil sewa tersebut, Sarah memasukkan barang-barang bawaannya ke bagasi.
Hari ini Sarah akan pindah ke tempat kosnya di kota J karena kegiatan OSPEK mahasiswa baru akan segera dimulai.
Sarah berangkat ke tempat kosnya mengendarai sebuah mobil sewa dengan diantar ibu dan kakaknya beserta suami Wulan juga keponakannya yang merupakan anak dari wulan.
4 Jam perjalanan ditempuh akhirnya Sarah beserta rombongannya telah tiba dirumah tempat dia kos nantinya. Sebuah bangunan modern dengan tembok berwarna orange kombinasi hijau. Rumah dua lantai dengan kamar-kamar berderet yang disewakan.
Sebelum menurunkan barang-barang bawaannya, Sarah terlebih dahulu mengambil kunci kamar kosnya dari pemilik rumah yang kebetulan sudah menunggu kedatangannya, karena sebelum berangkat Sarah sempat mengirimkan sebuah pesan kepada pemilik kos bahwa dia akan menempati kamar kosnya hari itu
"Klik" suara kunci pintu terbuka.
Lalu Sarah dan keluarganya masuk ke kamar petak berukuran 3x3 meter yang nantinya akan menjadi tempat tinggal sementara bagi Sarah selama berkuliah di Universitas X. Di dalam kamar tersebut hanya terdapat 1 springbed susun dan lemari kecil juga sebuah meja untuk meletakkan barang-barang.
Dengan dibantu Santo, kakak ipar Sarah, dia mulai mengangkat barang-barang bawaannya dan memindahkannya ke dalam kamar kosnya.
Sementara ibunya dan Wulan membantu merapikan barang-barang ke dalam lemari.
Setelah selesai memindahkan barang dari mobil ke kamar, Sarah lalu duduk diatas lantai sebelah springbed.
"Semoga kamu betah tinggal disini yaa Sarah. Mulai sekarang kamu akan tinggal sendiri jadi kamu harus menjaga diri kamu baik-baik ya sayang." kata sang ibu sambil menyeka airmata yang menetes di pipinya.
"Iya bu. Doakan Sarah ya bu semoga semuanya lancar dan baik-baik saja selama Sarah tinggal disini." ujar Sarah sambil memeluk ibunya
"Doa ibu selalu menyertaimu nak." jawab sang ibu.
Setelah mengucapkan salam perpisahan ditutup dengan saling berpelukan antara Sarah dengan ibu dan kakaknya, keluarga Sarah pun akhirnya pulang ke rumah mereka dan meninggalkan Sarah sendiri di tempat tinggal barunya.
Mohon dukungan like dan komennya yaa teman😊
Usai mengantarkan Sarah pulang ke kosnya, Ivan kembali melajukan motornya entah kemana. Pamitnya sih pulang namun hingga beberapa jam berlalu lelaki itu tak mengirimkan pesan atau menghubungi Sarah seperti biasanya. Jika sebelumnya ia akan memberikan kabar pada Sarah melalui pesan atau telepon saat dirinya sudah tiba dirumahnya, namun hari ini ia tak melakukannya.Sarah memandangi ponselnya yang begitu hening tak ada notifikasi apapun. Entah apa yang ia harapkan dari ponsel itu.'Ya Tuhan aku sudah seperti p*lacur saja. Setelah dipakai diabaikan begitu saja' batin Sarah dalam hatinya. Hatinya begitu sakit mengingat dia bertahan karena ancaman dari Ivan dan hanya dimanfaatkan sebagai pemuas nafsu lelaki itu saja. Sebenarnya ia merasa lelah dan frustasi namun ia tak bisa mengorbankan harapan ibunya di kampung halaman dan membuat sang ibu kecewa. Sarah hanya bisa menahan semua tekanan dan penderitaan yang dialaminya sendiri. Hanya Olivia yang selalu ada di sisinya dan mendukungnya selama
Esok harinya,,, Sarah sudah pergi ke kampus sejak pukul tujuh karena hari ini ia ada janji dengan dosen pembimbingnya. Saat memasuki area kampus tubuhnya terpaku melihat mobil Ivan yang juga memasuki kampusnya. 'Ngapain dia kesini?' batin Sarah cemas Ivan hanya menoleh sejenak dan menyeringai pada Sarah tanpa menyapa gadis itu. Pandangan Sarah terus mengikuti arah kepergian mobil Ivan yang ternyata berhenti di lobi kantor rektorat. Sarah gelisah sejak melihat kedatangan Ivan yang menuju kantor rektorat mengingat ancamannya kemarin siang. Gadis itu tau jika Ivan akan menemui kakaknya di dalam gedung itu, namun untuk tau siapa kakak dari lelaki tersebut tidak memungkinkan bagi Sarah untuk mencari tahunya. Sarah hanya seorang mahasiswa yang hanya tau kuliah dan belajar. Ia jarang bersosialisasi dengan mahasiswa atau mahasiswi dari fakultas lain jika tak ada kuliah bersama. Bahkan ia hanya mengikuti kegiatan ekstra yang hanya diwajibkan saja. Dengan hati gelisah dan penuh tanya, Sara
Sarah menaiki motor Ivan dengan kesal. Bibirnya mengerucut. Tak ada perbincangan apapun selama dalam perjalanan. "Kamu kenapa gak izin sama aku kalo mau pergi sama temenmu?" tanya Ivan ketika mereka telah tiba di kos Sarah "Masa iya apapun yang mau aku lakuin harus izin kamu dulu. Ayolah kita itu cuma pacaran bukan suami istri yang apa-apa aku harus izin. Aku juga pengen bebas gak dikekang terus sama kamu Van" Sarah meluapkan isi hatinya. Tak ada lagi panggilan sayang darinya. "Oh kamu pengen bebas iya?" sentak Ivan membuat Sarah diam membeku. "Jawab" sentaknya lagi saat tak ada jawaban dari Sarah "Aku juga pengen nikmati masa-masa mudaku layaknya remaja lain. Jalan sama temen, nongkrong apapun itu selayaknya remaja normal. Bukan dikekang gini" ucap Sarah dengan suara bergetar menahan bulir yang akan jatuh di sudut matanya. Ivan mengusap rambutnya kasar. Ia harus meninggalkan pekerjaannya untuk menyusul Sarah dan membawanya pulang, padahal tak ada siapapun yang memintanya. "Mendi
Sesampainya dirumah, Ivan langsung menelepon Sarah untuk memastikan kekasihnya itu masih berada di kos dan tak pergi lagi dengan orang lain setelah diantarkannya tadi."Ada apa?" suara Sarah terdengar malas"Kangen aja yank" jawab Ivan di seberang sana.Hanya helaan nafas yang terdengar dari tempat Sarah."Kamu lagi ngapain yank?" tanya Ivan"Rebahan. Mau tidur" jawab Sarah seadanya."Yaudah kamu istirahat ya yank. Nice dream" ucap IvanTak menanggapi kata-kata Ivan, Sarah langsung mengakhiri panggilan begitu saja.'Apa aku putus aja ya sama dia. Aku gak mau terus-terusan jadi pemuas nafsunya aja. Tapi gimana sama ibu yang udah tau aku pacaran sama dia? Lalu bagaimana masa depanku setelah dia merenggut kehormatanku?' batin Sarah. Banyak tanya dan pertimbangan yang berkecamuk dalam pikirannya. Tak menemukan solusi, Sarah merasa frustasi hingga menjambak rambutnya sendiri."Aakkhh" pekik Sarah tertahan saat merasakan sakit di rambutnya yang ia jambak."Kamu kenapa mbak?" tanya Olivia"L
Sarah terisak penuh sesal karena harus mengulangi malam panas dengan Ivan yang belum menjadi suaminya. "Udah puas kamu yank? Puas udah Jadiin aku pelampiasan nafsumu?" Maki Sarah pada Ivan Ivan hanya terdiam menyimak kemarahan Sarah. Tak ada raut wajah menyesal ataupun sedih. Sarah yang merasa kesal, menghentakkan kakinya ke lantai lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan membawanya ke kamar mandi. Ivan hanya diam saja melihat punggung Sarah yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Sarah merutuki kebodohannya yang lagi-lagi dijadikan pemuas nafsu Ivan padahal keduanya belum memiliki ikatan yang pasti. 'Hikz.. hikz' Sarah menahan bulir bening agar tak menetes di pipinya namun semua itu sia-sia karena bulir itu keluar dengan sendirinya dan tak ingin berhenti. Gadis itu berjongkok di bawah kucuran shower yang menyala sambil menjambak rambutnya frustasi. "Aku kotor. Aku udah gak suci lagi. Semuanya udah direnggut sama lelaki brengsek itu. Dan bodohnya kejadian itu t
Melihat Sarah yang tak lagi bisa berkutik, terbit seringai tipis di bibir Ivan yang bahkan tak disadari oleh Sarah.'Yeesss' batin Ivan penuh dengan tawa kemenangan di hatinya."Yank" seru Ivan"Hhmm" Sarah hanya menjawab singkat."Maafin aku ya, kamu jangan diemin aku trus" bujuk Ivan"Ayo pulang yank. Aku gamau terjadi hal-hal yang tak diinginkan." Sarah kembali mengajak Ivan pulang dari hotel tersebut."Aku masih kangen yank. Berminggu-minggu kamu cuekin aku. Aku gak bisa kamu diemin yank. Hatiku galau" ucap Ivan."Yaudah aku maafin tapi kita pulang dulu" tawar Sarah."Beneran kamu udah maafin aku?" tanya Ivan memastikan."Iya tapi antar aku pulang dulu, setelah itu baru aku maafin dan jangan ulangi perbuatanmu itu" seru Sarah"Iya bentar lagi aku antar pulang yank" jawab Ivan dengan senyum terukir di bibirnya.Sarah lantas berdiri hendak berjalan menuju pintu kamar, namun Ivan menahannya dan menarik tubuh Sarah hingga berbaik menghadapnya.Detik itu pula Ivan segera memeluk pinggan