Claimed By My Ex's Rival Hockey Captain

Claimed By My Ex's Rival Hockey Captain

last updateLast Updated : 2025-11-11
By:  Red butterfly Updated just now
Language: English
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
4views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

When Bailey Carter walked in on her boyfriend tangled in bed with someone else, she swore she was done with love, and with hockey players.Now she’s back in Michigan, working nights just to pay her grandmother’s hospital bills, trying to stitch her life back together one piece at a time.Then he walks in.Orion Hayes—the arrogant, infuriating captain of Michigan’s hockey team, and her ex’s biggest rival. The same man she once swore she’d never speak to.He’s cocky. Ruthless. Too damn gorgeous for his own good.And when he finds her again, he offers her a deal she can’t refuse—pretend to be his girlfriend to get his family off his back, and he’ll make sure her grandmother gets the best care money can buy.But what starts as a fake relationship soon blurs into something dangerously real.Because under the swagger and smirk, Orion isn’t who she thought he was.And the more he pulls her into his world, the harder it gets to remember why she should stay away.Her heart’s already been broken by one hockey player.Falling for another, especially her ex’s rival, might just be the biggest mistake of her life.

View More

Chapter 1

I'm home

“Eugh, pelan-pelan, Pat. Kau bisa merusak gaunku.”

“Aku akan membelikanmu gaun baru,” sahut suara pria yang terdengar serak. “Kita tidak punya banyak waktu, Klara sebentar lagi akan sampai.”

Wajah Klara memucat ketika mendengar namanya disebut. Percakapan yang diiringi desahan-desahan itu terdengar menggelikan di telinganya.

Ketika erangan itu semakin meliar dan terdengar keras, Klara pun tidak tahan untuk membuka lebar pintu kamar hotel yang kebetulan tidak ditutup rapat.

Brak!

“K-kalian?!”

Dugaan Klara ternyata tepat. Patryk, kekasihnya terlihat sedang menguasai Claudia, sepupu yang paling dia percaya selama ini.

Dua sosok yang dia pikir setia, justru terlihat begitu mesra bahkan nyaris telanjang bulat dan menempel bagai lintah.

“Klara, aku bisa jelaskan. Ini salah paham.” Patryk buru-buru menghampiri Klara.

Pria itu mencoba meraih tangannya, tetapi Klara menepisnya dengan cepat.

“Jangan sentuh aku!” geramnya. “Jadi, pengkhianatan ini yang kau sebut hadiah ulang tahun?!”

Patryk terdiam, sementara Claudia berjalan menghampiri mereka setelah membalut tubuhnya dengan selimut.

“Sudahlah, Klara, tidak usah drama,” kata Claudia sembari melipat tangan di dadanya. “Kau memang tidak pantas mendapat hadiah indah dari Patryk. Kau tidak lebih dari gadis culun yang hanya dimanfaatkan!”

Sontak mata Patryk membola mendengar ucapan Claudia tadi. “Claudia!” ujarnya memperingatkan.

“Kenapa, Sayang? Memang begitu adanya, kan?” ucap Claudia sambil tersenyum licik.

“Dua tahun, Patryk! Dua tahun kita bersama dan kau mengkhianatiku? Dan apa tadi? Kau hanya ingin memanfaatkanku saja? Apa maksudmu?!” pekik Klara tidak terima.

“Klara aku—”

Klara membuang muka. Wajah memelas Patryk hanya membuatnya mual.

Meski rasa sakit di hatinya membuat matanya terasa panas, tapi Klara berusaha agar air matanya tidak tumpah.

Dia tidak sudi menangis di hadapan dua orang yang telah mengkhianatinya.

“Silakan lanjutkan kegiatan kalian yang menjijikkan itu!” Ia menatap Patryk, mengultimatum dengan tegas. “Mulai sekarang, hubungan kita berakhir, Pat!”

Tidak membuang waktu, Klara meninggalkan kamar hotel dengan langkah cepat.

Ia menyetop taksi di lobi, lalu menyebutkan nama sebuah tempat.

Satu-satunya yang terpikir oleh Klara adalah melarikan diri.

Dan, di sinilah dia sekarang. Di sebuah kelab malam.

“Tequila, satu!” pintanya pada bartender. Ia terus meminta gelasnya diisi tiap kali minuman pahit itu tandas.

Klara tidak sadar, seorang pria berjas rapi, tampan, punya tatapan setajam elang sedari tadi menatap ke arahnya.

Tepat ketika Klara ingin menambah cairan memabukkan itu lagi, pria itu menghentikannya.

“Apa kau gila, huh? Kau bisa membunuh dirimu!”

Klara yang sudah merasakan kepalanya berat, memicingkan mata ke arah pria tersebut. Ia terkekeh, lalu berusaha duduk tegak meski sempoyongan.

“Hei, tampan. Siapa kau?” racaunya sambil memperhatikan wajah pria di hadapannya itu.

“Ah, itu tidak penting … bukankah semua pria sama saja? Sama-sama brengsek!” katanya lalu memberikan pukulan ke dada pria itu.

Tenaga Klara yang sudah mabuk tentu bukan masalah. Badan tegap dan atletis itu tidak merasa sakit ataupun goyah karena pukulan-pukulan kecil Klara.

“Di mana kamarmu? Ayo, biar kuantar,” ajak pria itu.

Ia mengaitkan tangannya ke bawah ketiak Klara, lalu memapah gadis itu.

“Tidak mau! Aku tidak sudi kembali ke sana! Si Brengsek Patryk pasti sedang melakukan hubungan menjijikkan itu di mana-mana!” Klara berontak.

Ia berhasil menghentikan langkah pria yang akan membawanya.

“Kalau begitu, ayo kuantar pulang.” Lagi, pria bersuara bariton itu mencoba membujuk Klara.

Klara terkekeh. “Pulang ke mana?” Ia menjeda lagi dengan tawa. “Aku bahkan tidak punya rumah. Ehm, atau … bolehkah aku ke tempatmu? Aku janji akan jadi gadis manis.” Ia mengerjapkan kedua matanya kemudian terkekeh lagi.

“Kau sepertinya sudah benar-benar mabuk, Klara,” ujar pria itu. Ia berusaha merogoh saku untuk mencari ponselnya.

Namun sayang, belitan tangan Klara yang tiba-tiba mencegahnya. “Kau kenal aku?” tanyanya heran.

“Pertanyaan bodoh, tentu saja aku mengenalmu!” sahut pria itu dengan nada tegas.

Klara memiringkan kepalanya, mencoba mengingat sosok pria di hadapannya itu. Namun, kesadarannya yang menipis sama sekali tidak membantu.

Selama beberapa detik, gadis itu terus menatap dalam pria yang jauh lebih tinggi darinya itu. Posisi mereka yang begitu dekat, membuat keduanya merasakan panas di sekujur tubuh.

“Badanmu bagus,” puji Klara. Tangannya mulai bergerilya di atas dada tegap pria itu. “Kau juga harum…,” lanjutnya lagi. Kali ini ia menempelkan hidungnya ke ceruk leher pria itu.

Embusan napas Klara yang hangat, sentuhan lembut yang terasa di antara nyata dan tidak itu justru mulai membuat tubuh pria itu terbakar. Klara yang sudah mabuk benar-benar semakin liar tidak terkendali.

“Hentikan, Klara, atau kau akan menyesal….”

Andai saja Klara tahu, ia adalah pria yang sangat normal. Gerakan Klara yang seduktif membuat pria itu sangat tidak nyaman.

“Aku tau kau menikmatinya juga. Aku bisa merasakan milikmu mengeras di bawah sana.” Klara berjinjit lalu menempelkan bibirnya ke bibir pria itu dan berbisik sensual.

Entah apa yang merasukinya saat ini, tapi yang jelas, sesuatu dalam dirinya seolah baru saja meledak. Tanpa berpikir panjang, Klara kemudian memagut lembut bibir pria itu.

Klara bisa merasakan, pria itu semula tidak merespons. Namun, kelihaiannya membuat sang lawan lama kelamaan membalas dengan sama panas.

“Klara, kau masih punya pilihan jika ingin menghentikannya sebelum–”

Cup!

Klara membungkam pria itu dengan sebuah kecupan. “Aku menginginkannya.”

Dan ketika persetujuan itu terucap, dua insan itu pun bergerak semakin dalam. Pria itu menarik tangan Klara dan membawanya ke kamar hotel yang sudah dia pesan.

Begitu tiba di sana, tidak ada lagi jeda di antara mereka. Klara mencium brutal pria tampan itu dengan desahan yang membuat pria itu mengumpat kasar.

“Sial!”

Klara menjadi begitu agresif karena pengaruh minuman. Namun hal itu justru semakin memantik hasrat sang pria.

“Ahh….”

Pria itu tahu, ini adalah yang pertama untuk Klara. Miliknya kesusahan menerobos, membuat Klara menitikkan air mata karena perpaduan rasa perih dan asing.

“Rileks, Sayang. Aku akan melakukannya perlahan.”

Sesuai janjinya, pria itu benar-benar lihai membuat Klara terbuai. Tubuh Klara yang semula menegang, perlahan melentur dan sanggup mengikuti ritme pria itu yang tidak beraturan.

Erangan dan decakan tidak berhenti terdengar di kamar hotel president suite itu. Klara menyerah lebih dulu, baru diikuti ejakulasi sang pria yang tidak lagi tertahan.

Di akhir pergulatan, Klara langsung tertidur pulas. Sementara pria itu langsung menghubungi seseorang melalui telepon.

“Cari tahu informasi mengenai Klara.” Mata pria itu menatap penuh ke arah Klara yang masih pulas. “Terutama sudah sejauh apa hubungannya dengan… anakku!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status