Share

Penguntit

"Huaam!" mulutnya terbuka pelan, ia bawa punggung tangan kirinya ke arah sana, menutupnya agar tidak mengganggu orang lain.

Bus kini sudah sampai di halte tempat tujuannya. Meski dia harus berjalan sedikit untuk menuju toko roti milik orang tuanya Aile, ya tujuan Aera sekarang adalah mendatangi Aile secara tiba-tiba. Karena kalau dia memberitahukannya terlebih dahulu, sudah pasti Aile akan menolak kehadirannya.

"Kalau sudah begini, dia tidak bisa mengusirku bukan?" kekehan pelan terdengar di mulutnya. 

Aera menatap lurus ke arah orang yang berjalan cepat di depannya, si pria dengan jaket dan wajah tertutup yang tadi duduk di sampingnya. Ternyata dia ikut turun di halte tadi.

"Hia, padahal cuaca hari ini sangat terik, bisa-bisanya dia berpakaian seperti itu," sepertinya Aera bisa menjadi kritikus yang hebat. Dia suka mengomentari orang-orang yang bahkan tidak ia kenal dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupannya.

Kedua manik A

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status