Share

Masakan Pak Bima

Selepas sarapan, aku langsung bergegas menuju halte bis, meninggalkan Pak Bima yang masih bersiap di dalam kamar. Pesan pribadi dari Pak Naufal selaku Kepala Divisi membuat pikiranku tidak tenang. Biasanya, Pak Naufal tidak akan memanggil bawahannya untuk hal-hal yang remeh, kecuali bawahannya memang melakukan sebuah kesalahan yang tidak bisa ditoleransi.

Sampai di halte, aku merasa ada yang kurang dengan pagiku. Aku refleks membuka tas kerja berwarna hitam yang sedari tadi ku jinjing, ingin memastikan bahwa tidak ada satu barang pun yang tertinggal di rumah. Dompet, kacamata, gawai, id card, dan alat tulis sudah tersimpan rapi di dalam tas. Lalu apa yang tertinggal?

Aku memainkan ujung rambut sambil mengingat-ingat sebenarnya barang apa yang lupa aku bawa. Tidak lama setelah itu, aku melihat Pak Bima berjalan cepat dari ujung gang. Mukanya tegang dan mulutnya menggembung. Aku menepuk jidatku pelan, astaga ternyata yang ketinggalan bukan barang bawaan, tetapi sua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status