Share

Kakak Ipar Kejam

Aku mengelap wajah yang sudah penuh dengan peluh. Siang ini, ruang kerja Pak Brian terasa sangat panas sekali. Entah karena udara di luar memang sedang panas-panasnya atau mungkin karena tubuhku sedang diserang oleh perasaan tegang yang bercampur dengan rasa takut.

Aku menundukkan kepala berusaha untuk tidak bersitatap dengan orang yang sedang duduk di depanku. Wajah jutek dan ekspresi dingin milik Pak Brian membuatku seperti orang stroke, kaku dan juga gagu. Aku menghela napas berkali-kali, memaksa hatiku untuk tetap tenang. Tapi, bagaimanapun juga ketakutan ini membuat pikiranku jadi berkelana kemana-mana.

“Kedatangan Anda ke mari, merupakan sebuah kehormatan bagi saya, Nyonya. Bagaimana saya tidak tersanjung, jika istri dari tuan muda Bima, bersedia masuk dan bahkan duduk di sofa butut milik saya.” Pak Brian mulai membuka percakapan. Tubuhku menggigil mendengar suara dingin miliknya. Jika saja aku tidak menjadi istri dari Pak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status