Share

Selembar Kertas Dari Reno

“Yang dijemput kan enggak Cuma anak-anak, Ki. Tapi nenek-nenek juga.” Dia terkekeh.

“Heh, suka sembarangan ya kalau ngomong.” Aku memukul bahunya menggunakan tas jinjing milikku. Pak Bima mengelak kemudian berlari menjauhiku.

Dari jarak lima meter ini, aku bisa melihat senyum manis yang tercetak di wajahnya. Tatapan mata elang milik suamiku, malam ini berubah menjadi teduh, bahkan sangat sangat teduh. Aku melempar senyum ke arah lain kemudian baru berlari mendekatinya. 

Pak Bima masih berlari sambil tertawa dengan renyahnya. Sedangkan aku sengaja memperlambat langkahku agar dia tidak tahu bahwa aku sedang mengamati wajahnya dari kejauhan. Aku suka senyumnya, aku suka tawanya, aku suka tatapannya, aku suka ekspresi tengilnya dan entah sejak kapan aku mulai suka mencuri-curi kesempatan untuk memperhatikan tingkahnya. Pak Bima seperti candu bagiku. Setiap menit, bahkan setiap detik, bayangannya selalu mampir ke dalam pikiranku. Su

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status