Share

Bab 16

Arsen merespon dengan lirikan datar, sedikit pun enggan untuk melontarkan kata—sebagai balasan. Terlebih lagi, cukup lama lelaki paruh baya di hadapannya ini asik dengan kebahagiaan barunya sendiri. Melupakan dirinya, si anak malang—nyatanya kandung. Buktinya, dibiarkan hidup sendiri dalam rumah mewah. Kehangatan keluarga tidak ada sama sekali, karena telah lama lenyap.

Sekalinya ada, Arsen hanya merasakan dari Bi Asti dan suaminya. Menyedihkan, sekaligus sebuah kebahagiaan kecil bagi Arsen—sempat mengira kehilangan ibu akan membuat hidupnya benar-benar hampa. Namun, kehadiran Bi Asti dan suaminya membuat semua itu lenyap.

“Arsen!”

Yang dipanggil terkesan bentakan, hanya terkekeh. Kemudian terhenti dan manik hitamnya semakin menyorot dingin—juga hampa. “Ah masalah buatmu kah?” Dengan nada santai mulai membalas. “Sayangnya, bagiku tidak.” Berpikir sejenak, kemudian melirik serius lelaki paruh baya—ayahnya—Ardian. “Juga, aku tidak peduli dengan ancamanmu.” Setelahnya pergi.

“Kalau kau me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status