Share

Bab 33

"Papa ke mana?" Daffa menatap bingung Pak Nuga—paman Arsen, alias kakak dari ibu kandung.

Pak Nuga berdeham sejenak, kemudian tersenyum setidaknya agar Daffa percaya penjelasannya.

"Urusan mendadak, dalam waktu beberapa hari."

"Kok nggak diajak!" rengek Daffa, benar-benar sulit dipisahkan lama dari Arsen. Padahal, tidak selamanya hanya beberapa hari atau mungkin seminggu.

Daffa memberengut kesal, berhasil membuat Pak Nuga tertawa lucu. Sesekali mengecup pipi tembem Daffa. Bahkan, sengaja menggelitik dengan hidungnya.

Setidaknya, Daffa bisa melupakan sejenak. Sedari tadi, terus bertanya di mana Arsen. "Coba mandiri dong."

"Nggak mau! Takut!" Daffa masih tremor, efek korban penculikan.

"Kalo nggak dilawan, kapan beraninya? Laki-laki nggak boleh takut atau mengalah dalam melawan atau hal apapun. Meski begitu, bukan berarti laki-laki nggak bisa lemah alias menangis."

Daffa hanya mengangguk, kemudian menguap. Rasa kantuk, mulai menyerang dan benar saja langsung pulas.

"Harus diselesaikan."
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status