Suasana pagi di Desa Peri sangat tenang, tidak banyak suara selain suara alam di pagi hari. Yui sudah bersiap melanjutkan perjalanan. Namun, Fiona menghentikan Yui dan meminta waktu untuk berbicara.
“Katakan saja,” ucap Yui.
Fiona menggeleng dan memberi isyarat Yui untuk mengikutinya. Yui sendiri meminta pengawal dan Leila tetap di penginapan. Mereka berjalan keluar dan berhenti di sudut tempat yang sepi. Fiona mengeluarkan tongkatnya lalu selubung transparan mengelilingi mereka.
“Barrier? Untuk apa?” tanya Yui.
“Aku tidak mau ada yang mendengar,” jawab Fiona dan Yui mengangguk.
“Dengar, ada satu gerbang dimensi ke dunia bawah di hutan kami, dan gerbang itu bocor tidak seperti biasany
Yui masuk ke dalam hutan dan terus berjalan hingga sampai di perbatasan. Keempat penjaga arah mata anginnya keluar dalam wujud manusia atau setengah manusia. Kyara dengan wujud setengah manusia perpaduan gadis manis dan harimau. Telinga dan ekor harimau putihnya terlihat sementara bentuk lainnya seorang gadis. Seiryu dalam wujud pemuda dengan tanduk Naga dan sisik naga di bagian tubuhnya sementara Suzaku dalam wujud wanita dewasa yang cantik dengan gaun merah membara, tak kalah menawannya Genji dengan wujud pria tampan nan rupawan.keempat pengawal Yui hanya bisa terdiam melihat keempat wujud dari penjaga arah mata angin yang hanya pernah mereka dengar dalam lantunan syair atau dongeng pengantar tidur. Leila yang sudah pernah melihat mereka masih merasakan kejutan yang luar biasa. Mereka sangat menawan, hanya kata itu yang bisa digambarkan untuk keempat makhluk itu.
Dunia bawah semakin mencekam, banyak desa yang dibakar hingga hangus tak tersisa. Pengungsi semakin banyak berkumpul di wilayah Blackdragon. Tenda-tenda didirikan di lembah sekeliling wilayah itu. Desa yang belum di serang memilih mengungsi terlebih dahulu. Pemuda dan pria yang bisa bertarung kini dilatih dan berlatih mengangkat senjata. Mau tidak mau masalah mempertahankan diri menjadi prioritas utama.Yuan bersama Razen bersembunyi dari pasukan Leiz yang sedang melaju menuju desa tempat mereka berdiam. Mereka menyiapkan jebakan sebelum pasukan itu mencapai pintu desa. Jebakan mereka berhasil, galian tanah yang ditutupi dedaunan mengurangi setengah jumlah pasukan Leiz, mereka terjebak ke dalam lubang. Saat perhatian pasukan fokus menolong mereka yang terjebak, para pemanah melesatkan anak panahnya menyerang pasukan yang tersisa. Mereka yang selamat memilih kabur, dan meninggalkan Leiz seorang diri. Tanpa
Rocky mengingat wajah Yui tapi bukan Yui yang seharusnya, dia ingat wajah yang sama dengan gadis itu dengan warna rambut perak. Namun, siapa namanya tak sedikitpun terlintas dalam benaknya. Sementara ingatannya seperti membohongi dirinya, pemuda berambut perak di sampingnya, entah mengapa justru tidak ada dalam ingatannya. Dia adalah pengawal pangeran ini, tapi kenapa terasa asing justru wajah gadis di sebelahnya sangat familiar.Melihat Rocky yang terdiam, Light bertanya padanya, “Apa masih ada yang ingin kamu sampaikan?”Rocky seketika tersadar dan menjawab pertanyaan Light, “Tidak ada, saya hanya lapor saja jika mereka semua sudah berada di tempat latihan. Mungkin Pangeran ingin mengunjungi mereka?”“Ya, nanti saja. Terima kasih,” balas Light.
Yuan keluar dari gerbang dimensi dengan langkah yang tidak mantap. Dia merasakan sakit di dadanya. Kristal peraknya sudah berubah warna. Dia pun terjatuh dan pingsan.Yuan tersadar di kamarnya, langit-langit kamar yang biasa ia lihat, kamarnya di dalam kastil tua yang sudah lama tidak ditempati. Sinar matahari yang mengintip dari balik korden mengingatkannya akan berapa lama dia tidak sadarkan diri.Pintu dibuka dari luar, Mira membawakan makanan untuknya.“Tuan muda sudah siuman, bagaimana apa ada yang sakit?” tanya Mira dengan lembut sambil meletakkan isi nampan di atas meja kecil dekat tempat tidur.Yuan bangun dari tidurnya, rambut panjangnya sebagian menjuntai ke depan.“Apa ini, rambutku menghita
Dunia bawah dipenuhi prahara, pertarungan terjadi di mana-mana. Mempertahankan tanah leluhur dan bertarung dengan pasukan penguasa. Satu persatu korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Keduanya membela apa yang mereka yakini, masa depan yang lebih baik. Penguasa menjanjikan dunia akan kembali seperti semula bahkan lebih dengan membuka gerbang ke dunia atas, mengambil sumberdaya yang ada dan mengembalikan dunia bawah. Dunia bawah akan lebih baik dengan raja yang baru, raja yang lebih baik dan dia telah terlahir kembali. Keyakinan akan adanya raja baru yang membawa perubahan dan mampu mengubah dunia bawah membuat mereka mempertahankan apa yang seharusnya menjadi hak mereka, tanah mereka, dunia mereka. Dua keyakinan dengan dua pemimpin yang berbeda visi dan misi dalam dunia yang sama. Kekacauanlah yang terjadi, peperangan tanpa batas hingga salah satu menyerah
Jatuh dari langit, apakah tulang-tulang akan remuk? Membayangkan kondisi yang semakin buruk membuat Yoru semakin erat memeluk Yui. Tidak pantas untuk gadis itu berakhir mengenaskan, apapun akan dia lakukan untuk sang gadis. “Yui, aku akan melindungimu,” gumam Yoru. Jatuh dengan kecepatan yang terus bertambah, bahkan rasa nyeri sayatan udara yang membelai tajam kulit akibat kecepatan jatuh sangat terasa, Yoru menggunakan sisa terakhir kekuatannya membuat barrier menahan udara disekitarnya, menahan benturan yang akan melukai Yui. Suara benda jatuh terdengar sangat keras di hutan dekat wilayah Blackdragon, sayangnya kegelapan malam dan sepinya tempat itu membuat tak seorangpun datang menolong. Hanya ada mereka berdua, dalam kegelapan malam. “Yui … Yui,” lirih Yoru yang
Leiz kembali dengan tangan kosong. Dia kehilangan jejak Yoru. Dengan wajah tertunduk penasehat kerajaan itu melapor kepada rajanya. “Maaf, Yang Mulia saya kehilangan jejak,” lapor Leiz yang langsung mendapatkan amukan dari Nacht. “Bodoh! Bagaimana bisa kehilangan jejak, dia sudah terluka parah,” geram Nacht yang tidak suka melihat Leiz kembali dengan tangan kosong. Dia melampiaskan amarahnya kepada Leiz yang saat itu justru dilindungi oleh Morgan. “Tolong, ampuni Tuan Leiz,” pinta Morgan memohon sambil berlutut. Nacht memandang morgan cukup lama. “Kau pemilik kristal tanpa warna?” tanya Nacht kepada Morgan. “Benar, Yang Mu
Yui masuk ke dalam kamar Yuan. Si pemilik kamar sedang tertidur. Tidak ingin membangunkan, Rafael yang juga bersama Yui memeriksa Yuan dengan perlahan. Dia meletakkan tangannya di dahi dan mengecek denyut nadi di pergelangan tangan. “Bagaimana?” Tanya Yui dengan suara pelan takut membangunkan Yuan yang masih tertidur. “Ini buruk, kristal peraknya telah berubah warna dan justru meracuni tubuhnya,” jawab Rafael. “Lalu bagaimana menolongnya?” tanya Yui sekali lagi, berharap mendapat jawaban. Rafael terdiam, lalu memberi isyarat untuk keluar dari kamar Yuan. “Kristal itu harus dihancurkan,” jawab Rafael. “Tapi, kristalnya ada di jantung Yuan,” timpal Yui yang bingung bagaimana n