Share

Bab 3 ( Menghilang dari hidup may )

Setelah peristiwa itu Sada selalu mengurung diri dikamar, Sada menenangkan diri di rumah dengan bermain game dan menulis sebuah Novel, Sada memiliki beberapa novel karyanya sendiri yang disimpan dirumah, Sada bukan penulis terkenal akan tetapi hanya seseorang yang hobi membuat sebuah cerita lalu menyimpanya sendiri dirumah...

 Setelah kejadian itu hidup sada semakin berantakan setiap malam sada selalu menengguk dan menghabiskan satu hingga 2 botol minuman beralkohol untuk menenangkan fikiran yang sangat tak karuan, sada mencoba mengikhlaskan tapi sangat sulit untuk melakukanya.

Dan pada akhirnya minuman² keraslah yang menjadi tempat pelarian sada untuk menenangkan diri...

dirumah Sada membuka lemari es dan mengambil satu botol minuman beralkohol lalu menengguknya,meminum hingga habis sampai tak ada setetespun air yang tersisa,botol itupun sada lempar kelantai hingga pecah menjadai berkeping keping...

Mata sada mulai tak bisa melihat sekeliling dengan jelas,dan Sada pun membanting tubuhnya sendiri di atas sofa,sada menatap lampu yang seakan akan bergerak, sada merasa sedang terjadi gempa bumi yang membuat bangunan di sekitar Sada bergoyang goyang.

Sada tau ini adalah pengaruh alkohol yang Diminum Sadapun mulai berbicara tak jelas,mengobrol dengan tembok,mencaci makinya lalu dengan keras memukul dan menendangnya,seakan akan tembok itu adalah may...

“Kamu fikir aku gabisa hidup tanpa kamu apa haaa,kamu kira kamu siapa bisa menghancurkan hidupku,aku gak terima dengan semua ini,aku akan membuatmu membayar semua yang kau lakukan,tunggu saja pembalasanku aku akan membuat hidupmu menjadi hancur sehancur hancurnya,hingga kau membungkuk dan bertekuk lutut di hadapanku,memohon dan meminta maaf padaku may,pelacur sepertimu sudah sepantasnya hidup menderita”.

(Ucap penuh amarah Sada pada tembok)

***

Tiba2 terlintas dalam pikiran sada untuk menghilang dari hidup may sementara, dan membuat may menjadi penasaran dimana keberadaanku sekarang,aku yakin meski hanya sedikit may masih mempunyai rasa kepadaku.

Sada mengirim pesan pada temanya yang berada di jakarta sada bermaksud untuk menemuinya dan menginap sementara waktu di tempatnya sambil sada mencari pekerjaan Di sana, teman sada yang bernama Edi pun membalas pesan sada dan mengijinkan Sada untuk tinggal di tempatnya.

Pada malam hari tepat jam 19:00 aku menaiki sebuah bis yg menuju ke Jakarta,jam 2 pagi aku sampai di Jakarta,sesampainya di terminal aku menghubungi Edi dan memintanya menjemputku,edipun menyuruhku menunggu sebentar di sini, dan ia bilang ia sedang berangkat menuju ke terminal...

Aku duduk menunggu Edi sambil menikmati secangkir kopi yang kubeli dari minimarket di dekat terminal, saat aku sedang menyeruput dengan nikmat kopiku aku melihat ada bapak² tua yang sedang dipukuli oleh beberapa pria muda.

Aku dengan cepat menghampiri dan membantu bapak² tua itu, aku mengambil sebalok kayu yang berada di depanku lalu memukuli para pria itu, dengan kepala yang berlumuran darah para pria itu berlari meninggalkan terminal...

Bapak² tua itu menghampiriku dan berterima kasih, lalu memberikan kartu namanya padaku, ternyata bapak² tua itu tahu kalau aku baru datang dari Jakarta, dan dia menawariku sebuah pekerjaan dikantornya...

Aku bersyukur dan berfikir ternyata rezeki datang secara tak terduga,aku tak perlu repot² menumpuk lamaran ke banyak perusahaan seperti yang ku fikirkan sebelumnya,ternyata baru menginjak kota ini saja aku langsung mendapatkan sebuah pekerjaan,begitu penuh keajaiban kota ini, dan rencana Tuhan ternyata lebih indah daripada yang aku rencanakan.

Tak berlangsung lama Edi pun tiba, aku berpamitan dengan bapak tua itu dan pergi meninggalkanya.

di perjalanan suara berisik knalpot motor Edi membuatku sangat tidak nyaman, aku dan Edi adalah teman satu kelas di bangku SMA tentu saja aku tau bnyak tentangnya,ia adalah seseorang yang sangat hobi mengotak ngatik motor, memperbaiki dan membuat tampilan motor menjadi aneh.

Dulu waktu sekolah Edi seringkali melakukan balap liar di jalan dekat sekolah saat malam hari,maka dari itu saat Edi memboncengku dengan motornya aku merasa nyawa ku tertinggal dibelakang,dan beberapa kali aku memukul kepala Edi yang dilindungi helm saat ia hampir menabrak kendaraan lain didepanya.

“matamu Nok ndi Ed ati-ati Leh gwo motor Tah”sada memperingati Edi sambil memukul kepala Edi yang dilindungi helm.

“sing tenang Tah, sing mbonceng no koe Ki sedulure Pedrosa ddi dijamin 100 persen aman” ucap Edi meyakinkan Sada.

“halah kontolll Ed “

Tak butuh waktu lama Sada sudah sampai dirumah Edi, terlihat rumah Edi tak terlalu besar akan tetapi juga tidak terlalu kecil bisa dibilang rumah yang sederhana untuk Edi yang selama ini tinggal sendiri di ibukota.

Edi memiliki bengkel sendiri yang dia bangun didepan rumahnya, hal ini membuat Sada kagum pada Edi yang sudah memulai bisnis sendiri di usia yang bisa dibilang sangat muda, meskipun bengkel itu tidak terlalu besar akan tetapi usaha yang ditekuni Edi itu bisa membuat Edi hidup sampai sekarang di kota yang dikenal sebagai kota yang keras.

( Ibukota lebih kejam dari pada ibu tiri )

Sebuah kata yang menjadi semboyan pada kota ini dan menjadi bukti betapa kerasnya kota ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status