Home / Rumah Tangga / DENDAM IBU TIRI / Jerat Cinta Si Pelakor

Share

Jerat Cinta Si Pelakor

Author: Seccomander
last update Huling Na-update: 2022-07-21 13:38:44

"Berhati-hatilah pada setiap wanita di luar, sekalipun itu sahabatmu sendiri."

Amaliya sudah tertidur. Eliza terbangun karena ia haus. Eliza pun memutuskan keluar kamar sendiri tanpa membangunkan Amaliya yang terlihat lelah dan sudah pulas tertidur.

Saat mengambil minuman, Eliza melewati ruang kerja Mihran. Terlihat, Mihran masih bekerja, walau sudah pukul 23.00.

"Bertahun-tahun aku bersembunyi darimu. Selama ini aku hanya melihat wajahmu yang tersimpan dalam kenanganku. Sekarang, kamu ada didekatku. Dan aku masih merasakan getaran yang sama saat memandangmu."

"Aku harus pergi, sebelum Mihran melihatku," batin Eliza.

"Hei, El, ngapain kamu disitu? Ayo sini, masuklah, kita ngobrol di sini," tegur Mihran.

"Kamu kenapa belum tidur? Masih kepikiran soal tadi?" tanya Mihran sambil menyuruh Eliza duduk di dalam ruang kerjanya.

Eliza hanya mengangguk.

"Kamu sendiri kenapa belum tidur?" tanya balik Eliza pada Mihran.

Mihran pun tertawa.

"Kamu tahu nggak, selama 8 tahun menikah, baru kali ini aku tidur terpisah dari Amaliya dan hanya kamu yang bisa melakukannya," ujar Mihran tertawa.

Eliza pun tersenyum.

"Jujur aku kagum dengan kemesraan kalian. Lebih tepatnya aku iri.Mihran, menurut kamu, apa aku berhak bahagia?" tanya Eliza dengan tatapan penuh tanya pada Mihran.

Mihran menarik nafas panjang.

"El, semua orang berhak bahagia. Termasuk kamu. Aku yakin, suatu saat nanti kamu akan menemukan jalan bertemu dengan pria yang tepat. Pria yang Allah pilihkan untuk menjadi jodoh kamu," jawab Mihran sambil sesekali ia mencari lembar berkas kerjanya.

Eliza say's

"Selama ini aku selalu berdoa sama Allah, jika dia bukan jodohku maka jauhkanlah tetapi jika dia jodohku maka dekatkanlah. Hari ini jelas Allah menjauhkanku dari Dygta, karena dia bukan jodohku. Tetapi, apa alasan Allah terus mendekatkanmu padaku, Mihran, padahal sudah pasti, kamu bukanlah jodohku. Apa sebenarnya rencana Allah terhadapku?"

Netra Eliza terus melihat ke arah Mihran yang sibuk dengan berkas-berkasnya walau ia sedang berbicara dengan hatinya sendiri.

"Kamu lagi ngerjain apa sih, Mihran?Kok sampai larut malam begini," tanya Eliza yang melihat kesibukan lelaki yang sangat dipujanya itu.

"Oh ini, aku lagi ikutan peaching salah satu brand ngetop. Dan ini memang jadi kesempatan besar banget buat perusahaan aku," terang Mihran.

Eliza mengangguk mendengarkan penjelasan Mihran.

Amaliya pun terbangun, mencari keberadaan Eliza yang sudah tidak ada dikamarnya lagi.

"Ke mana Eliza?" batin Amaliya.

"Karena aku yakin, kalau aku mendapatkan kesempatan ini maka ke depannya akan banyak brand-brand besar yang masuk ke digital agency aku. Ya maklumlah, selama ini yang kutangani banyak brand-brand kecil, makanya Papanya Amaliya suka meremehkanku, katanya perusahaanku nggak maju-maju," sambung Mihran.

Eliza tersenyum, "Andai saja aku bisa bantu kamu."

"Serius kamu mau bantuin aku?" tanya Mihran yang kini menatap ke arah Eliza.

Mihran pun duduk disamping Eliza

"Gimana kalau kamu aku ajuin jadi calon brand ambasadornya? Soalnya aku bingung nih, semua kandidat yang aku ajuin ditolak sama mereka. Aku bingung nih, mau cari kandidat lain. Gimana?" ujar Mihran setengah memohon.

Eliza seketika berubah wajahnya

"Ayo dong, katanya kamu mau bantuin aku? Kamu ini kan sekarang model terkenal, status kamu model internasional," imbuh Mihran.

Seketika Eliza menyesal dengan perkataannya untuk membantu Mihran.

"Aku yakin, klienku setuju kalau kamu jadi brand ambasador mereka," ujar Mihran.

"Duh, gimana nih? Pakai acara nawarin bantuan segala tadi. Kalau nanti aku kepilih kan bakal terus bersama Mihran," batin Eliza.

"Eliza, please, tadi kamu bilang mau bantuin aku?" pinta Mihran sekali lagi.

"Kasihan Mihran, mungkin ini yang terakhir kalinya untuk membantu Mihran, sebelum aku menyingkir selamanya dari kehidupan Mihran," batin Eliza.

"Gimana?" tanya Mihran.

Eliza pun mengangguk dan tersenyum

"Serius mau bantuin aku?" tanya Mihran sekali lagi.

Eliza tersenyum, "Iya."

"Makasih ya," ujar Mihran memegang tangan Eliza sebagai ucapan terimakasih.

"Kamu itu memang sahabat terbaik aku," ujar Mihran.

Eliza pun tersenyum.

****

"Kamu di sini sexy," ujar Mihran.

Amaliya berjalan perlahan, mencari arah suara Mihran, suami yang sangat dicintainya.

Mihran dan Eliza sedang memilih beberapa foto untuk diberikan pada Klien Mihran nantinya.

"Ini sexy." Mihran dan Eliza tertawa bersama.

"Coba yang satu lagi," kata Eliza.

"Nah, kalau yang ini agak mendingan," ujar Mihran.

Amaliya pun menarik nafas panjang saat melihat Mihran sedang berbicara dengan Eliza di ruang kerjanya.

"Hei, Sayang," tegur Mihran saat melihat Amaliya masuk.

"El, kamu di sini?" tanya Amaliya.

Amaliya pun memeluk mesra suaminya, duduk di kursi tempat Mihram duduk.

"Tadi aku kehausan terus lihat Mihran masih kerja," jelas Eliza.

"Tadi kami ngobrol, ElIza mau bantuin aku untuk dapatin project yang lagi aku tanganin. Jadi gini, aku ajuin Eliza jadi brand ambasador mereka. Tadi kita lagi cari foto. Foto Eliza tuh sexy-sexy, sedangkan, klien aku butuhkan yang elegan. Karena segmennya family. Kamu bantuin aku dong cari foto-foto Eliza buat presentasi aku," terang Mihran.

"Pantesan tadi aku dengar foto sexy, foto sexy, ternyata Eliza? Pikiran aku dah ke mana aja. Nggak tahunya Eliza. Uh, awas aja kalau perempuan lain," kata Amaliya menggerumus wajah Mihran manja.

"Oh, istri aku ini masih bisa cemburu ceritanya nih?" ejek Mihran.

"Iya dong. Kalau aku nggak cemburu tandanya nggak sayang sama kamu!" kata Amaliya bergelayut manja dengan Mihran di depan Eliza.

Eliza pun dibuat kik kuk tetapi berusaha tersenyum menutupi kepahitan hatinya.

"El, makasih ya udah mau bantuin Mihran. Ini berarti banget buat dia," ujar Amaliya.

Eliza pun mengangguk dan tersenyum pada kedua sahabatnya itu.

"Dan aku yakin pasti ada sesuatu kenapa kamu kembali ke sini. Terutama kembali pada kami," ujar Mihran.

"Iya, pasti takdir yang membawa kamu kembali ke sini," kata Amaliya tersenyum.

Eliza berusaha tersenyum

Apakah ada takdir baik dengan kembalinya seorang sahabat?

bersambung ....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • DENDAM IBU TIRI   Selamat Tinggal Indonesia

    Permintaan Eliza untuk pindah ke Amerika membuat Mihran dilema. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan rumah tangganya bersama Eliza.Mihran tidak ingin gagal. Terlebih harus kehilangan Dhika jika ia tidak bisa menuruti semua keinginan istrinya itu. Hanya berserah pada Allah dan berdoa, tempatnya mencurahkan semua kegelisahannya."Ya Allah, Engkaulah yang lebih tahu apa yang terbaik buat kami. Jika kepindahan kami ke Amerika itu yang terbaik menurutmu, mudahkanlah ya Allah. Tapi jika itu bukan yang terbaik untuk kami, berikanlah jalan lain agar kami bisa hidup dengan tenang, aamin ...."Mihran menyelesaikan doanya, walau ia belum juga bergerak dari sajadah. Hatinya cemas. Perasaannya tidak menentu. Membayangkan harus tinggal jauh dari Jakarta. "Selama ini aku tinggal di Jakarta, aku selalu teringat Amaliya. Aku nggak bisa move on darinya. Apalagi sekarang ada Ayu yang sangat mirip dengan Amaliya.""Aku nggak boleh tergoda sama Ayu. Aku kapok. Aku nggak mau mengkhianati istriku lagi.

  • DENDAM IBU TIRI   Pindah Ke Amerika?

    Arumi mencoba membujuk suaminya. Ia berharap jika sang suami mengubah keputusannya untuk mengajukan gugatan perceraian me pengadilan agama."Mas, tolong pikirkan lagi keputusan kamu, Mas," pinta Arumi memelas. Namun, sepertinya keputusan Taher sudah tak bisa diubah."Maafkan aku, Arumi. Keputusanku sudah bulat. Aku akan mengurus arsip perceraian kita agar aku juga bisa mengesahkan pernikahan aku dan Della," tutur Taher tegas.Jawaban suami yang telah didampingi puluhan tahun itu membuat Arumi syok. Ia tidak menyangka, jika suaminya itu lebih memilih cinta masa lalunya."Tega kamu, Mas. Tega kamu melakukan ini sama aku. Bunuh aja aku, Mas. Kamu bunuh aja aku sekalian. Bunuh, Mas!" teriak Arumi histeris.Teriakan Arumi yang terdengar nyaring akhirnya membuat Oma Siska bersama Malik dan Indah masuk ke dalam kamar Arumi. Terlihat pertengkaran itu membuat Arumi telah banjir air mata."Ada apa ini?"Oma Siska pun akhirnya menarik paksa anak lelakinya keluar dari kamar. Sedangkan Indah berus

  • DENDAM IBU TIRI   Gugatan Cerai

    Arumi yang mulai membaik akhirnya diijinkan pulang. Ditemani anak dsn menantunya, Arumi pulang ke rumah Oma Siska. Sesampainya di rumah, Oma pun menyambut hangat kedatangan anak perempuannya.Walau sudah ditalak oleh Taher, Arumi tetap tinggal di kediaman Oma Siska. Itu demi memenuhi keinginan mama mertuanya itu, setelah puluhan tahun menikah dengan Taher, Arumi telah dianggap anak oleh Oma Siska."Ma, mama istirahat di kamar dulu ya," ujar Indah. Indah pun memapah mama mertuanya untuk masuk ke kamarnya."Mama istirahat di sini dulu ya, Indah mau ambilkan makanan buat mama dulu," ujar Indah. Namun, belum saja melangkah Arumi langsung menarik tangan menantu perempuannya itu."Enggak usah, Indah. Mama enggak mau makan," sahut Arumi."Tapi mama harus makan, biar keadaan mama cepat pulih," bujuk Indah."Untuk apa, Indah? Toh mama sakit, papa kamu tidak perduli sama sekali. Sekalipun tidak mau menjenguk mama di rumah sakit," jawab Arumi dengan tatapan mata yang kosong.Indah pun terdiam. I

  • DENDAM IBU TIRI   Ancaman Eliza

    "Mel, kamu kok ke sini nggak bilang-bilang dulu?" ucap Ridho yang kaget melihat kedatangan Amaliya ke kantornya.Amaliya yang emosi mengetahui mamanya di celakai oleh Eliza pun mendatangi kantor Ridho dan ingin mengakhiri semuanya."Penyamaran ini harus segera di akhiri. Ini sudah terlalu lama, Ridho!" ucap Amaliya emosi."Kamu kenapa, Mel?""Eliza berusaha mencelakai mamaku. Kalau dia nekat, bisa aja dia membunuh mama sama seperti yang dia lakukan padaku. Aku nggak mau itu terjadi. Lebih baik kita akhiri semua penyamaran ini," tutur Amaliya."Enggak, Mel. Kamu harus bersabar. Sekarang ini aku sedang menyelidiki siapa Dhika sebenarnya. Karena aku yakin, Dhika bukan anak kandung Eliza," sahut Ridho.Ridho berusaha meyakinkan Amaliya. Menyusun kembali rencana agar mamanya bisa selamat tanpa harus membongkar penyamaran ini."Kamu harus sabar. Semua yang kita lakukan akan sia-sia kalau kita bongkar sekarang, Mel!" tegas Ridho.Della akhirnya sampai di rumah yang ditinggalinya. Rumah milik

  • DENDAM IBU TIRI   Jahatnya Eliza

    Bayangan itu kembali datang dalam ingatannya. Bagaimana menderitanya Oma Alia dan Mama Ainun saat harus terusir dari kehidupan Opa. Oma Siska sudah membuat keluarganya hancur berantakan. Bahkan. harus merasakan pedihnya terusir ke sana dan ke sini."Tidak. Dendam ini harus tetap ku lanjutkan. Aku enggak boleh menghentikan semua ini demi cintaku pada Amaliya. Aku harus tetap menjalankan semua rencana yang sudah ku susun," gumam Ridho.Indah akhirnya mencoba menghubungi suaminya untuk memberitahu soal kondisi mama mertuanya.[Halo, Mas. Mas, kamu di mana? Papa sudah menjatuhkan talak sama mama.][Papa talak mama, Indah?][Iya, Mas. Sekarang mama syok banget. Kamu cepat pulang ya, Mas. Kasih kekuatan sama mama. Aku nggak tega lihat kondisi mama sekarang.]Malik langsung mematikan teleponnya. Ia bergegas mendatangi ruangan papanya.Di ruangannya Taher sedang memandangi bingkai foto. Foto dirinya dan Arumi di saat masih bahagia."Sebenarnya aku berat harus berpisah dari Arumi. Sudah belasa

  • DENDAM IBU TIRI   Talak Untuk Arumi

    Della akhirnya sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani beberapa pemeriksaan dan hasilnya baik. Taher pun bersama Eliza terpaksa membawa Della ke rumah Taher yang lainnya. Itu karena Della masih meyakini jika ia istri Taher."Sementara ini biar tante kamu tinggal di sini. Tapi sebisa mungkin kamu nggak tinggal serumah. Setelah dua tertidur, saya akan pulang ke rumah yang lain. Pokoknya kamu tenang saja, tante kamu akan aman di sini," seru papa Amaliya itu."Baik, Om. Saya percayakan semuanya sama om ya," jawab Eliza tersenyum."Saya harus balik ke kantor dulu. Saya titip Della ya," pamit Taher yang bergegas pergi ke kantornya.Setelah Taher pergi, Della pun keluar dari kamarnya. Eliza tentu saja mengambil kesempatan yang ada. Hilangnya ingatan sang tante selain membuatnya aman, Eliza juga menyusun sebuah rencana baru."Aku ngerti perasaan tante. Tante yang sabar ya. Aku juga menjadi istri kedua, sama seperti tante," ujar Eliza. Della pun terkejut mendengar pengakuan sang keponaka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status