Share

Bab 3. SEBUAH PENGUMUMAN

“Hai, Nyonya! Kenapa kau tutup mulut putrimu?’' Seorang pria paruh baya bertanya padanya.

“Maaf, Tuan, putriku suka sekali memaki, jadi aku minta dia untuk diam saja.” Alice beralasan.

Lelaki itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil tertawa mendengar jawaban Alice.

“Gadis secantik dia bagaimana bisa mengeluarkan kata-kata makian? Ha ...ha ... ha ... ini kedengarannya lucu sekali!” Lelaki bernama Deke itu terus tertawa, membuat Alice dan Kimberley tertunduk malu, wajah mereka terlihat merona.

“Berarti dia sama seperti Putri Juliette, anak raja kita, Tuan Rehard” Samantha mendengus kesal.

“Halo, Samantha, Putri Juliette bukan putri raja, tapi dia hanya seorang anak dari seorang pelayan wanita yang dijadikan selir oleh raja kita. Setelah Permaisuri Alice terusir bersama bayinya, Putri Kimberley, karena dituduh menjalin hubungan gelap dengan pengawalnya yang bernama Daroll, akhirnya selir bernama Zelena itu menggantikan posisi Permaisuri Alice.”

“Hai, Deke, kau jangan membual pagi-pagi begini, apalagi tentang isu yang terjadi di dalam istana, kalau tidak mau hidupmu berakhir di dalam penjara bawah tanah!” Chaiden, lelaki berkumis tebal si pedagang sayur memperingatkan Deke. Membuat wajah Deke memerah, mengingat betapa mengerikannya jika ia harus menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara bawah tanah seperti Daroll.

“Nyonya, mana gaun pilihanmu?” Deke mengalihkan pembicaraannya. Ditatapnya Alice dan Putri Kimberley bergantian.

“Itu, Tuan!”

“Wow, itu cantik sekali untuk Wilona, bahkan Putri Juliette si anak selir itu pun akan kalah dengan kecantikan putrimu.”

“Terima kasih, Tuan.” Alice mengangguk sopan.

“Berapa harga gaun ini?” tanyanya pada Deke.

“Lima keping uang perak, Nyonya,” jawab Deke sambil menurunkan satu buah gaun yang ditunjukkan oleh Alice tadi.

“Boleh aku membayarnya dengan koin emas, Tuan?” tanya Alice ragu.

“Boleh, tapi aku tak bisa mengembalikannya.”

Alice langsung berbalik badan dan merogoh kantung kainnya. Alice tak ingin orang-orang mencurigainya karena memiliki banyak sekali koin emas, karena sebenarnya hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki koin emas untuk dijadikan alat pembayaran pada saat itu.

“Ini untukmu! Tidak perlu kau mengembalikannya!”

“Hah?! ... tapi …?!”

Alice langsung merebut bungkusan berisi gaun yang ia pilih tadi dari tangan Deke. Ditariknya tangan putrinya untuk meninggalkan tempat itu.

“Siapa kedua wanita itu? Ah, sudahlah yang penting sekarang aku sudah mendapatkan koin emas!” Deke terus menimang-nimang koin emas itu sambil senyum-senyum sendiri.

Putri Kimberley berlari mengikuti tarikan tangan Alice, sambil mengangkat gaunnya.

“Bu, di sini banyak sekali orang-orang yang aneh!” Putri Kimberley membetulkan topi rajutan berwarna Pink-nya yang sedikit agak miring.

“Sssstttt … biarkan saja mereka tidak tahu kalau akulah Permaisuri Alice dan kaulah Putri Kimberley itu!” Bisik Alice ke telinga putrinya.

“Itu tak penting, Bu. Bagiku yang penting adalah Jessy dan Rury tetap mengenali kita.”

“Terserah kau sajalah, Kim!” serunya Alice sambil menggerakkan sedikit kepalanya ke kiri.

Tiba-tiba terdengar derap langkah-langkah kaki kuda mendekat ke arah mereka.

“Menyingkirlah ... menyingkirlah ... beri kami jalan!” Alison, si petugas pasar berteriak lantang. Dengan menunggangi kudanya ia berkeliling mengitari pasar.

“Nyonya, bisa tidak kau minggir, dan kau juga Nona cantik! Jangan menghalangi jalanku!” Teriaknya lagi pada Alice dan Putri Kimberley.

“Dengar, akan ada pengumuman dari Kerajaan Strong!” Suara Alison semakin terdengar lantang sekali.

“Ibu, apakah itu adalah kerajaan Ayah?” Putri Kimberley berbisik pada Alice.

“Bukan! Itu adalah kerajaan Tuan Daltun, ayah Pangeran Alden. Pengeran Alden adalah lelaki yang dijodohkan denganmu saat kalian bayi. Kerajaan mereka bertetangga dengan kerajaan kita.” Alice menghentikan langkahnya, dan segera menyingkir dari tempat itu.

“Kim, ayo kita ke sana! Coba lihat itu ada pedagang sepatu! Ibu ingin membelikan sepatu untukmu. Lihat sepatuku terlihat kebesaran sekali di kakimu!”

Putri Kimberley menurut saja sambil meringis menahan sakit saat tangan Alice begitu kuat menarik tangannya.

Setelah mendapat sepatu yang diinginkan, Alice dan Putri Kimberley pun memutuskan untuk kembali ke rumah pohon mereka yang berada di tengah hutan. Tapi niat itu mereka urungkan saat ada banyak utusan dari Kerajaan Strong dengan menunggangi kuda mendatangi pasar itu.

“Pengumuman! Pengumuman! Kami dari Kerajaan Strong saat ini sedang mencari seorang perawat kuda untuk merawat kuda-kuda Pangeran Alden, Putra Mahkota Kerajaan Strong. Ini tak terbatas untuk siapapun, pria atau wanita, tua atau muda, yang terpenting adalah ia memiliki keahlian merawat kuda dengan baik. Mulai besok akan dimulai tes untuk itu. Upah yang akan diberikan pihak kerajaan adalah sebesar 20 koin emas setiap bulannya untuk siapa yang menjadi perawat kuda Pangeran Alden. Sekian dan terima kasih!”

Lalu rombongan utusan dari Kerajaan Strong langsung meninggalkan pasar.

Keriuhan pun mulai terjadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status