Share

Bab 4. SEBUAH RENCANA BALAS DENDAM

"Pengumuman! Pengumuman! Kami dari Kerajaan Strong saat ini sedang mencari seorang perawat kuda untuk merawat kuda-kuda Pangeran Alden, Putra Mahkota Kerajaan Strong. Ini tak terbatas untuk siapapun, pria atau wanita, tua atau muda, yang terpenting adalah ia memiliki keahlian merawat kuda dengan baik. Mulai besok akan dimulai test untuk itu. Upah yang akan diberikan pihak kerajaan adalah sebesar 20 koin emas setiap bulannya untuk siapa yang menjadi perawat kuda Pangeran Alden. Sekian dan terima kasih!”

Lalu rombongan utusan dari Kerajaan Strong langsung meninggalkan pasar.

Keriuhan pun mulai terjadi.

“Aku akan mencobanya!” Lelaki tua berhidung bulat berteriak lantang dengan penuh percaya diri kepada orang-orang di sekitarnya.

“Kau bisa apa, Jerry? Urus saja daganganmu!” Wanita tua berambut keriting terlihat kesal terhadap lelaki itu.

“Aku juga ingin mencobanya, karena upahnya sangat menggiurkan sekali," terdengar suara lainnya.

“Jangan bermimpi untuk itu! Memegang seekor kucing kecil saja kau tak berani, apalagi harus memegang seekor kuda yang tubuhnya jauh lebih besar dari seekor anak kucing.” Pemuda bernama Megan tertawa mengejek.

Alice dan Putri Kimberley hanya tersenyum saja mendengar keriuhan itu.

“Ayo, sekarang kita pulang! Gaun dan sepatumu sudah kita dapatkan!”

“Baik, Bu!” Putri Kimberley menepis tangan Alice, dan langsung berlari meninggalkan ibunya.

“Ibu, maaf aku harus segera sampai ke hutan, karena aku sangat merindukan dua sahabatku, Jessy dan Rury. Mereka pasti sedang menantiku!” teriaknya lagi sambil terus berlari sambil mengangkat gaunnya, terlihat ia kepayahan mengayuhkan langkahnya karena sepatu yang dikenakannya kebesaran.

“Hati-hati Kim!”

Bruuuukkk!

“Kim! Kamu kenapa?" 

***

“Biar Ibu obati lukamu!” Alice membaluri luka di kedua lutut putrinya.

“Auuww, sakit, Bu!” Putri Kimberley meringis menahan sakit.

“Kau tidak mendengar kata Ibu tadi!"

“Maaf, Bu, tadi aku ingin cepat-cepat sampai di tempat kita, karena aku sudah sangat merindukan Jessy dan Rury. Aku pun tadi sudah sangat bosan berada di pasar itu.”

“Kenapa?”

“Banyak orang-orang aneh di sana!” jawab gadis itu.

“Orang-orang memang seperti itu, sering bertingkah aneh. Sekarang coba kau kenakan gaun dan sepatu yang baru kita beli tadi!”

Putri Kimberley dengan semangat mencoba gaun dan sepasang sepatu cantik yang mereka beli tadi.

“Wow, betapa cantiknya kau, Sayang! Kau dengar ucapan Deke si pedagang pakaian tadi, katanya kau lebih cantik dari Putri Juliette anak si selir licik itu.

“Terima kasih, Bu! Ya, tadi aku memang mendengar ia berbicara seperti itu.” Putri Kimberley terlihat bangga mendengar pujian dari ibunya.

“Kim, sekarang duduklah di dekat Ibu. Ibu ingin berbicara padamu!” 

Putri Kimberley langsung mendekat pada ibunya.

“Ada apa, Bu?” 

“Kim, kau harus ikut tes pemilihan untuk menjadi perawat kuda Pangeran Alden.” 

“Tapi, Bu, bagaimana dengan kau dan teman-temanku di sini?” Wajah Putri Kimberley tampak cemas.

“Tidak usah kau pikirkan itu. Hutan sudah menjadi bagian dari hidup kita. Jadi tak ada yang perlu kau khawatirkan terhadap diriku!” Dengan tegas Alice menolak alasan sang putri.

“Tapi, untuk apa aku harus menjadi perawat kuda Pangeran Alden, Bu?”

“Agar kau pelan-pelan bisa kembali ke istana ayahmu. Nanti akan ibu tunjukkan caranya.”   

“Aku ...”  

“Tak usah membantah, Kim! Dengarkan Ibu. Ibu lebih tahu soal itu!”

Putri Kimberley hanya mampu menundukkan kepalanya, sebenarnya ia berat sekali jika harus meninggalkan kehidupannya di hutan, yang baginya sangat menyenangkan. Tapi ia tak mungkin menolaknya, karena melihat mimik wajah sang ibu yang kini tampak menyeramkan.

“Dengar, Kim, besok pagi-pagi sekali kau harus bangun, kenakan gaun sederhana untuk menutupi kecantikanmu. Ingat tak boleh ada yang tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Tetap katakan namamu Wilona, dan katakan pada mereka bahwa kau anak seorang petani miskin. Tunjukkan kemampuanmu dalam merawat kuda. Saat kau memenangkannya, bekerjalah dengan keras. Sampai kerja kerasmu itu bisa membawamu masuk ke dalam kerajaan ayahmu kembali, Kerajaan White Tiger.” Alice mendekatkan wajahnya ke wajah Putrinya. Tatapannya tajam penuh kebencian dan dendam di masa lalu.

"Tapi, Bu?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status