Home / Romansa / DENDAM SANG PUTRI / Bab 8. BERTEMU DENGAN PUTRI JULIETTE YANG SOMBONG

Share

Bab 8. BERTEMU DENGAN PUTRI JULIETTE YANG SOMBONG

Author: Vanessa_nesa
last update Last Updated: 2022-01-17 18:23:45

"Sabar dulu …" jawab Chaiden sambil mendengus. Lalu kembali berucap.

“Siapa namamu gadis kumal?”

“Wilona, Tuan!” 

“Wah, namamu indah sekali! Seindah paras wajahmu!” 

Wilona menatap tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ternyata lelaki bermulut besar itu bisa juga memuji dirinya.

“Terima Kasih, Tuan!” 

“Wilona coba kau masuk ke kandang! Bawa Ruby dan Daren keluar. Buat mereka tidak ketakutan saat kau menyentuhnya!”

Kali ini tanpa ragu Putri Kimberley langsung masuk ke kandang kuda itu. Kemudian dengan penuh kasih sayang ia mengelus-elus tubuh kedua kuda itu bergantian. Ruby dan Daren langsung menggesek-gesekkan kepala mereka ke pipi Putri Kimberley yang putih mulus. Putri Kimberley bukannya jijik, ia malah tertawa hangat sambil terus mengelus-elus tubuh kedua kuda itu. Lalu perlahan-lahan ia bawa keduanya keluar dari kandang itu.

Tuan Chaiden menatap kagum melihat apa yang dilakukan gadis itu. Namun tak hanya sampai di situ saja, lelaki itu terus menguji kemampuan Putri Kimberley, dari cara memberi makan dan minum, memandikan, membersihkan kandang dan menunggangi kuda itu, semua dapat dilakukannya dengan baik.

Ploook ... ploooook ... ploooook ...

Terdengar suara tepukan tangan Tuan Chaiden. Ia merasa puas dengan apa yang dilihatnya tadi.

“Selamat, kau berhasil, Wilona si gadis kumal!” Sepasang mata Putri Kimberley langsung berbinar-binar saat mendengar itu.

“Benarkah, Tuan Chaiden?” 

“Sudahlah, jangan banyak bertanya! Sekarang ayo ikut aku menghadap Pangeran Alden.” Bukan main senangnya hati Putri Kimberley mendengar itu, tanpa sadar ia pun melompat-lompat di hadapan Tuan Chaiden.

“Hentikan kelakuan bodohmu itu Wilona! Ha ...ha ...ha!" Lelaki itu pun tertawa melihat kelakuan gadis kumal yang kini membuatnya kagum itu.

“Ayo!”

Putri Kimberley pun mengikuti langkah Tuan Chaiden. Ia masih saja terlihat kesulitan saat melangkah, karena gaun usang dan sepatu kebesaran milik ibunya yang ia kenakan.

Sreeek ... sreeeek ... sreeeek...

Suara seretan sepatunya membuat seisi istana menatap ke arahnya.

Sampai di dalam istana, Tuan Chaiden langsung menghadap sang pangeran.

“Maaf, Pangeran Alden, saya sudah berhasil mendapatkan seorang perawat kuda yang sangat baik untuk menjadi perawat kuda-kuda Pangeran.” Tuan Chaiden membungkukkan badannya dalam-dalam, sebagai tanda hormatnya pada sang pangeran. Putri Kimberley pun langsung mengikutinya.

“Baiklah. Siapa orangnya, Chaiden?” Pangeran Alden terlihat mencari-cari.

“Maaf, Pangeran. Ini orangnya. Namanya Wilona. Ia gadis yang pandai sekali membuat Ruby dan Daren merasa nyaman. Ia bisa melakukan hal apa saja yang kuperintahkan untuk merawat kuda-kuda Pangeran. Tidak seperti Gabriel yang selalu berlaku kasar pada Ruby dan Daren.” Tuan Chaiden menjelaskan tentang Putri Kimberley yang pandai merawat kuda-kuda milik Pangeran Alden.

“Baiklah, aku ...”

“Pangeran, apa kau tidak salah menerima gadis yang terlihat sangat kotor ini menjadi perawat kuda-kudamu? Aku yakin ini hanya akal-akalan Chaiden saja, agar gadis kumal ini bisa masuk ke dalam istana ini. Aku tak setuju kalau dia kau terima sebagai perawat kuda-kudamu, Pangeran! Karena ini tidak masuk akal!” suara teriakan dari seorang wanita yang duduk di sebelah Pangeran Alden terdengar mengejutkan seisi istana, termasuk Tuan Chaiden dan Putri Kimberley, dan membuat pangeran tampan itu tak dapat melanjutkan ucapannya.

“Putri Juliette, aku percaya kalau Chaiden benar. Chaiden adalah orang kepercayaanku. Jadi aku percaya dengan setiap ucapannya.” Dengan tenang si pemilik wajah tampan itu menatap Putri Juliette.

Ucapan sang pangeran membuat lega hati Tuan Chaiden dan Putri Kimberley, tapi tidak dengan Putri Juliette yang tampak semakin kesal mendengar pembelaan Pangeran Alden, lelaki yang sudah menjadi tunangannya itu.

Putri Kimberley berbisik kepada Tuan Chaiden.

“Tuan, siapa wanita itu?”  

“Putri Juliette. Putri Raja Rehard dari Kerajaan Tiger White, tapi Putri Juliette hanya terlahir dari seorang selir bernama Zelena.” Tuan Chaiden merendahkan suaranya agar tak terdengar oleh yang lainnya.

Suasana menjadi gaduh saat dengan suara keras Putri Juliette berteriak seperti orang tak waras.

“Aku tetap tidak setuju, Pangeran! Atau kita akhiri saja hubungan kita!” Putri Juliette yang sombong itu lalu berdiri dan melangkah dan meninggalkan istana.

Seisi istana memandang kepergian Putri Juliette. Namun ia tak peduli, ia terus berlari.

Dan tiba-tiba sebuah tangan mencengkram lengannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 41. Siapa Mereka?

    Putri Kimberley terus nekat menuruni anak tangga untuk mendatangi kandang Jessy dan Rurry, dua hewan kesayangannya.Teriakan sang ibu tak lagi digubrisnya. Selama seminggu tidak pernah bertemu dengan keduanya membuat kerinduan di hati Sang Putri kian membuncah."Jessy! Rurry! Aku datang!" teriak Putri Kimberley memecah kesunyian malam.Dengkuran binatang malam pun seakan ikut berpacu mengisi kesunyian malam itu. Namun sedikit pun tidak membuat nyali Putri Kimberley menjadi ciut. Tak ada ketakutan yang menghinggapi hatinya saat itu."Ngghhhiiik! Ngghhhiiik!" ringkikan Jessy kuda kesayangan Sang Putri pun terdengar seolah ingin menyambutnya. Kreeeiiikkk …Tangan gadis cantik itu pun terlihat tak ragu saat membuka pintu kandang keduanya."Heiiii … apa kalian sudah tidur?" Bola matanya ia besarkan mencoba menembus pekatnya malam."Ngghhhiiik …" "Kau kah itu Jessy?" tangannya meraba-raba ruangan tempat tinggal kedua hewan kesayangannya itu, mencoba meraih keduanya.Haaaappp …Tiba-tiba a

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 40. Jangan Ada Yang Tahu Kalau Kita Masih Hidup

    "Kim, dari mana kau kenal dengan Dorothy?""Saat aku pertama kali hendak pergi mengikuti tes menjadi perawat kuda Pangeran Alden waktu itu, Bu. Aku beristirahat di rumahnya," jelasnya sambil bermanja memeluk tubuh ibunya. Kerinduannya pada sang ibu membuatnya ingin selalu dekat pada wanita ini."Oh, aku rasa Dorothy yang kau maksud adalah Dorothy yang aku kenal itu. Apa kau pernah menceritakannya padaku?" Lagi-lagi ia mencoba mengingat soal Dorothy."Sepertinya belum, Bu. Tapi, entahlah. Aku sering lupa dengan apa yang pernah aku katakan, mungkin karena kesibukan ku merawat kuda-kuda Pangeran Alden. Oh, ya, dua kesayanganku, Rury dan Jessy mana Bu?""Mereka ada di bawah. Besok kau bisa menemuinya." Permaisuri Alice masih penasaran dengan wanita bernama Dorothy tadi."Iya, Bu, aku sanga

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab. 39. Nyonya Dorothy?

    Putri Kimberley menunduk. Gadis itu bingung harus melakukan apa. Mengaku tentang siapa dia sebenarnya, atau terus menyimpan semuanya rapat-rapat sampai saatnya tiba ia bisa mengungkapnya.“Wilona, seperti ada yang kau sembunyikan padaku. Apa kau tidak menganggap aku ini sebagai orang yang kau sayangi?” suara Dorothy mulai merendah, ia tak ingin gadis cantik yang membuatnya jatuh hati ini merasa takut mendengar suaranya yang keras.“Heeem, Nyonya boleh aku habiskan susu ini?” Putri Kimberley berusaha mengalihkan pembicaraan, padahal susu dalam gelasnya sudah habis.Dengan tersenyum tipis, Dorothy mengangguk kecil.“Tapi, susu dalam gelasmu itu sudah habis, Sayang,” ucapnya sambil menahan rasa gelinya melihat tingkah canggung gadis itu,“Oh…” mu

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 38. Sebuah Kebingungan

    “Sebentar, Nyonya Dorothy, biar aku lihat Tuan Freddy. Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya,” ujar gadis itu, dan langsung bangkit dari duduknya.Setelah berada di luar kamar, Putri Kimberley, mengedarkan pandangannya, matanya mencari-cari arah sumber suara lelaki itu. Akhirnya, ia mendapatkannya.Putri Kimberley, melangkahkan kakinya menuju ke luar arah depan rumah itu.“Ada apa Freddy?” tanyanya saat ia sudah berada di dekat lelaki itu.“Lihat Wilona, rombongan prajurit istana baru saja lewat!” jawabnya, sambil tangannya menunjuk ke arah jalanan.Ekor mata Putri Kimberley melihat apa yang dikatakan lelaki itu barusan.Dilihatnya memang banyak sekali para prajurit dari istana Kerajaan White Tiger di sana, mereka menunggangi

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa

    Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa “Dorothy coba lihat siapa yanga datang!” Freddy menggerakkan tubuh istrinya itu. Matanya membuka sedikit, lalu membesar setelah tahu siapa yang datang. “Freddy, apakah aku tidak salah lihat?” “Nyonya Dorothy … apa kau tidak suka aku datang?” Wilona alias Putri Kimberley mendekat dan duduk di sisi ranjang. “Ooooohhhhh … Wilona, sungguh aku mengharapkan kau datang. Dari tadi malam aku dan Freddy hanya membicarakanmu dan berharap kau datang mengunjungi kami di sini,” mata itu mulai berair, dan jatuh di kedua pipinya yang keriput. “Betulkah, Nyonya Dorothy?” tangannya langsung memeluk tubuh itu. Dorothy hanya mengangguk, mulutnya tak mampu untuk bicara, hanya isakannya saja yang kini mulai terdengar.

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 36. Kerinduan Dorothy

    "Bukan … bukan aku sok tahu, Freddy, tapi itu hanya dugaanku saja.""Sama saja, Dorothy!" Bibir tebal lelaki itu mencibir pada sang istri.Dorothy hanya diam, ia tak ingin menanggapi lagi ucapan Freddy, lelaki yang sedikitpun tak pernah bersikap romantis pada dirinya."Ayo, kita pulang! Matahari sudah mulai meninggi!" Lelaki itu bangkit dan berjalan menuju sapi-sapinya.Dorothy yang masih terlihat diam, akhirnya mengikuti juga langkah sang suami."Ayo, kita pulaaaang!" Freddy dengan suaranya yang melengking meminta pada sapi-sapinya itu untuk kembali ke kandang mereka.Dorothy pun membantunya.Setelah selesai memasukkan sapi-sapinya masuk ke dalam kandang, lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah mereka yang sederhana namun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status