Beranda / Romansa / DENDAM SANG PUTRI / Bab 7. MENUJU KE ISTANA KERAJAAN STRONG

Share

Bab 7. MENUJU KE ISTANA KERAJAAN STRONG

Penulis: Vanessa_nesa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-17 18:22:50

“Wilona, inilah Istana Kerajaan Strong. Aku hanya bisa mengantarkanmu sampai di sini, karena orang yang tidak berkepentingan tidak bisa masuk ke dalamnya. Jaga dirimu baik-baik Wilona. Suatu saat datanglah ke rumah kami lagi!” Lalu Fredy menghentakkan cemeti kudanya, lalu kuda itu pun berlari membawa kereta yang ditumpanginya itu dan meninggalkan Putri Kimberley sendirian.

Putri Kimberley lalu memberanikan diri melangkah menuju pintu gerbang istana itu.

“Nona, ada kepentingan apa kau datang ke istana ini?” Seorang pengawal kerajaan yang sedang berjaga di pintu itu mendekati Putri Kimberley.

“A-a-a-aku ingin mengikuti tes untuk menjadi seorang perawat kuda Pangeran Alden. Apa aku bisa masuk?” Putri Kimberley menunduk tak berani menatap wajah pengawal itu.

“Apa kau yakin? Semua yang mengikuti tes tadi adalah lelaki. Tak ada satu orang pun yang wanita.” Pengawal itu menatap heran pada wajah cantik Putri Kimberley.

“Yakin!” jawab gadis itu cepat.

“Biarkan dia masuk, Hugo! Beri juga dia kesempatan. Karena belum ada satu peserta pun yang berhasil lolos dalam tes itu, mereka semua tidak sesuai dengan kriteria Pangeran Alden. Ayo masuklah kau nona cantik! Biar aku antarkan kau. Sebentar lagi peserta terakhir selesai mengikuti tes nya.” Seorang pengawal mendekat pada Putri Kimberley, dan membawa gadis itu masuk ke dalam gerbang istana.

“Itu tempatnya! Mudah-mudahan kau berhasil. Kalau kau berhasil mendapatkan pekerjaan itu, jangan lupa kau berikan aku sedikit koin emasnya.” Pengawal itu menatap Wilona sambil tersenyum.

“Tentu! Tapi siapa namamu?” tanya Putri Kimberley dengan ramah.

“Haven, dan kau ...?”

“Aku, Wilona.” Putri Kimberley terus berjalan mengikuti langkah Haven menuju ke samping istana.

“Maaf, Tuan Chaiden, apa masih ada kesempatan lagi?” Haven mendekat pada salah seorang panitia yang ditugaskan untuk menyeleksi para peserta test.

“Masih, untuk satu orang lagi! Bawa dia kesini!” perintahnya dengan suara keras.

“Tapi, ini dia orangnya, Tuan Chaiden!” Haven menunjuk Putri Kimberley yang berdiri tepat di sampingnya.

“Ha ... ha ... ha ... ini katamu?” Chaiden terus tertawa sambil memegangi perutnya.

Haven memandang wajah Putri Kimberley yang terlihat malu.

“Suruh dia kembali ke rumahnya. Aku takut nanti dia menangis saat aku minta dia membersihkan kotoran kuda yang banyak menumpuk di dalam kandang itu!”

“Tapi Tuan …?!"

Chaiden langsung pergi meninggalkan keduanya. Putri Kimberley pun berlari kecil mengikuti langkahnya.

“Tuan Chaiden, tolong beri kesempatan ...” teriak Haven.

“Pria sombong, berhentilah dan dengarkan dia!” teriak Haven lagi, hingga membuat Chaiden lelaki yang sombong itu menghentikan langkahnya.

Chaiden berbalik badan dan menatap Haven yang mengejar dirinya bersama Putri Kimberley.

“Haven, kau tak perlu mengaturku. Di sini kau hanya pengawal kerajaan yang tak terlalu diandalkan. Tapi, karena aku kasihan, aku akan beri kesempatan pada gadis kumal ini.” Haven mencibirkan bibirnya kepada keduanya.

“Ayo, tunjukkan kemampuanmu. Ikut aku sekarang. Tapi kalau kau gagal cepat-cepatlah menyingkir dari tempat ini. Dan jangan berani menunjukkan batang hidungmu lagi!” Chaiden mengibaskan tangannya kasar ke udara.

Lalu ia berjalan menuju kandang kuda yang tak terlalu jauh dari tempat itu.

Putri Kimberley ragu saat hendak mengikuti langkah lelaki bertubuh tinggi besar itu, ia menatap Haven. Haven tersenyum tipis dan mengangguk kecil.

“Ikutlah dengannya, Wilona! Mulutmu diam saja saat mulut besarnya itu memaki atau memarahimu. Sekarang aku pergi dulu!" Haven pun meninggalkan Putri Kimberley sendiri.

“Hai, gadis kumal, apa lagi yang kau pikirkan?!” Mulut besar Chaiden mulai lagi dengan kata-kata sampahnya itu.

“Baik, Tuan Chaiden!” Dengan kepayahan Putri Kimberley menyeret langkah kakinya dengan sepatu kebesaran milik ibunya.

Saat sampai di depan kandang kuda itu, Chaiden menatap Putri Kimberley yang masih berjalan menghampirinya.

“Apa yang bisa dilakukannya di sini?” pikir Chaiden sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Chaiden mulai berubah pikiran, saat dilihatnya jemari lentik putri Kimberley yang sangat indah dengan kukunya yang panjang dan terawat bersih itu membuatnya menjadi ragu.

Chaiden terus saja memperhatikan gadis itu.

"Apa mungkin gadis secantik dia bisa merawat kedua kuda kesayangan milik Sang Pangeran?" Chaiden menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak terasa gatal. 

"Apakah aku bisa menjadi perawat kuda Pangeran Alden?" Mata indah itu kian membesar.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 41. Siapa Mereka?

    Putri Kimberley terus nekat menuruni anak tangga untuk mendatangi kandang Jessy dan Rurry, dua hewan kesayangannya.Teriakan sang ibu tak lagi digubrisnya. Selama seminggu tidak pernah bertemu dengan keduanya membuat kerinduan di hati Sang Putri kian membuncah."Jessy! Rurry! Aku datang!" teriak Putri Kimberley memecah kesunyian malam.Dengkuran binatang malam pun seakan ikut berpacu mengisi kesunyian malam itu. Namun sedikit pun tidak membuat nyali Putri Kimberley menjadi ciut. Tak ada ketakutan yang menghinggapi hatinya saat itu."Ngghhhiiik! Ngghhhiiik!" ringkikan Jessy kuda kesayangan Sang Putri pun terdengar seolah ingin menyambutnya. Kreeeiiikkk …Tangan gadis cantik itu pun terlihat tak ragu saat membuka pintu kandang keduanya."Heiiii … apa kalian sudah tidur?" Bola matanya ia besarkan mencoba menembus pekatnya malam."Ngghhhiiik …" "Kau kah itu Jessy?" tangannya meraba-raba ruangan tempat tinggal kedua hewan kesayangannya itu, mencoba meraih keduanya.Haaaappp …Tiba-tiba a

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 40. Jangan Ada Yang Tahu Kalau Kita Masih Hidup

    "Kim, dari mana kau kenal dengan Dorothy?""Saat aku pertama kali hendak pergi mengikuti tes menjadi perawat kuda Pangeran Alden waktu itu, Bu. Aku beristirahat di rumahnya," jelasnya sambil bermanja memeluk tubuh ibunya. Kerinduannya pada sang ibu membuatnya ingin selalu dekat pada wanita ini."Oh, aku rasa Dorothy yang kau maksud adalah Dorothy yang aku kenal itu. Apa kau pernah menceritakannya padaku?" Lagi-lagi ia mencoba mengingat soal Dorothy."Sepertinya belum, Bu. Tapi, entahlah. Aku sering lupa dengan apa yang pernah aku katakan, mungkin karena kesibukan ku merawat kuda-kuda Pangeran Alden. Oh, ya, dua kesayanganku, Rury dan Jessy mana Bu?""Mereka ada di bawah. Besok kau bisa menemuinya." Permaisuri Alice masih penasaran dengan wanita bernama Dorothy tadi."Iya, Bu, aku sanga

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab. 39. Nyonya Dorothy?

    Putri Kimberley menunduk. Gadis itu bingung harus melakukan apa. Mengaku tentang siapa dia sebenarnya, atau terus menyimpan semuanya rapat-rapat sampai saatnya tiba ia bisa mengungkapnya.“Wilona, seperti ada yang kau sembunyikan padaku. Apa kau tidak menganggap aku ini sebagai orang yang kau sayangi?” suara Dorothy mulai merendah, ia tak ingin gadis cantik yang membuatnya jatuh hati ini merasa takut mendengar suaranya yang keras.“Heeem, Nyonya boleh aku habiskan susu ini?” Putri Kimberley berusaha mengalihkan pembicaraan, padahal susu dalam gelasnya sudah habis.Dengan tersenyum tipis, Dorothy mengangguk kecil.“Tapi, susu dalam gelasmu itu sudah habis, Sayang,” ucapnya sambil menahan rasa gelinya melihat tingkah canggung gadis itu,“Oh…” mu

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 38. Sebuah Kebingungan

    “Sebentar, Nyonya Dorothy, biar aku lihat Tuan Freddy. Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya,” ujar gadis itu, dan langsung bangkit dari duduknya.Setelah berada di luar kamar, Putri Kimberley, mengedarkan pandangannya, matanya mencari-cari arah sumber suara lelaki itu. Akhirnya, ia mendapatkannya.Putri Kimberley, melangkahkan kakinya menuju ke luar arah depan rumah itu.“Ada apa Freddy?” tanyanya saat ia sudah berada di dekat lelaki itu.“Lihat Wilona, rombongan prajurit istana baru saja lewat!” jawabnya, sambil tangannya menunjuk ke arah jalanan.Ekor mata Putri Kimberley melihat apa yang dikatakan lelaki itu barusan.Dilihatnya memang banyak sekali para prajurit dari istana Kerajaan White Tiger di sana, mereka menunggangi

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa

    Bab 37. Kedatangan Tamu Istimewa “Dorothy coba lihat siapa yanga datang!” Freddy menggerakkan tubuh istrinya itu. Matanya membuka sedikit, lalu membesar setelah tahu siapa yang datang. “Freddy, apakah aku tidak salah lihat?” “Nyonya Dorothy … apa kau tidak suka aku datang?” Wilona alias Putri Kimberley mendekat dan duduk di sisi ranjang. “Ooooohhhhh … Wilona, sungguh aku mengharapkan kau datang. Dari tadi malam aku dan Freddy hanya membicarakanmu dan berharap kau datang mengunjungi kami di sini,” mata itu mulai berair, dan jatuh di kedua pipinya yang keriput. “Betulkah, Nyonya Dorothy?” tangannya langsung memeluk tubuh itu. Dorothy hanya mengangguk, mulutnya tak mampu untuk bicara, hanya isakannya saja yang kini mulai terdengar.

  • DENDAM SANG PUTRI   Bab 36. Kerinduan Dorothy

    "Bukan … bukan aku sok tahu, Freddy, tapi itu hanya dugaanku saja.""Sama saja, Dorothy!" Bibir tebal lelaki itu mencibir pada sang istri.Dorothy hanya diam, ia tak ingin menanggapi lagi ucapan Freddy, lelaki yang sedikitpun tak pernah bersikap romantis pada dirinya."Ayo, kita pulang! Matahari sudah mulai meninggi!" Lelaki itu bangkit dan berjalan menuju sapi-sapinya.Dorothy yang masih terlihat diam, akhirnya mengikuti juga langkah sang suami."Ayo, kita pulaaaang!" Freddy dengan suaranya yang melengking meminta pada sapi-sapinya itu untuk kembali ke kandang mereka.Dorothy pun membantunya.Setelah selesai memasukkan sapi-sapinya masuk ke dalam kandang, lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah mereka yang sederhana namun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status