Home / Urban / DERITA WAJAH JELEK / BAB 2 : Awal Mula

Share

BAB 2 : Awal Mula

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2024-12-13 18:48:19

“Oh ya? Tampaknya kita akan mendapatkan keluarga baru lagi!” sahut Bara kecil yang masih berusia 12 tahun.

“Hmm…, kira-kira dia cantik atau gak ya? He-he-he!” ungkap pemuda sebelumnya dengan jahil.

“Hadeh! Kamu ini selalu aja ngomong aneh seperti itu,” ungkap Bara berjalan dengan santai di taman bermain itu.

“Anak-anak! Ayo pulang, sudah waktunya mandi sore!” tegas seorang pengurus panti asuhan itu.

Semua anak-anak termasuk Bara dengan cepat pergi dari taman bermain itu meski tampak tak rela.

Mereka sudah biasa bermain di tempat itu sesuai dengan jam yang sudah ditentukan. Jelas semua anak-anak itu tidak bisa menolak sistem yang berlaku di panti asuhan itu.

Bara dan teman-temannya lekas pulang dan pergi mandi sore. Beberapa canda dan tawa masih saja terjadi di kala mereka mandi bersama.

Tak butuh waktu lama, mereka semua sudah segar semua dengan aroma wangi terpancar dari atas rambut hingga ujung kaki.

“Hmm? Itu siapa?” tanya seseorang yang tampak melihat sosok yang baru dikenalnya.

“Tampaknya pendatang baru. Dia cantik sekali!” sahut yang lainnya dengan kagum.

Tempat itu adalah aula di mana semua anak-anak biasa berkumpul setelah mandi sore. Kemunculan gadis cantik yang tidak dikenal tentu saja menjadi diskusi semua orang baik itu pria maupun wanita.

“Selamat sore semuanya! Kali ini ada saudari baru yang akan bersama kalian semua menjadi bagian dari keluarga Panti Asuhan Daniar. Harap diperhatikan ya!” tegas seorang pengurus panti asuhan.

Dia memegang pundak gadis cantik itu dengan lembut dan mempersilahkannya untuk memperkenalkan diri.

“Ha-halo semuanya! N-namaku Alya Kurina. Sa-salam kenal semuanya!” Gadis cantik itu perlahan dengan gugup memperkenalkan dirinya.

Semua orang terkesima dengan perkenalan gadis cantik yang mungil itu. Bara dari jauh langsung berdetak kencang jantungnya.

“A-aku Bara Durkasa. Panggil aku Bara saja! Saya siap membantu apabila dibutuhkan. Salam kenal!” teriak Bara dengan percaya diri yang membuat semua orang langsung tertawa terbahak-bahak.

Itu adalah hari pertama Bara begitu rela untuk melakukan apa pun hanya demi melihat senyuman gadis cantik bernama Alya itu.

***

7 Januari, Tahun 2024

Enam tahun yang lalu!

Hari ini adalah hari perpisahan dari Panti Asuhan Daniar. Semua orang berkumpul melepas kepergian anak-anak yang sudah lulus SMA untuk menjalani hidupnya masing-masing.

Ini adalah peraturan panti asuhan tersebut. Mereka tidak akan bertanggung jawab lagi mengurus anak-anak yang sudah lulus SMA. Hal ini dilakukan demi menjaga sumber keuangan panti asuhan agar tetap stabil.

Meski begitu, para anak-anak tetap saja diberikan berbagai ilmu dan pelatihan sehingga bisa mencari uang secara mandiri atau berkuliah jika mendapatkan beasiswa.

“Bara Durkasa, Alya Kurina, …. Kalian semua adalah anak-anak yang sudah lulus SMA. Kami pihak panti asuhan hanya bisa membantu sampai sini saja. Semoga kalian bisa hidup mandiri dan menjadi orang yang bermanfaat!”

Seorang pria dewasa tampak dengan khidmat menjelaskan beberapa informasi. Semua orang hanya bisa dengan patuh berdiam diri meski hati mereka sedih.

“Bapak tahu kalau perpisahan ini akan terasa berat. Namun, jangan berkecil hati dan tetaplah semangat! Hidup memang keras dan tidak akan ada orang yang sukarela membantu kalian lagi. Semoga kalian semua bisa sukses meraih mimpi! Terima kasih!”

Pria itu mengakhiri perkataannya yang langsung disambut dengan tepuk tangan yang meriah.

Acara selanjutnya berlangsung dengan canda, sedih, dan haru. Masing-masing orang berpelukan dan bersalaman karena itu adalah momen terakhir mereka berkumpul bersama.

Tidak ada yang akan tahu, badai kehidupan seperti apa yang akan segera menanti mereka kelak ketika berjuang keras mengarungi kehidupan ini.

“Bara! Ja-jangan lupakan aku ya nanti!” tegas seorang pemuda yang langsung memeluk Bara dengan erat.

“Hei! Tentu saja kita akan bertemu lagi!” Bara dengan cepat memeluk pemuda itu.

“Hmph! Kamu pasti hanya peduli dengan Alya saja, kan? Jangan bohong kamu!” tegas pemuda itu terus memeluk erat Bara.

“E-eh? Hush! Jangan ngomong sembarangan!” tegas Bara dengan malu.

Semua orang yang mendengar itu langsung tertawa terbahak-bahak. Alya tampak tersenyum malu mendengar perkataan itu juga.

Dia melirik Bara yang memang selalu memperhatikannya dengan tulus. Hati Alya tentu saja tergerak ketika ada orang yang begitu baik dengannya.

Perpisahan itu berlanjut hingga beberapa jam lamanya dan diakhiri dengan makan bersama. Semua orang berfoto sekali lagi sebelum pergi begitu saja.

“Bara, kita mau kemana?” tanya Alya dengan lembut.

“Te-tentu saja ke Kota Surabaya! Aku sudah dapat pekerjaan di sana. Nanti kita kost di sana dan kamu akan kuliah. Jangan khawatir dengan biayanya!” tegas Bara tampak gugup raut wajahnya.

“Kost? Apa kita satu kamar?” tanya Alya tampak tertunduk malu.

“Hah? Te-tentu saja ada dua kamar. K-kita berdua belum menikah. M-mungkin di masa depan satu kamar saja sudah cukup,” Bara menjelaskan dengan gugup.

Alya langsung tersipu semakin malu ketika mendengar perkataan Bara. Mereka berdua pun pergi menuju kota penuh sejarah yaitu Kota Surabaya.

***

17 Juli, Tahun 2028

Dua tahun yang lalu!

Tepat di sebuah restoran makan yang penuh dengan keramaian orang itu. Bara bertekuk lutut dengan cincin indah di telapak tangannya.

“Alya! Maukah kamu menjadi istriku?” tanya Bara dengan tegas dan sorot mata yang begitu yakin.

“Bara? A-apa maksudnya ini?” tanya Alya dengan tidak yakin.

Dia dan Bara beberapa kali makan bersama di tempat itu. Alya merasa kalau hari itu juga akan seperti biasanya.

Alangkah terkejutnya dia ketika Bara tiba-tiba langsung melamarnya tidak peduli dengan kondisi sekitarnya.

“Aku sudah mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu. Aku tahu kalau masih banyak kekurangan yang dimiliki olehku. Namun, aku berjanji akan terus memperbaikinya dengan tulus. Maukah kamu menerima lamaranku?” tanya Bara dengan penuh harapan.

Seketika waktu terasa berhenti sejenak. Alya sangat gugup dan bingung harus apa. Namun, tatapan semua orang yang hadir membuatnya berkata dengan tegas.

“Iya, aku menerimanya!” tegas Alya dengan senyuman manis.

Hati Bara yang sebelumnya tidak tenang langsung meleleh tak terbendung. Dia begitu menantikan momen luar biasa itu dalam hidupnya selama ini.

“Te-terima kasih, Alya! Aku akan menjagamu seumur hidupku!” tegas Bara dengan percaya diri.

Semua orang bertepuk tangan dan beberapa mengucapkan selamat kepada pasangan yang baru saja melamar itu.

Bara merasa begitu lega karena usaha dan jerih payahnya selama ini telah membuahkan hasil.

Demi mendapatkan cintanya itu, Bara rela membanting tulang agar Alya bisa kuliah hingga lulus sarjana.

Bahkan keputusan Alya hendak melanjutkan S2-nya juga didukung penuh olehnya. Pada saat inilah dia mulai memberanikan diri untuk melamar Alya.

Alhasil, cinta itu dibalas dengan persetujuan yang begitu luar biasa. Setelah lamaran nekat itu, Bara dengan cepat mempersiapkan hari pernikahan keduanya.

Alya yang merasa sadar dengan kondisi calon suaminya itu tidak memberatkannya sama sekali. Mereka menikah hanya sebatas ijab kabul saja tanpa pesta makan dan lainnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 121 : Tamat

    Dia khawatir kalau nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman lagi dengan Bara yang dapat berakibat fatal hingga akan mampu menghancurkan keluarga barunya itu.“Tidak bisa terus seperti ini! T–tapi apa yang harus lakukan sekarang?” batin Hana dengan bimbang dan penuh kehati-hatian di dalam hatinya yang semakin waspada.Tidak bisa lagi bagi Hana hanya berdiam diri dengan perasaan bingung saja sebab perkara ini semakin dibiarkan akan semakin menambah masalah yang nantinya akan jauh lebih besar hingga sulit diselesaikan oleh Hana seorang diri.“Tidak ada jalan lain selain melibatkannya dan mempercayainya sebagai seorang pria yang telah memutuskan untuk berjanji menemani hidupku dalam suka dan duka!” batin Hana telah membuat keputusan bulat untuk melibatkan Bara dalam penyelesaian masalahnya ini.“Ha-ha-ha! Hana, cepatlah mandi dan berpakaian yang menggoda agar nanti ketika aku tiba bisa langsung menikmati ragamu yang begitu eloknya itu!” ucap Jaka begitu bangganya menikmati suasana yang ti

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 120 : Lupakan Masa Lalu

    “Apa?! Hanya itu kau bilang?! Sesuatu yang engkau remehkan adalah segala-galanya bagiku! Beraninya kamu mengolok-olokku! Kau pasti sengaja mempermainkanku, kan?! Kurang ajar sekali kau!” teriak Jaka begitu histerisnya.Jaka Fape adalah seorang pria yang benar-benar tidak ingin dianggap remeh oleh siapa pun. Selama hidupnya ini, bahkan orang tuanya hanya bisa menahan ketidakpuasan mereka di dalam hatinya dan tidak akan seenaknya menentangnya.Namun, hal yang sangat berbeda telah dilakukan oleh Hana selaku istrinya kala itu yang dengan percaya dirinya berusaha menasehatinya bahkan memarahinya secara terang-terangan ketika melakukan beberapa kesalahan yang seharusnya tidak masalah baginya.Hal ini membuat Jaka semakin tak senang dengan Hana sejak saat itu. Satu-satunya alasan Jaka tidak memukuli wajahnya Hana sebab wanita itu memang sangat cantik dan begitu memuaskan ketika diajak untuk memuaskan kebutuhan hasrat terpendamnya.Mengetahui hal itu, orang tuanya Jaka membuat Hana untuk mena

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 119 : Cinta Masa Lalu (Part 5)

    Sebuah karakter pria yang tidak pantas dimuliakan sedikit pun. Hanya kehinaan saja yang pantas dilontarkan kepada sosok pria sepertinya. Meski begitu, Hana tetap sabar kala itu dalam menyikapi karakter mantan suaminya yang jauh dari kata terpuji itu.Namun, seiring berjalannya waktu, wanita cantik yang penuh kesabaran dalam menjalankan kehidupan pada akhirnya harus kandas juga karena batas kesabarannya sudah berulang kali diabaikan oleh sang mantan suaminya.Hafa yang masih kecil bahkan ikut dipukuli hingga menjerit kesakitan yang membuat Hana semakin sakit hati dan marah besar kepada mantan suaminya hingga beberapa kali terlibat adu mulut hingga bahkan Hana dipaksa untuk membela dirinya ketika suaminya mencoba memukulinya.Beberapa memar yang jelas terlihat terkadang harus diterimanya dengan rasa sabar. Namun, demi keselamatan dirinya dan sang putra, wanita cantik itu terpaksa berpindah-pindah tempat ke beberapa penginapan terdekat agar setidaknya terhindar dari amukan Jaka Fape.Aka

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 118 : Cinta Masa Lalu (Part 4)

    Hana yang mendengar suaminya mengeluh itu hanya bisa tersenyum tipis dan perlahan-lahan tak lagi mampu menahan tawanya. Hal ini membuat Bara sedikit cemberut mendengar tawanya sang istri.“Ha-ha-ha, maafkan saya kalau tertawa seperti ini! Kamu baru dua bulan saja sudah mengeluh seperti ini, Mas Bara. Coba bayangkan nantinya harus seperti apa di masa depan, kan? Sabar ajalah dahulu sayangku! Seorang ayah memang sudah seperti ini seharusnya membesarkan anak kesayangannya!” tegas Hana memberikan nasihat kepada Bara yang masih cemberut di sampingnya.Tak ingin membuat suaminya patah semangat, wanita cantik itu menjalankan tugasnya sebagai seorang istri sambil memberikan kecupan di pipinya Bara dengan sukacita. Hal ini membuat Bara yang cemberut perlahan tersenyum-senyum sendiri.“Ehem! Baiklah, karena istri tercintaku yang memintanya, maka sebagai seorang suami dan sekaligus ayahnya Hafa, aku akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya!” tegas Bara tanpa ragu sedikit pun.Hal ini membuat

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 117 : Cinta Masa Lalu (Part 3)

    Hafa yang melihat ibunya menyingkir juga terkejut sesaat sebelum akhirnya kembali serius menatap ke arah Bara dengan tatapan yang penuh kesungguhan bahkan ada rasa amarah terlihat di sana walaupun juga hatinya sedikit takut dengan sosok tinggi dan kekar Bara beserta wajahnya yang jelek itu.“Mama biasanya selalu melindungiku selama ini! Namun, tiba-tiba berubah menjadi diam dan menepi bahkan menjauh seperti ini sehingga membuat diriku langsung berhadapan muka dengan Monster menyeramkan ini!”“Sudah jelas sekali kalau semua ini pertanda serius bahwa Mamaku telah dikendalikan oleh Monster tak tahu malu ini! A–apa yang harus aku lakukan sekarang?! Mungkinkah ini saatnya menunjukkan kehebatanku dengan cara melawan Monster ini dan sekaligus menyelamatkan Mama?!”Hafa termenung dalam pikirannya hingga keringat dingin mulai bercucuran di sekitar wajahnya yang mungil itu. Hafa perlahan mengambil ancang-ancang sebagai bentuk kewaspadaannya bahkan dirinya juga sudah bersiap untuk melarikan diri

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 116 : Cinta Masa Lalu (Part 2)

    Sebenarnya ketika Hana dan Bara telah memutuskan untuk menikah dan bergegas menuju KUA, Hafa ditinggalkan oleh Hana kepada petugas apartemen yaitu wanita gemuk sebelumnya untuk dijaga sebentar.Meski itu bukanlah tugasnya, wanita gemuk itu merasa harus mengiyakan permintaan Hana yang karena ulahnya terjadi kesalahpahaman sebelumnya hingga berakibat kepada atasannya yang harus rela dihajar oleh banyak orang hingga babak belur seperti dadar gulung.Alhasil, Hafa ditinggalkan pergi oleh ibunya itu. Uniknya, Hafa tidak merengek sedikit pun dan bahkan dengan santai membiarkan ibunya pergi. Menurutnya hal ini sudah biasa dilakukan oleh ibunya ketika dahulu seringkali ditinggal kerja atau waktu ditakuti oleh preman-preman rendahan kiriman ayah kandungnya sendiri.“Hmm…, apakah Mama benar-benar berhasil menaklukkan Monster ini? Rasanya daripada menaklukkan, kok lebih terkesan seperti berbaikan ya? Aneh sekali!” batin Hafa yang terus memandangi sosok Bara dari sela-sela belakang ibunya itu.Ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status