Beranda / Urban / DERITA WAJAH JELEK / BAB 6 : Terduga?

Share

BAB 6 : Terduga?

Penulis: Hamfa Merman
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 18:52:04

“Bertahanlah! Tinggal sedikit lagi!” tegas Bara mengelus-elus laptop kesayangannya itu.

“Baiklah! Rapat pada hari ini selesai sampai sini saja. Saya berharap hasil rapat kali ini segera dilaksanakan secepatnya. Terima kasih!” tegas seorang pria tua.

“Baik, Pak!” sahut semua orang termasuk Alya.

Pria tua itu kembali terdengar berbicara dengan begitu jelas. Semua orang langsung membalas dengan begitu cepat dan sopan. Tampaknya pria tua itu adalah atasan semua orang.

“Hmm? Tampaknya sudah berakhir!” gumam Bara yang tampak tak tenang.

Dia menunggu momen ini hingga hampir dua belas jam lebih lamanya. Meski begitu, perasaan yang tidak bisa dijelaskan kian mencuat dari lubuk hati terdalam.

Alya yang sudah menyelesaikan rapatnya sempat mengobrol dengan rekan-rekannya. Canda dan tawa terdengar semakin jelas.

“Hmm, Alya! Boleh gak aku tanya sesuatu yang agak sensitif?” tanya rekan Alya seorang wanita.

“Hmm? Tanya apa?” Alya tampak terkejut dan penasaran.

“Ini soal suamimu itu, dengar-dengar dia bukan sarjana, kan?” tanya wanita itu dengan begitu santai.

“Suami? Hmm, ya dia memang hanya lulusan SMA saja. Mengapa kamu membahas tentangnya?” tanya Alya tampak santai dan bingung.

Bara yang mendengar percakapan itu langsung tegang sekali entah karena apa dia bahkan tidak sempat untuk berkedip sedikit pun.

“Gimana ya aku harus ngomongnya? Ini lebih ke penasaran aja sih! Mengapa kamu bisa menikah dengan laki-laki yang sejujurnya tidak selevel denganmu itu?” tanya wanita itu dengan lantang.

Bara langsung melompat dari kursinya seakan baru saja melihat sesuatu yang begitu mengejutkan.

Kedua telinganya terus fokus mendengarkan apa pun yang terjadi di sisi Alya hingga suara kepakan saya nyamuk tidak luput dari indera pendengarannya yang entah mengapa menjadi begitu tajam.

“Alya pasti memberikan jawaban yang paling bagus! Wanita rekannya Alya ini pasti bukan gadis baik melainkan matre!” tegas Bara menantikan jawaban sang istri.

“Entahlah, aku juga lupa! Mungkin saja ini terkait dengan kondisinya itu. Jadi aku sedikit kasihan aja dengannya,” sahut Alya dengan santai tanpa beban sedikit pun.

Jawaban yang begitu aneh itu tidak hanya mengejutkan rekan wanitanya itu, Bara yang mendengar dengan begitu jelas seakan sulit untuk percaya dengan jawaban yang merendahkan martabatnya itu.

“K-kamu menikah dengan suamimu karena kasihan? Apa kamu yakin? Kamu tidak sedang bercanda, kan?” tanya wanita itu dengan begitu cepat.

“Sudah aku bilang kalau aku sendiri lupa alasannya. Namun, seingatku waktu itu karena kasihan saja melihat dia. Pria itu juga tiba-tiba melamarku dan tanpa sadar aku menyetujuinya begitu saja,” jawab Alya dengan santai.

“H-hei! Masak kamu menikah dengan seorang pria dengan alasan seperti itu?” tanya wanita itu sulit untuk percaya.

“Memangnya aku harus punya alasan apalagi? Seperti yang kamu bilang kalau dia dan aku itu ibarat padang pasir dan rumput yang hijau. Dia tidak selevel denganku dari aspek manapun!” tegas Alya tanpa memotong kalimatnya.

Wanita sekaligus istri yang begitu dicintai oleh Bara itu berkata dengan tegas dan tanpa ada tanda-tanda keraguan sedikit pun.

Jelas sekali kalau perkataan itu datang dari dalam lubuk hatinya. Bara langsung terpukul berat mendengar jawaban yang tidak manusiawi itu.

“A-alya, apakah ini yang selama ini kau pikirkan tentangku?” gumam Bara masih tak percaya dengan semua perkataan yang baru saja didengarnya itu.

“La-lalu sekarang bagaimana? Bukankah kalian sudah menikah selama dua tahun ini?” tanya wanita itu dengan cepat penasaran.

“Kemungkinan juga tidak akan lama lagi kalau aku pasti akan berpisah dengannya,” jawab Alya dengan santainya.

“A-apa?” teriak wanita itu dan Bara di saat yang hampir bersamaan.

Bara langsung terduduk tidak bisa bangkit lagi. Kakinya gemetaran hebat untuk pertama kali dalam hidupnya hingga mustahil untuk dikendalikan olehnya.

Wanita di samping Alya semakin merasa kalau perkataan Alya tidak dibuat-buat alias dia sangat yakin.

“A-apakah suamimu sudah tahu akan hal itu?” tanya wanita itu.

“Belum sih! Dia masih biasa-biasa aja padahal tahu kalau dirinya tidak pantas hidup berdampingan denganku!” tegas Alya dengan begitu sombongnya.

Bara semakin tak percaya diri ketika istrinya yang baru saja pagi hari tadi pamit dengan sopan dan mengecup pipinya itu.

Wanita yang sama malah berkata-kata yang begitu menyakitkan di belakangnya dengan begitu santai tanpa khawatir sedikit pun.

Sedih sekali rasanya menjadi Bara. Dia yang rela berkorban untuk mengais rezeki demi bisa membiayai istrinya itu kuliah hingga S2 malah dikatakan tidak pantas untuk hidup dengannya.

Ini adalah hantaman meteor purba yang sangat kuat dan sulit untuk diabaikan begitu saja meski Bara berusaha keras untuk tetap tenang mendengarkan pembicaraan dua wanita tidak bermoral itu.

“J-jadi ini semua ini hanya keinginanmu belaka? Suami tidak pernah kamu beritahu kalau kamu tidak suka hidup dengannya lagi, begitu?” tanya wanita itu tampak berusaha mengonfirmasinya lagi.

“Tentu saja belum sama sekali. Aku masih tidak terus terang bicara dengannya. Masih ada rasa kasihan gitu,” sahut Alya tampak benar-benar memikirkan perasaan Bara.

Bara kembali meringkuk di kursinya seakan tidak ingin dunia melihatnya dipermalukan oleh istrinya begitu saja.

“Lalu kapan kamu akan jujur dengannya?!” tanya wanita itu dengan tegas.

“Dalam waktu dekat mungkin? Entahlah, kalau aku sudah merasa yakin pasti akan terus terang dengannya. Lagi pula, aku sudah bosan juga hidup serumah dengannya!” tegas Alya tanpa berbasa-basi lagi.

Wanita di samping Alya tampak merasa tidak nyaman dengan perkataan Alya. Seakan ada sesuatu yang janggal di telinga.

Dia terus berpikir dalam setiap langkah kakinya hingga tiba-tiba dia langsung menemukan masalah yang mengganjal hatinya itu.

“Se-sebentar! Mungkinkah kamu sebenarnya sudah mempunyai pengganti yang lebih cocok untukmu saat ini?” tanya wanita itu langsung menatap ke Alya.

Bara langsung tertegun mendengar pertanyaan itu. Jujur saja, ini adalah alasan awal dari semua aksi mata-matanya selama beberapa jam ini.

Meski jawaban dari itu sudah tidak terlalu berarti baginya yang memang sudah ingin diceraikan oleh istrinya itu.

Namun, sebagai seorang pria yang begitu tulus mencintai istrinya, Bara tetap merasakan kecemburuan yang luar biasa setiap kali dia memikirkan kemungkinan kalau Alya sudah punya lelaki lainnya yang tidak diketahuinya.

“Alya, kamu memang tega sekali. Namun, aku akan terus mendengarkan semua ini meski hanya rasa sakit yang akan aku dapatkan!” tegas Bara dengan tekad kuat menarik napas untuk tetap mendengar pembicaraan kedua wanita laknat itu.

“Hmm, ada satu sih! Cuman rahasia!” sahut Alya tampak malu-malu seperti tikus ketika bertemu pemilik rumah yang hanya bisa bersembunyi entah di mana.

Bara langsung pasrah dengan kenyataan yang begitu kejam itu. Dia tidak bisa lagi untuk terus bersabar. Rasa marah dan malu kian mengitari hati lembut tak berdosa miliknya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 121 : Tamat

    Dia khawatir kalau nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman lagi dengan Bara yang dapat berakibat fatal hingga akan mampu menghancurkan keluarga barunya itu.“Tidak bisa terus seperti ini! T–tapi apa yang harus lakukan sekarang?” batin Hana dengan bimbang dan penuh kehati-hatian di dalam hatinya yang semakin waspada.Tidak bisa lagi bagi Hana hanya berdiam diri dengan perasaan bingung saja sebab perkara ini semakin dibiarkan akan semakin menambah masalah yang nantinya akan jauh lebih besar hingga sulit diselesaikan oleh Hana seorang diri.“Tidak ada jalan lain selain melibatkannya dan mempercayainya sebagai seorang pria yang telah memutuskan untuk berjanji menemani hidupku dalam suka dan duka!” batin Hana telah membuat keputusan bulat untuk melibatkan Bara dalam penyelesaian masalahnya ini.“Ha-ha-ha! Hana, cepatlah mandi dan berpakaian yang menggoda agar nanti ketika aku tiba bisa langsung menikmati ragamu yang begitu eloknya itu!” ucap Jaka begitu bangganya menikmati suasana yang ti

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 120 : Lupakan Masa Lalu

    “Apa?! Hanya itu kau bilang?! Sesuatu yang engkau remehkan adalah segala-galanya bagiku! Beraninya kamu mengolok-olokku! Kau pasti sengaja mempermainkanku, kan?! Kurang ajar sekali kau!” teriak Jaka begitu histerisnya.Jaka Fape adalah seorang pria yang benar-benar tidak ingin dianggap remeh oleh siapa pun. Selama hidupnya ini, bahkan orang tuanya hanya bisa menahan ketidakpuasan mereka di dalam hatinya dan tidak akan seenaknya menentangnya.Namun, hal yang sangat berbeda telah dilakukan oleh Hana selaku istrinya kala itu yang dengan percaya dirinya berusaha menasehatinya bahkan memarahinya secara terang-terangan ketika melakukan beberapa kesalahan yang seharusnya tidak masalah baginya.Hal ini membuat Jaka semakin tak senang dengan Hana sejak saat itu. Satu-satunya alasan Jaka tidak memukuli wajahnya Hana sebab wanita itu memang sangat cantik dan begitu memuaskan ketika diajak untuk memuaskan kebutuhan hasrat terpendamnya.Mengetahui hal itu, orang tuanya Jaka membuat Hana untuk mena

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 119 : Cinta Masa Lalu (Part 5)

    Sebuah karakter pria yang tidak pantas dimuliakan sedikit pun. Hanya kehinaan saja yang pantas dilontarkan kepada sosok pria sepertinya. Meski begitu, Hana tetap sabar kala itu dalam menyikapi karakter mantan suaminya yang jauh dari kata terpuji itu.Namun, seiring berjalannya waktu, wanita cantik yang penuh kesabaran dalam menjalankan kehidupan pada akhirnya harus kandas juga karena batas kesabarannya sudah berulang kali diabaikan oleh sang mantan suaminya.Hafa yang masih kecil bahkan ikut dipukuli hingga menjerit kesakitan yang membuat Hana semakin sakit hati dan marah besar kepada mantan suaminya hingga beberapa kali terlibat adu mulut hingga bahkan Hana dipaksa untuk membela dirinya ketika suaminya mencoba memukulinya.Beberapa memar yang jelas terlihat terkadang harus diterimanya dengan rasa sabar. Namun, demi keselamatan dirinya dan sang putra, wanita cantik itu terpaksa berpindah-pindah tempat ke beberapa penginapan terdekat agar setidaknya terhindar dari amukan Jaka Fape.Aka

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 118 : Cinta Masa Lalu (Part 4)

    Hana yang mendengar suaminya mengeluh itu hanya bisa tersenyum tipis dan perlahan-lahan tak lagi mampu menahan tawanya. Hal ini membuat Bara sedikit cemberut mendengar tawanya sang istri.“Ha-ha-ha, maafkan saya kalau tertawa seperti ini! Kamu baru dua bulan saja sudah mengeluh seperti ini, Mas Bara. Coba bayangkan nantinya harus seperti apa di masa depan, kan? Sabar ajalah dahulu sayangku! Seorang ayah memang sudah seperti ini seharusnya membesarkan anak kesayangannya!” tegas Hana memberikan nasihat kepada Bara yang masih cemberut di sampingnya.Tak ingin membuat suaminya patah semangat, wanita cantik itu menjalankan tugasnya sebagai seorang istri sambil memberikan kecupan di pipinya Bara dengan sukacita. Hal ini membuat Bara yang cemberut perlahan tersenyum-senyum sendiri.“Ehem! Baiklah, karena istri tercintaku yang memintanya, maka sebagai seorang suami dan sekaligus ayahnya Hafa, aku akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya!” tegas Bara tanpa ragu sedikit pun.Hal ini membuat

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 117 : Cinta Masa Lalu (Part 3)

    Hafa yang melihat ibunya menyingkir juga terkejut sesaat sebelum akhirnya kembali serius menatap ke arah Bara dengan tatapan yang penuh kesungguhan bahkan ada rasa amarah terlihat di sana walaupun juga hatinya sedikit takut dengan sosok tinggi dan kekar Bara beserta wajahnya yang jelek itu.“Mama biasanya selalu melindungiku selama ini! Namun, tiba-tiba berubah menjadi diam dan menepi bahkan menjauh seperti ini sehingga membuat diriku langsung berhadapan muka dengan Monster menyeramkan ini!”“Sudah jelas sekali kalau semua ini pertanda serius bahwa Mamaku telah dikendalikan oleh Monster tak tahu malu ini! A–apa yang harus aku lakukan sekarang?! Mungkinkah ini saatnya menunjukkan kehebatanku dengan cara melawan Monster ini dan sekaligus menyelamatkan Mama?!”Hafa termenung dalam pikirannya hingga keringat dingin mulai bercucuran di sekitar wajahnya yang mungil itu. Hafa perlahan mengambil ancang-ancang sebagai bentuk kewaspadaannya bahkan dirinya juga sudah bersiap untuk melarikan diri

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 116 : Cinta Masa Lalu (Part 2)

    Sebenarnya ketika Hana dan Bara telah memutuskan untuk menikah dan bergegas menuju KUA, Hafa ditinggalkan oleh Hana kepada petugas apartemen yaitu wanita gemuk sebelumnya untuk dijaga sebentar.Meski itu bukanlah tugasnya, wanita gemuk itu merasa harus mengiyakan permintaan Hana yang karena ulahnya terjadi kesalahpahaman sebelumnya hingga berakibat kepada atasannya yang harus rela dihajar oleh banyak orang hingga babak belur seperti dadar gulung.Alhasil, Hafa ditinggalkan pergi oleh ibunya itu. Uniknya, Hafa tidak merengek sedikit pun dan bahkan dengan santai membiarkan ibunya pergi. Menurutnya hal ini sudah biasa dilakukan oleh ibunya ketika dahulu seringkali ditinggal kerja atau waktu ditakuti oleh preman-preman rendahan kiriman ayah kandungnya sendiri.“Hmm…, apakah Mama benar-benar berhasil menaklukkan Monster ini? Rasanya daripada menaklukkan, kok lebih terkesan seperti berbaikan ya? Aneh sekali!” batin Hafa yang terus memandangi sosok Bara dari sela-sela belakang ibunya itu.Ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status