Home / Urban / DERITA WAJAH JELEK / BAB 7 : Terbukti!

Share

BAB 7 : Terbukti!

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2024-12-13 18:53:31

“Apa? Jadi kamu selama ini sudah selingkuh dengan lelaki lain tanpa suamimu ketahui?” tanya wanita itu sedikit meninggikan suaranya.

“Hush! Jangan keras-keras! Ini rahasia kita berdua, oke!” tegas Alya tampak tidak menyangkalnya sama sekali.

“Ha-ha-ha! Luar biasa sekali Alya. Aku tidak menyangka kalau kamu yang selama ini tampak santun ternyata hanya wanita rendahan. Mulai hari ini kita bukan teman lagi!” tegas wanita tiba-tiba langsung marah begitu saja.

Bara yang sudah pasrah dibuatnya itu hanya semakin bingung dan terkejut. Mengapa wanita yang tampak kurang ajar sebelumnya malah berubah menjadi sok suci?

Bara tidak mampu menjawabnya dan terus mendengarkan percakapan antara keduanya.

“Apa maksud perkataanmu? Siapa yang kau sebut wanita rendahan, hah?” tanya Alya dengan begitu marah disindir menggunakan kata-kata pedas seperti itu.

“Siapa lagi kalau bukan kamu? Sebenarnya aku hanya ingin tahu bagaimana kamu bisa begitu tulus menikahi sosok pria yang secara status sosial lebih rendah darimu. Tidak menyangka kalau kamu pada akhirnya hanyalah berpura-pura saja selama ini. Aku jadi merasa kasihan dengan suamimu itu. Semoga dia kuat melewati semua ini!”

Wanita itu dengan tegas berkata-kata sebelum berusaha pergi menjauh dari Alya. Istri Bara langsung memucat ketika mendengar perkataan itu.

“Berhenti, Hana! Cepat minta maaf sekarang!” teriak Alya berusaha menghentikan langkah kaki wanita itu yang dipanggilnya Hana.

“Hmph! Tidak perlu lagi kita berbicara mulai sekarang. Kamu bukan temanku dan aku tidak mengenalmu sama sekali. Sampai jumpa!” tegas Hana dengan cepat pergi meninggalkan Alya seorang diri.

“Dasar wanita pikun! Aku juga tidak butuh teman sepertimu lagi!” tegas Alya dengan kesal pergi menuju parkiran motor.

Bara yang dari tadi mendengarkan semua percakapan itu hanya bisa melongo dan sedikit tersentuh.

“Setidaknya masih ada orang baik di luar sana. Andaikan saja Alya adalah salah satunya, aku pasti akan sujud syukur setiap hari.” Bara bergumam dengan sedih.

Alya yang berada dalam suasana kesal itu langsung terdiam lesu di atas motornya tidak berusaha untuk beranjak pergi.

“Memangnya apa salahku memilih pilihan hidupku sendiri, hah? Wanita itu tidak tahu rasanya punya suami yang statusnya rendah! Dia sendiri juga anak orang kaya dan suaminya pengusaha kaya. Beraninya dia menghinaku dengan sebutan ‘wanita rendahan’. Dasar wanita pikun!”

Alya bergumam sendiri dengan pelan, tetapi raut wajahnya semakin kesal ketika memikirkan momen sebelumnya ketika teman dekatnya mengatakan sesuatu yang sangat menyinggungnya.

“Permisi, Bu! Apakah ibu mau keluar sekarang? Soalnya parkiran ini mau saya tinggal dulu,” ungkap seorang satpam penjaga parkiran.

“O-oh iya, Pak! Saya akan pergi sekarang. Mohon bantuannya, terima kasih!” sahut Alya yang langsung tersadar kembali.

Alya dengan berat hati pergi dari wilayah Universitas Danoa. Dalam perjalanan panjangnya, Alya masih terus bergumam mengutuk keras perkataan Hana.

Dia masih sangat merasa tersinggung tidak peduli berapa kali dia mencoba untuk tetap tenang. Perkataan yang begitu runcing adalah pertama kalinya dia dengar seumur hidupnya.

Wajar saja bagi gadis cantik yang tampak lugu itu. Semua orang akan merasa hormat dan kagum bahkan memuji sosoknya berulang kali.

Tidak mungkin ada orang yang menghujatnya dengan kata-kata yang persis atau serupa dengan perkataan Hana sebelumnya.

“Hana! Aku akan mengingat hinaanmu ini!” tegas Alya terus mengoceh dengan kesal selama perjalanan itu.

Bara yang sudah pasrah tidak terlalu berminat lagi untuk mendengarkan perkataan wanita yang sebelumnya amat dia cintai itu.

Namun, nama Hana yang terus diulang-ulang oleh Alya langsung terngiang-ngiang di kepalanya yang sudah pusing memikirkan masa depannya itu.

“Hana? Sungguh beruntung sekali suaminya memiliki wanita yang begitu teguh pendirian bahkan rela putus hubungan dengan istriku hanya karena dia selingkuh. Andaikan saja Alya seperti itu!” gumam Bara dengan begitu merenung.

Dia tetap lesu membaringkan kepalanya di atas meja. Bara terus mendengarkan ocehan tidak jelas istrinya itu hingga Alya tiba sampai rumah.

“Hmm? Loh, kok aku sudah pulang?” gumam Alya heran.

“Hah! Ini semua karena wanita itu membuatku masih terus memikirkan perkataannya. Aku sampai lupa kalau hari ini ada janji dengan Mas Diano!” tegas Alya tampak cemberut sekali.

“Hmm? Siapa itu Diano?” batin Bara tersentak kembali.

“Sebentar, bukankah pria rendahan itu sedang ke luar kota hari ini?” ucap Alya langsung teringat sosok Bara yang tidak ada di rumah.

Bara yang peka kalau disebut sebagai pria rendahan hanya bisa mengepalkan tangannya dengan begitu eratnya hingga lumayan terasa sakit.

“Alya! Kamu sungguh keterlaluan!” tegas Bara tampak begitu geram.

Tentu saja Alya tidak bisa mendengarnya sama sekali. Bara tetap mengawasi gelagat tidak baik istrinya itu.

“Apa aku ajak saja Mas Diano untuk menginap malam ini di rumahku? Sebentar, aku coba telepon dulu!” gumam Alya tampak tidak tahu malu.

Alya membuka tasnya dan mengambil ponselnya. Dia melihat banyak panggilan masuk dari Mas Diano.

“Huh? Mas Diano benar-benar sudah menghubungiku sejak tadi!” tegas Alya tersentak kaget.

Dia langsung buru-buru menelepon pria itu tanpa tahu kalau suaminya sudah begitu geram dengan perilakunya.

“Alya! Bahkan belum sehari aku pergi, kamu sudah nekat untuk selingkuh di belakangku!” tegas Bara begitu geram.

Namun, entah mengapa dia tidak punya tenaga atau keberanian untuk segera pergi menuju rumah itu.

Dia hanya terus duduk terpaku di tempat mengawasi semua dari jauh. Bahkan di otaknya ada pikiran untuk menggunakan kesempatan ini sebagai bukti ketika nantinya diperlukan olehnya.

“Halo! Alya, kamu ada di mana? Aku sudah menunggu kamu di hotel dari tadi. Di mana kamu sekarang?” tanya seorang pria di seberang sana.

“Maaf, Mas! Aku sekarang sudah di depan rumah. Tadi ada rapat sampai malam terus ada masalah sedikit yang membuatku lupa sampai baru sadar ketika sudah di depan rumah,” jawab Alya tampak begitu sopan.

“Rumah? Apa maksudmu kalau hari ini kita batal untuk bertemu?” tanya pria itu dengan sedikit rasa kecewa.

“Tidak! Aku ingin sekali bertemu denganmu. Rumahku sekarang sudah sepi karena suamiku pergi ke luar kota. Apakah Mas Diano bisa datang ke rumahku? Aku akan bagikan alamat secara online!” sahut Alya tampak begitu tak rela.

“Rumahmu? Ehm…, apa kamu yakin tidak ada masalah nantinya?” tanya Diano.

“Masalah? Tenang saja, Mas. Suamiku itu memang sedang pergi sekarang. Lagi pula, pria rendahan itu hanya orang bodoh lulusan SMA. Dia mana mungkin sadar ketika aku selalu memperlakukannya dengan senyuman,” ungkap Alya dengan bangga.

“Ha-ha-ha! Senyuman manismu memang sangat menggoda. Tidak diragukan lagi kalau semua pria pasti akan takluk di hadapannya itu. Termasuk aku!” sahut Diano dengan nada jahil.

“Ehmm…, kamu nakal sekali sih hari ini! Ya sudah, cepat datang ke rumahku! Aku sudah tidak sabar bertemu denganmu sekarang!” tegas Alya dengan suara yang begitu imut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 121 : Tamat

    Dia khawatir kalau nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman lagi dengan Bara yang dapat berakibat fatal hingga akan mampu menghancurkan keluarga barunya itu.“Tidak bisa terus seperti ini! T–tapi apa yang harus lakukan sekarang?” batin Hana dengan bimbang dan penuh kehati-hatian di dalam hatinya yang semakin waspada.Tidak bisa lagi bagi Hana hanya berdiam diri dengan perasaan bingung saja sebab perkara ini semakin dibiarkan akan semakin menambah masalah yang nantinya akan jauh lebih besar hingga sulit diselesaikan oleh Hana seorang diri.“Tidak ada jalan lain selain melibatkannya dan mempercayainya sebagai seorang pria yang telah memutuskan untuk berjanji menemani hidupku dalam suka dan duka!” batin Hana telah membuat keputusan bulat untuk melibatkan Bara dalam penyelesaian masalahnya ini.“Ha-ha-ha! Hana, cepatlah mandi dan berpakaian yang menggoda agar nanti ketika aku tiba bisa langsung menikmati ragamu yang begitu eloknya itu!” ucap Jaka begitu bangganya menikmati suasana yang ti

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 120 : Lupakan Masa Lalu

    “Apa?! Hanya itu kau bilang?! Sesuatu yang engkau remehkan adalah segala-galanya bagiku! Beraninya kamu mengolok-olokku! Kau pasti sengaja mempermainkanku, kan?! Kurang ajar sekali kau!” teriak Jaka begitu histerisnya.Jaka Fape adalah seorang pria yang benar-benar tidak ingin dianggap remeh oleh siapa pun. Selama hidupnya ini, bahkan orang tuanya hanya bisa menahan ketidakpuasan mereka di dalam hatinya dan tidak akan seenaknya menentangnya.Namun, hal yang sangat berbeda telah dilakukan oleh Hana selaku istrinya kala itu yang dengan percaya dirinya berusaha menasehatinya bahkan memarahinya secara terang-terangan ketika melakukan beberapa kesalahan yang seharusnya tidak masalah baginya.Hal ini membuat Jaka semakin tak senang dengan Hana sejak saat itu. Satu-satunya alasan Jaka tidak memukuli wajahnya Hana sebab wanita itu memang sangat cantik dan begitu memuaskan ketika diajak untuk memuaskan kebutuhan hasrat terpendamnya.Mengetahui hal itu, orang tuanya Jaka membuat Hana untuk mena

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 119 : Cinta Masa Lalu (Part 5)

    Sebuah karakter pria yang tidak pantas dimuliakan sedikit pun. Hanya kehinaan saja yang pantas dilontarkan kepada sosok pria sepertinya. Meski begitu, Hana tetap sabar kala itu dalam menyikapi karakter mantan suaminya yang jauh dari kata terpuji itu.Namun, seiring berjalannya waktu, wanita cantik yang penuh kesabaran dalam menjalankan kehidupan pada akhirnya harus kandas juga karena batas kesabarannya sudah berulang kali diabaikan oleh sang mantan suaminya.Hafa yang masih kecil bahkan ikut dipukuli hingga menjerit kesakitan yang membuat Hana semakin sakit hati dan marah besar kepada mantan suaminya hingga beberapa kali terlibat adu mulut hingga bahkan Hana dipaksa untuk membela dirinya ketika suaminya mencoba memukulinya.Beberapa memar yang jelas terlihat terkadang harus diterimanya dengan rasa sabar. Namun, demi keselamatan dirinya dan sang putra, wanita cantik itu terpaksa berpindah-pindah tempat ke beberapa penginapan terdekat agar setidaknya terhindar dari amukan Jaka Fape.Aka

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 118 : Cinta Masa Lalu (Part 4)

    Hana yang mendengar suaminya mengeluh itu hanya bisa tersenyum tipis dan perlahan-lahan tak lagi mampu menahan tawanya. Hal ini membuat Bara sedikit cemberut mendengar tawanya sang istri.“Ha-ha-ha, maafkan saya kalau tertawa seperti ini! Kamu baru dua bulan saja sudah mengeluh seperti ini, Mas Bara. Coba bayangkan nantinya harus seperti apa di masa depan, kan? Sabar ajalah dahulu sayangku! Seorang ayah memang sudah seperti ini seharusnya membesarkan anak kesayangannya!” tegas Hana memberikan nasihat kepada Bara yang masih cemberut di sampingnya.Tak ingin membuat suaminya patah semangat, wanita cantik itu menjalankan tugasnya sebagai seorang istri sambil memberikan kecupan di pipinya Bara dengan sukacita. Hal ini membuat Bara yang cemberut perlahan tersenyum-senyum sendiri.“Ehem! Baiklah, karena istri tercintaku yang memintanya, maka sebagai seorang suami dan sekaligus ayahnya Hafa, aku akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya!” tegas Bara tanpa ragu sedikit pun.Hal ini membuat

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 117 : Cinta Masa Lalu (Part 3)

    Hafa yang melihat ibunya menyingkir juga terkejut sesaat sebelum akhirnya kembali serius menatap ke arah Bara dengan tatapan yang penuh kesungguhan bahkan ada rasa amarah terlihat di sana walaupun juga hatinya sedikit takut dengan sosok tinggi dan kekar Bara beserta wajahnya yang jelek itu.“Mama biasanya selalu melindungiku selama ini! Namun, tiba-tiba berubah menjadi diam dan menepi bahkan menjauh seperti ini sehingga membuat diriku langsung berhadapan muka dengan Monster menyeramkan ini!”“Sudah jelas sekali kalau semua ini pertanda serius bahwa Mamaku telah dikendalikan oleh Monster tak tahu malu ini! A–apa yang harus aku lakukan sekarang?! Mungkinkah ini saatnya menunjukkan kehebatanku dengan cara melawan Monster ini dan sekaligus menyelamatkan Mama?!”Hafa termenung dalam pikirannya hingga keringat dingin mulai bercucuran di sekitar wajahnya yang mungil itu. Hafa perlahan mengambil ancang-ancang sebagai bentuk kewaspadaannya bahkan dirinya juga sudah bersiap untuk melarikan diri

  • DERITA WAJAH JELEK   BAB 116 : Cinta Masa Lalu (Part 2)

    Sebenarnya ketika Hana dan Bara telah memutuskan untuk menikah dan bergegas menuju KUA, Hafa ditinggalkan oleh Hana kepada petugas apartemen yaitu wanita gemuk sebelumnya untuk dijaga sebentar.Meski itu bukanlah tugasnya, wanita gemuk itu merasa harus mengiyakan permintaan Hana yang karena ulahnya terjadi kesalahpahaman sebelumnya hingga berakibat kepada atasannya yang harus rela dihajar oleh banyak orang hingga babak belur seperti dadar gulung.Alhasil, Hafa ditinggalkan pergi oleh ibunya itu. Uniknya, Hafa tidak merengek sedikit pun dan bahkan dengan santai membiarkan ibunya pergi. Menurutnya hal ini sudah biasa dilakukan oleh ibunya ketika dahulu seringkali ditinggal kerja atau waktu ditakuti oleh preman-preman rendahan kiriman ayah kandungnya sendiri.“Hmm…, apakah Mama benar-benar berhasil menaklukkan Monster ini? Rasanya daripada menaklukkan, kok lebih terkesan seperti berbaikan ya? Aneh sekali!” batin Hafa yang terus memandangi sosok Bara dari sela-sela belakang ibunya itu.Ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status