Vivi memainkan handphonenya. "Kamu terkejut, aku ternyata sudah mengetahuinya?"Cefrilizia tidak ingin mengakui. "Saya tidak tahu apa pun, saya hanya ingin bekerja untuk-""Apakah kamu tahu kalau Burhan memiliki kekasih seorang pria? Sekretaris yang ada di sampingnya itu adalah salah satu kekasih Burhan."Bukan berita baru bagi Cefrilizia. "Apa yang dilakukan atasan, bukan urusan saya.""Benarkah?" tanya Vivi dengan tertawa mencemooh. "Bukankah hal itu terkait dengan Tommy?""Saya-""Tommy tidur dengan Marta, lalu Marta tidur dengan siapa lagi, jika bukan dengan Burhan?""Apa yang ingin kamu bicarakan?" Cefrilizia tidak ingin bersikap sopan lagi terhadap Vivi. "Jangan pernah menyentuh Papa.""Kamu menyuruh aku tidak menyentuh dia, lalu bagaimana dengan kamu yang menyentuh bisnisku? Apakah kamu ingin melihat atau mendengar suami marah kepadaku?""Itu-""Apa pun yang kalian lakukan kepadaku, tidak akan membuat pengaruh terhadap kehidupanku. Hanya saja, jika aku menyenggol sedikit saja,
"Sudah satu bulan tidak ada yang datang mengerjakan proyek?" tanya Putra dengan terkejut, ketika berhasil berbincang dengan warga sekitar.Salah satu warga bernama pak Toni, menganggukkan kepala dan menatap kasihan Putra serta Choky yang duduk berhadapan dengan dirinya. "Apakah anda sudah ditipu oleh kontraktor? Saya dengar, tempat ini akan dijadikan hotel. Kami para warga tidak setuju karena tanah yang dibuat bangun bermasalah."Putra mengerutkan kening dengan bingung. "Bermasalah? Apakah anda bisa beritahu kepada kami, letak masalahnya di mana?""Waduh, gimana ya pak. Itu tanah milik salah satu warga di sini yang sudah diserobot oleh mafia tanah. Kami sudah berkali-kali menghalangi pembangunan, tidak dianggap sama sekali. Warga di sini tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai hukum, lahan yang sudah dicuri juga sebenarnya tanah untuk ladang."Putra melirik Choky, sementara Choky yang tidak paham, menatap temannya dengan bingung."Bukankah Nyonya sudah membahas hal ini dengan instan
Burhan tidak bisa melupakan penghinaan yang dilakukan Reza dan marah besar, dia memarahi semua karyawannya, begitu tiba di perusahaan, mengkritik semua pekerjaan mereka dengan keras. "Apakah kamu tidak becus bekerja? Aku sudah membayar kamu dan semua tim dengan mahal, lalu kalian mengecewakan aku dengan alasan konyol seperti ini?!" teriakannya bisa terdengar sampai luar pintu ruangannya.Tidak ada yang berani mendekati Burhan bahkan sekretarisnya sekalipun, satu-satunya yang bisa mendekat hanya Cefrilizia.Cefrilizia terpaksa masuk ke dalam kantor, setelah dihubungi staff lainnya untuk memberikan dokumen yang harus ditanda tangani Burhan.Cefrilizia baru bertemu dengan Vivi dan ditelepon seperti itu, membuatnya linglung. Dia masih mengingat percakapan terakhir dengan Vivi."Kenapa saya tidak bisa berhubungan dengan Burhan? Apa yang saya lakukan adalah hak saya dan anda tidak bisa ikut campur.""Apakah kamu masih ingin mendambakan kehidupan nyaman dengan Burhan?"Cefrilizia tidak mampu
Cefrilizia tidak tahu maksud dari rencana Vivi. "Menurut Papa, kita ikuti saja atau tidak?"Tommy mengerutkan kening. "Kita sudah membuat masalah pada dia dan aku juga sempat membuat demo di depan kantor, tidakkah pasangan suami istri itu kesal dengan kita berdua? Normalnya, orang lain pasti ingin menghancurkan kita."Cefrilizia merasa ada alasan lain. "Tidakkah ini terkait dengan proyek Vivi yang digagalkan Burhan?""Proyek?" tanya Tommy yang tidak paham. "Proyek apa?"Cefrilizia cerita kepada Tommy mengenai kelakuan Burhan, Tommy yang mendengarkan sampai habis memijat kening dengan kecewa."Gila! Burhan memang benar-benar gila! Dia- padahal yang dilakukan Vivi adalah kerja sama dengan pemerintah, jika Burhan menghalangi dan ketahuan, reputasi dan semua kejahatannya akan terungkap di publik. Kamu juga membantunya?" tanya Tommy ke Cefrilizia."Mau tidak mau, aku harus turun tangan, Papa.""Kamu tahu- dia pasti akan-""Benar, menjadikan aku kambing hitam.""Kamu tidak masalah dengan ha
Marta merasa puas karena berhasil menyudutkan Vivi, tidak lama lagi dirinya akan mendengar berita perceraian pasangan Aditama. Dia sangat membenci wanita yang berusaha menghancurkan orang lain.Sebagai perayaan untuk dirinya sendiri, dia mengadakan pesta mewah untuk anak satu-satunya.Sinta dan Nina masuk ke dalam ruang pesta yang dibuat oleh salah satu sosialita Indonesia, Marta."Saya merasa terhormat, anda bisa datang kemari." Marta menyambut Sinta dan Nina dengan ramah. Hari ini dia mengadakan pesta untuk merayakan pulangnya sang anak yang lulus dengan nilai gemilang di Amerika.Sinta berjalan melewati Marta dan tersenyum pada seorang wanita yang menduduki puncak sosialita di Indonesia. Wanita itulah yang mengucilkan Vivi dan bekerja sama dengan Cefrilizia. "Hallo."Wanita itu mengerutkan kening dengan tidak sopan ketika melihat sosok Sinta. "Bukankah anda tidak suka dengan pesta? Kenapa anda datang?"Sinta bisa merasakan permusuhan yang dilempar wanita setengah baya nan angkuh it
Marta masih meberusaha memungut foto-foto di bawah kaki Vivi menggunakan satu tangan, sementara tangan satunya yang diinjak Vivi tidak berani bergerak, masalahnya adalah Vivi memiliki bukti lebih banyak dari yang di foto-foto itu.Kelompok Marta yang melihat temannya diperlakukan rendah oleh anak kecil seperti Vivi, spontan berteriak marah. "Kamu- apa yang kamu lakukan pada teman kami? Sudah tidak diundang, malah mau mengacaukan pesta.""Sekarang, siapa yang mau mengacaukan pesta kalian? Ah-" Vivi menyeringai licik sambil menginjak keras tangan Marta.Marta meringis kesakitan, tapi tidak bisa berteriak.Salah satu teman dekat Marta yang ingin maju menolong temannya, malah mendapat bentakan dari Marta."JANGAN MENDEKAT! JIKA KAMU MENDEKAT, AKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN KAMU!" teriak Marta.Wanita tua itu merasa aneh dengan tindakan Marta, jelas-jelas dia yang direndahkan, tapi kenapa menurut saja ketika diperlakukan kasar oleh Vivi. "Marta."Marta menggeleng sedih sambil menahan tangis, ber
Orang tua zaman sekarang, salah kaprah dalam mendidik dan memanjakan anak, sehingga tanpa sadar anak tumbuh menjadi manusia egois dan tidak bisa menghargai orang lain, mereka hanya tunduk pada penguasa yang bisa memberikan kekuasaan lebih. Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah anak kandung Marta yang mati-matian berusaha membuat ibu kandungnya berdiri tegak dengan kasar dan tidak sabar, dia tidak peduli dengan kehormatan ibunya di mata publik.Wanita tua itu menghalangi Sean yang bersikap kasar terhadap ibunya. "Sean? Apa yang kamu lakukan terhadap Mama kamu? Dia membuat pesta untuk kamu, tapi kenapa kamu bersikap kasar seperti ini?"Sean tertawa mengejek. "Sudah sepantasnya, Mama mengadakan pesta untuk aku."Para wanita yang ada di dalam ruangan, tercengang dengan jawaban Sean.Sean mengangkat kedua bahunya dengan santai dan tanpa merasa bersalah. "Aku sudah bilang dari awal untuk mengadakan pesta sama teman-teman, tapi Mama tidak peduli dan mengundang teman-teman Mama saja, sek
Sean berusaha mengusir Vivi, Shinta dan Nina secara kasar. "Pergi dari sini dan jangan hancurkan pesta aku! Kalian hanya orang miskin yang berhasil naik ke tempat tidur orang kaya, tidak akan pernah memahami kehidupan kami!"Shinta menatap kecewa Marta. "Ternyata begini cara kamu mendidik anak."Nina meringis. Mengusir istri dari kepala keluarga Tsoejipto? Anak itu benar-benar mencari mati.Marta yang masih syok dengan ulah anaknya, spontan menatap ngeri Sean. "Sean, jangan usir istri dari kepala keluarga, mereka-""Atas dasar apa Mama bisa menegur aku?" potong Sean. "Akui saja, Mama memang sudah selingkuh dengan Tommy! Jangan pernah menarik aku dan Papa untuk hubungan gelapa Mama.""Papa kamu juga selingkuh, bagaimana bisa Mama tidak membalas?" tanya Marta dengan nada marah. "Mama berusaha menjaga keluarga kita dengan baik tapi Papa kamu-""Mama yang tidak bisa menjaga nama baik keluarga, bukankah si Tommy ini sudah tidur dengan Mama selama ini? Memangnya selama ini aku buta dan tuli