Share

EP. 1

Pertama kali sejak Andrea menginjakkan kaki di mansion keluarga Horison, ia tidak bisa berhenti berdecak kagum. Andrea tidak pernah melihat rumah semewah dan sebesar ini secara langsung meski ia sudah bertahun-tahun kenal dengan keluarga Horison, ia tidak pernah sekalipun datang ke rumah mereka yang ini.

Bahkan Andrea hampir membuka mulutnya saking tidak biasa melihat rumah mewah yang ia biasa lihat di film-film hollywood, anggaplah ia norak karena meski keluarga Andrea kaya tapi itu sangat berbeda dengan keluarga Horison. Karena keluarga Andrea bukanlah keluarga bangsawan.

'Astaga ini rumah calon suamiku, baru melihat rumahnya saja sudah membuatku insecure apa lagi tinggal dengannya,' batin Andrea sedikit minder, matanya melihat-lihat sekeliling interior rumah keluarga Horison.

"Andrea berhentilah berdiri seperti orang norak disana cepat masuk memangnya kau tidak kedinginan!" Omel sang Ibu yang sudah di dalam sementara kamu masih melihat suasana di luar.

Andrea mengerjapkan matanya, lalu tertawa kecil merutuki kebodohannya.

"Andrea selamat datang sayang." suara lembut dan elegan Fiona ibu Nic menyambut kedatangan Andrea, kemudian ia memberi pelukan dan ciuman hangat di kedua pipinya. "Lihatlah pipimu sampai memerah seperti ini karena kedinginan, ayo cepat masuk di dalam lebih hangat, aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu"

Andrea mengikuti langkah Fiona, begitu juga dengan kedua orang tuanya. Kakaknya, Rachel tidak bisa ikut datang ke pertemuan keluarga karena sedang hamil besar sehingga dilarang oleh suaminya untuk keluar ditambah saat ini sedang musim dingin.

"Duduk di sini Andrea, sebelahku!" seru Emma adik terkecil Nic yang baru berumur 7 tahun. Emma sangat senang di dekat Andrea, bahkan ia selalu menempeli Andrea ketika Andrea sedang berada di sekitarnya. Karena Emma satu-satunya anak perempuan di keluarga Horison. Jadi ia merasa kesepian karena kakaknya sangat cuek dan gila bekerja, belum perbedaan umur yang jauh, jadi Emma tidak bisa bermain dengan kakaknya meski ingin.

"Halo cantik," sapa Andrea menarik kursi di sebelah Emma.

"Halo juga kaka cantik," balas Emma dengan senyum lebar membuat salah satu giginya yang ompong terlihat.

"Ishh kamu ini lucu sekali sih," kata Andrea gemas sambil mencubit pelan kedua pipi tembam Emma, padahal ia hanya tersenyum.

Emma hanya bisa tertawa ketika Andrea memperlakukannya seperti itu

"Kau terlihat cantik dengan dress itu Andrea," puji Alexander kepala keluarga Horison sekaligus Ayah dari Nic dan Emma.

"Terima kasih om," ujar Andrea tersenyum.

"Jangan panggil aku itu, sebentar lagi kita akan menjadi keluarga panggil aku Papa seperti yang lainnya," kata Alex meminta.

Andrea sedikit terkejut dan malu dengan perkataan Ayah Nic barusan hanya bisa tertawa kecil. "Baik Papa.” Andrea mencoba memanggil ayah Nic dengan gugup

"Kalau begitu kamu juga harus memanggilku Mama," sahut Fiona dari belakang, lalu ia menaruh sebuah piring berisi sup asparagus di depanmu. "Kamu ingin ayam panggang? kata ibumu kamu sangat menyukai Ayam" tawar Fiona kepada Andrea

"Tentu saja tante terima kasih." Andrea tersenyum senang.

"Mama, Andrea!" Tegur Fiona berpura-pura tegas.

"Iyaa Mama," kata Andrea lagi dengan malu-malu, karena ia belum terbiasa.

Saat ini Andrea beserta keluarga, sedang bertamu dan makan malam bersama dengan keluarga Horison. Tentunya ada maksud dibalik pertemuan ini, yaitu adalah membicarakan perihal pernikahan 'ralat' perjodohan yang sangat konyol antara Andrea dengan anak kedua mereka Nic.

"Ini kamu sendiri yang memasaknya Fiona?" tanya Adam Brooke ayah Andrea yang terlihat kagum dengan begitu banyak macam makanan yang tersaji di meja makan.

Fiona menggeleng. "Tidak sepenuhnya kita mempunyai koki disini dan aku hanya memberikannya resep yang kupunya dan membantunya sedikit di dapur."

"Luar biasa kamu Fiona," puji Liliana.

"Terima kasih," balas Fiona dengan senang hati.

Andrea ikut tersenyum dengan kehangatan yang ia rasakan disini, ini juga salah satu alasan mengapa Andrea mau menikah dengan anak mereka meskipun terpaksa. Keluarga Horison terlihat sangat harmonis dan hangat membuat siapapun akan iri dan ingin menjadi bagian keluarganya saat melihatnya.

"Oh iya dimana dia?" tanya Andrea yang sedari tadi belum melihat pria yang akan menjadi suaminya tersebut.

Meskipun keluarga Andrea dan keluarga Horison sudah kenal dekat sejak lama tetapi anak-anak mereka tidak begitu akrab, dikarenakan Nathan dan Nic sudah sangat sibuk dengan kegiatan kebangsawanan sejak kecil. Lagi pula Andrea juga saat itu tidak tertarik berteman dengan mereka ditambah perbedaan usia yang mereka punya, membuat mereka hanya bertemu beberapa kali saja.

"Tadi ia baru pulang kerja mungkin sedang bersiap di kamarnya," jawab Alex sembari menyesap gelas berisi wine di tangannya.

Andrea hanya mengangguk mengerti. Sebenarnya Andrea tidak begitu tertarik dengan acara ini tapi ia sangat ingin melihat langsung Nic karena terakhir ia melihatnya adalah saat Andrea datang ke acara ulang tahun emma pada saat ia berumur 15 tahun.

Setelah semua makanan di meja telah siap dan semua orang sudah duduk pada tempatnya, Fiona memberi tahu kepada salah satu pelayan untuk memanggil Nic turun. Sayangnya saat ini kakak Nic, Nathan tidak bisa ikut karena sedang berada di luar negeri.

Tidak lama kemudian, Nic datang dengan kemeja putih dengan balutan vest hitam yang terlihat sangat pas ditubuhnya yang cukup atletis. Belum lagi rambut hitamnya yang masih sedikit basah menandakan ia baru saja selesai mandi, membuat Nic terlihat tampan dan juga seksi dimata Andrea.

Andrea hanya bisa menatap lurus Nic dan menahan agar dirinya tidak tersenyum pada saat Nic melihat kearahnya.

Mata Nic dan Andrea bertemu, ekspresinya yang datar membuat Andrea tidak bisa membaca raut wajahnya pada saat Nic melihat Andrea. Padahal Andrea ingin tau seperti apa ekspresi yang Nic tampilkan saat melihatnya, tapi Nic hanya diam lalu mengambil duduk di seberang Andrea yang mana sudah disediakan sebelumnya.

Liliana berdecak kagum menatap anak kedua dari Alex dan Fiona itu. "Aku tidak menyangka jika Nic bisa setampan ini," puji Liliana yang juga terpesona pada aura yang dipancarkan Nic meskipun saat ini ia sudah berumur.

"Ia sangat mirip denganmu Alex saat kamu masih muda," ujar Adam menambahkan.

"Sampai saat ini pun aku juga masih terlihat muda dan tampan sepertinya," balas Alex diikuti dengan tawa.

Semuanya ikut tertawa mendengar itu, kecuali Andrea yang hanya tersenyum kecil dan Nic yang masih mempertahankan ekspresi datarnya itu.

"Kalau begitu kenapa kita tidak mulai saja acara makan malamnya, aku yakin kalian semua sudah lapar," sela Fiona mempersilahkan.

Akhirnya acara makan malam pun dimulai di awali dengan bersulang bersama, semua tampak menikmati makanan mereka dan saling mengobrol satu sama lain. Kecuali Nic, pria itu hanya makan dengan tenang tanpa berkata apapun. Sesekali Andrea melirik ke arah Nic, sepertinya pria itu sama sekali tidak tertarik dengan acara makan malam ini sama sekali.

Nic yang sadar tengah di perhatikan oleh seseorang pun melihat ke Andrea, dan membuat gadis itu menjadi salah tingkah karena terpegok telah melihatnya terlalu lama. Andrea segera mengalihkan pandangannya dengan mencoba mengajak ngobrol Emma, dan tanpa berkata apapun Nic kembali melanjutkan makananya dengan santai.

Setelah semuanya telah selesai makan malam acara inti dari pertemuan ini pun dimulai.

Andrea merasa bosan karena pria di depannya tidak mengatakan satu kata pun sejak kedatangannya, dan ekspresinya yang terlihat enggan berbicara membuat Andrea juga kebingungan ingin membuka obrolan dengannya.

"Jadi Andrea." Nic yang pada akhirnya membuka suara.

Andrea yang tengah melamun sambil memainkan gelasnya refleks melihat kearah Nic saat ia berbicara.

Namun perhatiannya teralih saat Emma meminta tolong padanya. "Kak Andrea bisa tuangkan aku jus?" kata Emma sembari menyodorkan gelasnya yang kosong.

"Tentu saja," kata Andrea dengan senang hati. "Tadi kamu ingin bicara apa? lanjutkan saja aku akan mendengarnya." Andrea berbicara pada Nic sembari menuang jus ke dalam gelas milik Emma.

Setelah mendengar itu Nic kembali berbicara. "Apa kau tahu kalau aku itu gay?" lanjut Nic pada intinya.

Andrea yang tengah menuang jus sangat terkejut mendengar perkataan yang tiba-tiba dari calon suaminya, dan membuat Andrea hilang keseimbangan sehingga ia tidak sengaja menumpahkan jus ke baju yang ia pakai.

Semua tampak terkejut dengan perkataan jujur Nic dan juga respon dari Andrea.

Liliana yang duduk disamping Andrea lekas mengambil beberapa lembar tisu dan mengelap baju anaknya yang basah terkena tumpahan jus itu.

"Dilihat dari responmu sepertinya kamu tidak tahu ya?" kata Nic dengan santai seolah hal itu bukanlah hal besar.

Andrea yang ikut sibuk membersihkan tumpahan jus di bajunya menatap was-was kearah Nic.

"Nic, bisakah kamu tidak berbicara sefrontal itu?!" kata Ayahnya memperingati.

Fiona menatap khawatir anaknya, ia tidak menyangka Nic akan langsung to the point seperti itu dan membuat Andrea terkejut.

"Kau bercanda kan?" ujar Andrea yang tidak percaya atas ucapan Nic yang sebelumnya itu.

Alis Nic terangkat sebelah. "Untuk apa aku bercanda di saat seperti ini."

Andrea terdiam berusaha mencerna ucapan Nic, lalu melirik kearah kedua orang tuanya. Melihat dari ekspresinya saat ini sepertinya mereka sudah tahu situasinya jauh sebelum Andrea.

Raut wajah Andrea berubah menjadi kesal, ia segera bangkit dari duduknya membuat sisa tumpahan jus yang berada di dressnya menetes ke lantai. "Aku mau ke toilet sebentar," ujar Andrea lalu segera pergi tanpa menunggu izin dari pemilik rumah.

"Sepertinya ia terlalu terkejut dengan itu," kata Liliana melihat wajah Andrea yang terlihat pucat saat pergi.

"Nic seharusnya kamu tidak langsung mengatakan itu, perjodohan ini sudah membuatnya sangat terkejut dan akhirnya ia bisa menerimanya walau hanya setengah hati tapi sekarang tiba-tiba kau langsung berbicara seperti itu apa kau tidak memikirkan perasaannya?" ujar Adam terlihat marah atas ucapan Nic yang membuat putrinya shock atas ucapannya.

Nic hanya mengendikkan bahunya. "Aku hanya berbicara apa adanya, itu salah kalian sendiri tidak memberi tahunya sejak awal," kata Nic tidak peduli.

Alasan mereka belum memberi tahu Andrea bahwa Nic gay adalah membuat Andrea menerima dan percaya pada fakta bahwa ia akan menikah saja sudah susah, apa lagi langsung memberi tahunya tentang fakta tersebut. Itu akan membuat Andrea semakin menolak pernikahan ini, jadi mereka memutuskan untuk memberi tahu Andrea di akhir saat mereka sudah menikah. Licik memang tapi itu menjadi satu-satunya jalan agar Andrea mau menerima Nic.

*

Andrea menatap wajahnya di cermin, kata-kata Nic adalah gay masih terdengar jelas di kepalanya. Hal konyol apa lagi ini, dengan adanya pernikahan ini saja sudah membuat Andrea menderita di tambah dengan fakta bahwa yang akan menikahinya nanti adalah seorang gay membuat Andrea stres memikirkannya. Andrea tidak tahu rumah tangga macam apa yang akan di jalankannya nanti.

Karena itu Andrea memutuskan untuk menolak kembali pernikahan ini, tentu saja dengan alasan yang jelas. Ia tidak mau menikahi seorang gay hanya untuk memenuhi perjanjian konyol yang kakeknya buat dahulu.

Setelah berkutat dengan pikirannya sendiri di cermin, Andrea segera membasuh bajunya yang lengket akibat terkena jus dengan air. Kemudian segera mengelapnya dengan tisu, Setelah selesai Andrea keluar dari kamar mandi.

Andrea menarik nafas panjang mengumpulkan keberanian untuk menolak pernikahan ini di depan Nic, sebelum ia melangkahkan kakinya kembali ke ruang makan.

*

Semua mata tertuju ke arah Andrea saat ia kembali dari kamar mandi dengan baju yang basah.

Fiona langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Andrea dengan wajah khawatir. "Kamu bisa kedinginan kalau seperti ini sayang," ujar Fiona memberikan selimut kecil yang ia sampirkan pada tubuh Andrea.

Andrea hanya diam tidak merespon perbuatan ataupun perkataan Fiona, matanya hanya fokus kepada Nic yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang cukup tajam dengan ekspresinya yang tidak berubah sejak tadi.

"Aku mau membatalkan pernikahan ini," Andrea mengucap dengan lantang, matanya bahkan tidak lepas dari Nic saat mengatakannya.

Nic hanya diam tidak merespon, tapi Andrea dapat melihat bahwa ekspresi Nic sedikit berubah di banding yang tadi.

Semua yang mendengarnya tampak terkejut dengan itu, Ayah, ibunya dan kedua orang tua Nic berbicara bersamaan meminta Andrea untuk memikirkan lagi ucapannya membuat Andrea tidak mendengar dengan jelas ucapan mereka karena terlalu berisik.

"Aku tidak mau melanjutkan perjodohan konyol ini, untuk apa aku menikahi seorang pria gay seperti dia untuk menikah dengan orang yang tidak aku kenal sudah membuat aku muak ditambah lagi dengan fakta menjijikan tersebut," lanjut Andrea dengan emosi di dalamnya.

Suasana hening seketika mendengar Andrea berbicara seperti itu, Andrea yang terbiasa memilih kata sebelum berbicara kini tidak mempedulikannya lagi. Andrea marah, banyak hal yang membuatnya marah dari pernikahan konyol ini, fakta bahwa calon suaminya gay dan sikap tenang Nic yang membuat Andrea semakin kesal dan merasa sedang di permainkan.

Fiona yang awalnya memegang lembut pundak Andrea refleks melepasnya saat mendengar kata 'menjijikan' keluar dari bibir cantik Andrea.

Tatapan Nic yang ia lemparkan pada Andrea menajam, Nic segera berdiri dan berjalan menghampiri Andrea dan ibunya.

"Mama." Nic menyentuh pundak ibunya. "Bisa bawakan baju ganti untuknya? sepertinya kami harus berbicara empat mata," ujar Nic pada ibunya.

Fiona yang masih terkejut dengan perkataan yang baru saja terlontar dari mulut Andrea hanya bisa mengangguk dan bergegas pergi untuk mengambil pakaian ganti untuk Andrea. Sementara Andrea melihat Nic bingung, karena suara lembut yang Nic lontarkan pada Fiona tampak membuatnya sedikit berbeda.

Tanpa berkata apapun lagi Nic langsung mencengkram pergelangan tangan Andrea dan menarik dirinya ke atas menuju kamar Nic.

"Mau kemana?" Andrea memberontak dengan sikap Nic yang menyentuhnya sembarangan.

"Ikut aku, ada yang ingin aku bicarakan!" kata Nic dengan suara yang dingin terdengar tegas, tatapannya kembali menajam sangat berbeda dengan apa yang Andrea lihat sedetik yang lalu.

*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status