Share

04. Tidak Cocok.

last update Last Updated: 2023-09-12 12:37:21

"Ma? Aku udah dewasa, loh. Aku nggak perlu lagi dijodohin sana-sini."

Rebecca menatap Ariana dengan pandangan sinis. "Umur kamu udah 26 sekarang! Kamu mau mama tunggu sampai kapan?! Mama sama papa udah pengen punya cucu!"

Ariana mendesah panjang. "Ma? Mama nggak liat banyak kasus perceraian sekarang? Mama mau aku sembarangan kenal cowok, nikah, terus cerai? Gitu?"

"Kalau kamu takut, biar mama yang cariin buat kamu! Anak teman mama itu baik-baik. Kamu tinggal nurut aja sama mama."

Ariana kembali mendesah. Selama ini ibunya jarang mencampuri urusan percintaannya, namun kali ini ibunya nampak begitu ngotot untuk menjodohkannya dengan anak dari temannya.

Sebenarnya Ariana ingin menolak, apalagi ia baru saja memutuskan hubungannya dengan Raka. Tapi ibunya tetap ngotot agar Ariana bertemu dengan anak dari temannya.

"Pokoknya kali ini kamu harus temuin dia, karena mama udah janji ke teman mama buat kenalin kalian."

"Ma? Emang mama udah tau dia gimana? Orangnya baik atau nggak? Siapa tau dia panuan atau suka makan cewek."

"Hush!! Sembarangan aja mulut kamu!!" tegur Rebecca. "Pokoknya besok kamu harus ketemu sama dia! Mama sama teman mama udah atur pertemuan kalian!"

Ariana sudah tidak dapat mendebat ibunya. Pada akhirnya Ariana harus mengiyakan tuntutan ibunya, agar perdebatan mereka segera selesai. "Iya-iya! Besok aku ketemu sama dia. Puas?"

Rebecca mengangguk, sambil tersenyum. "Nah, gitu dong! Itu baru namanya anak mama."

Ariana memutar bola matanya. "Giliran ada maunya baru ngomong gini. Ya udah, aku mau mandi dlu." Ariana meninggalkan ibunya, dengan perasaan dongkol.

Sedangkan Rebecca yang terlihat bersemangat, langsung mengambil ponselnya dan menyampaikan kabar baik tersebut.

***

Keesokan harinya, Ariana menceritakan perihal perjodohan yang sudah diatur oleh ibunya, kepada Shelly.

"Udah... jangan ngeluh terus. Sesekali nyenangin orang tua kamu kan nggak apa-apa."

Ariana memutar bola matanya. "Emang susah ya kalau curhat sama anak baik-baik."

Shelly tersenyum. Ia tidak tahu kalau di mata Ariana, ia adalah wanita yang baik.

Sebenarnya Shelly ingin percaya kalau ia adalah orang yang baik. Sayang, di masa lalu Shelly pernah menyakiti seseorang, sehingga Shelly masih merasa bersalah hingga kini.

"Tapi kamu udah liat orang yang mau dijodohin sama kamu, kan?" tanya Shelly.

Ariana diam sejenak. Ia nampak berpikir, sebelum menjawab pertanyaan Shelly. "Iya, ya.... Kok aku langsung setuju aja, padahal aku belum liat foto orangnya."

Shelly mengerutkan keningnya. "Eh? Kamu nggak tau gimana orangnya?"

Ariana langsung menggelengkan kepala. "Nggak."

"Kalau namanya?"

Ariana kembali menggelengkan kepala. "Nggak juga."

Mata Shelly langsung melebar. "Ya ampun Arianaaa.... Kalau misalnya kamu dijodohin sama kakek-kakek, gimana?!"

Mata Ariana ikut membulat. "Ishh!! Aku kok nggak mikir sampai situ?!!"

Shelly menggelengkan kepalanya. "Emang ya, otak kamu itu rada-rada rusak. Mungkin mau diupgrade ke versi terbaru."

Ariana mengerucutkan bibirnya. "Kamu pikir otak aku itu Android? Bisa diupgrade?"

Shelly terkekeh sambil mengangguk. "Setidaknya Android lebih pintar dari kamu."

Ariana berusaha menjangkau Shelly, tapi Shelly langsung menghindar.

"Awas aja kamu!" ancam Ariana, sambil mengepalkan tangannya.

"Ett!! Nggak kena!!" ejek Shelly, sambil menjulurkan lidahnya.

"Udah, ah! Aku mau balik dulu. Aku harus siap-siap buat ketemu si cowok nggak jelas itu!" ucap Ariana.

Shelly mengangguk. "Aku juga mau balik. Hari ini aku janji buat bermalam di rumah mama aku."

Kedua wanita itu lalu berjalan beriringan, dan berpisah di tempat parkir.

"Hati-hati!" ucap Shelly, sambil melambaikan tangannya.

Setelah kepergian Ariana, Shelly berjalan ke mobilnya, namun langkah Shelly terhenti karena sosok pria yang berdiri di kejauhan.

Pria itu membelakangi Shelly, sehingga Shelly tak bisa melihat wajahnya, namun Shelly merasa kalau sosok tersebut adalah sosok yang dikenal oleh Shelly.

"Kok kayak nggak asing?" gumam Shelly, sembari mempertajam penglihatannya.

Shelly berharap pria itu akan menoleh, tapi pria itu langsung masuk ke dalam mobil, sehingga Shelly harus bergelut dengan rasa penasarannya.

'Siapa, ya?' batin Shelly, tak tenang.

Lagian, kenapa Shelly merasa tak tenang dan penasaran seperti ini? Shelly adalah tipe wanita yang tidak peduli dengan laki-laki, dan tidak memprioritaskan hubungan percintaan. Shelly hanya fokus pada karirnya, dan mimpinya untuk membahagiakan ibunya.

Lalu, mengapa satu pria tak jelas, membuat Shelly penasaran seperti ini?

Shelly menggelengkan kepalanya, sambil mengenakan sabuk pengaman. "Aneh," gumam Shelly, kemudian pergi meninggalkan Seven Star Agensi.

***

Di sebuah restoran bintang lima, Aries duduk dengan tenang, sambil menunggu wanita yang tak ia kenal.

Karena ini pertemuan pertama mereka, Aries kembali menatap foto yang ibunya berikan, agar ia mudah mencari wanita itu nantinya.

Jujur saja, Aries sudah banyak bertemu dan dikenalkan dengan banyak wanita cantik. Karena itu, ia tidak punya kesan khusus pada wanita itu ketika melihat foto tersebut. Hanya ada kata cantik, tapi hanya itu, tidak lebih.

Namun begitu, demi menang dari Leo, Aries akan menahan dirinya agar ia tidak bersikap kasar kali ini.

Sebenarnya ada alasan kenapa semua wanita yang dikenalkan oleh Melani, tidak pernah bisa menarik hati Aries. Semua itu karena kriteria Aries yang begitu tinggi.

Aries menginginkan wanita yang tidak hanya cantik dari luar, tetapi ia juga harus memiliki kecantikan dari dalam. Wanita yang bisa menghargai waktu, tempat, dan orang yang menjadi lawan bicaranya. Terlebih lagi, wanita itu haruslah wanita penurut.

Bisa dibilang, Aries menginginkan wanita yang sempurna, dan hal itu belum pernah ia dapatkan pada wanita mana pun.

Dan kali ini, sama seperti yang sudah-sudah, sepertinya Aries juga akan berakhir dengan kegagalan.

'Sial! Ini udah jam berapa?!' keluh Aries dalam hati.

Baru saja ia bertekad dan ingin bersikap baik, tapi wanita kali ini sudah membuang waktunya selama lima menit. Apakah wanita itu pantas untuk membuat seorang Aries menunggu seperti ini?

Jawabannya tentu saja, tidak!

Kira-kira tujuh menit berlalu, barulah Aries dapat menemukan sosok wanita yang ia tunggu.

Semua informasi tentang wanita itu lengkap, namun bagi Aries, yang paling penting untuk diingat hanyalah nama wanita itu.

Ariana, nama wanita yang sudah membuat Aries menunggu selama tujuh menit.

Dari tempat duduknya, Aries memperhatikan Ariana. Ariana datang dengan penampilan yang menawan. Gaun yang memeluk tubuh indahnya dengan erat, lalu polesan make up yang natural, membuat Ariana tampak cantik secara alami. Setiap langkah yang diambil oleh Ariana, menarik perhatian dari para pria yang ada di sana.

Aries lalu melihat Ariana berhenti. Ariana nampak seperti sedang mencari sesuatu.

Aries mengerutkan keningnya, karena tingkah Ariana. 'Dia ngapain?' tanya Aries dalam hati.

Seharusnya Ariana langsung menghampiri Aries, tapi Ariana malah berdiri diam di tengah-tengah restoran, dan itu membuat Aries kesal.

Karena Aries tidak tahan, ia bangun dari kursinya, kemudian mengangkat tangan tinggi-tinggi.

Gerak-gerik Aries yang mencolok, langsung menarik perhatian Ariana di kejauhan.

'Sabar,' batin Aries, sambil memperhatikan Ariana. Dengan sabar, Aries menunggu hingga Ariana sampai ke meja mereka.

"Maaf telat," ucap Ariana. "Aku sebenarnya-"

"Nggak apa-apa. Silahkan duduk," potong Aries.

Ariana mengangguk. Ia kemudian menarik kursi, dan duduk berhadapan dengan Aries.

Setelah duduk, Ariana langsung berkata jujur pada Aries. "Maaf, tadi sedikit macet di-"

"Nggak usah." Sebelum Ariana berbicara lebih jauh, Aries kembali memotong kata-kata Ariana. "Kamu udah nyita waktu aku lebih dari lima menit. Aku berusaha untuk maklumin kamu yang terlambat, tapi kamu malah coba buat kasih alasan. Selain itu, kamu kelihatannya nggak tertarik sama sekali dengan pertemuan ini."

Kata-kata Aries membuat Ariana menganga.

Tak peduli dengan ekspresi Ariana, Aries langsung membuka buku menu yang ada di depannya. "Silahkan pesan apa yang kamu ma-"

"Tunggu," potong Ariana. Ia tidak percaya kalau ia sudah diomeli oleh pria yang baru ia temui satu kali. "Kamu barusan ngomel ke aku? Aku udah minta maaf, dan aku pengen bilang alasan kenapa aku terlambat. Kalau kamu emang nggak suka nunggu, kamu bisa pergi, kok. Nggak ada yang suruh kamu nunggu di sini."

Aries baru ingin bangkit dari kursinya, tapi ia kembali mengingat perihal persaingan ia dan Leo. Hal tersebut membuat Aries mengurungkan niatnya. Jika saja ayahnya tak membuat syarat seperti itu, ia pasti sudah pergi meninggalkan Ariana sejak tadi.

"Maaf, aku sedikit kasar," ucap Aries, yang berusaha menelan egonya. "Kamu tau kalau orang tua kita berusaha jodohin kita, kan?"

Ariana mengerutkan keningnya. Ia cukup terkejut dengan perubahan topik yang tiba-tiba. "Orang tua kita emang berusaha untuk jodohin kita, tapi aku yakin kalau kita berdua punya hak untuk nentuin pilihan kita. Aku rasa kita nggak co-"

"Aku setuju."

Ariana langsung menyipitkan matanya "Kamu setuju? Setuju soal apa?"

Aries menatap Ariana tanpa berkedip, kemudian berbicara dengan penuh keyakinan. "Aku setuju soal perjodohan kita. Aku rasa lebih baik kalau kita cepat tentuin tanggal nikahnya."

Mendengar kata-kata Aries, mata Ariana langsung membulat dengan sempurna. "Apa?! Nikah?!"

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    105. Epilog

    Beberapa tahun kemudian...."Bunda?"Ariana menoleh, menatap seorang anak laki-laki yang berlari kencang ke arahnya. "Xavi?! Awas jatuh!" Ariana menekuk kakinya, kemudian merentangkan tangannya.Tanpa mengurangi kecepatan, anak laki-laki tersebut menerjang tubuh Ariana, lalu membenamkan wajahnya pada tubuh Ariana."Kamu sudah siap sayang?"Ariana menatap Leo yang datang bersama Xavier, anak mereka. "Sudah sayang. Udah mau berangkat?""Iya sayang," jawab Leo. "Tapi mama sama papa mau ikut ke bandara juga."Ariana menggendong Xavier, lalu bangkit berdiri. "Ya udah. Kita berangkat bareng-bareng aja."Sesuai janji yang dibuat oleh Leo dan Ariana dulu. Ketika mereka memiliki anak, mereka ingin membawa anak mereka ke Swiss, negara yang sangat digemari oleh Ariana.Sesampainya di bandara, orang tua Leo dan Ariana masih menyempatkan diri untuk mencurahkan kasih sayang mereka kepada Xavier, cucu pertama mereka."Kakek sama nenek kok nggak ikut sama Xavier?" tanya Xavier dengan Wajahnya yang po

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    104. Kebahagiaan Yang Sempurna

    Setelah proses pemberkatan pernikahan di gereja, mereka kembali ke hotel milik keluarga Angkasa, dan beristirahat sejenak, karena sorenya mereka akan lanjut pada acara resepsi pernikahan.Hotel tersebut juga sudah sibuk sejak pagi, karena acara pernikahan Ariana dan Leo mengundang begitu banyak orang.Ini adalah pernikahan pertama dari kedua keluarga, karena itu mereka sangat antusias dalam mengadakan acara resepsi.Waktu istirahat yang diberikan juga tak terasa. Waktu berlalu dengan cepat, sehingga malam pun akhirnya tiba.Para tamu undangan terdiri dari pejabat negara, pengusaha-pengusaha sukses di negara, lalu para tokoh publik dan artis-artis dari Seven Star Agensi, mantan Agensi Ariana.Semua tamu undangan datang, dan dibuat kagum dengan dekorasi ballroom yang megah. Tak hanya itu, karena ini adalah pernikahan orang yang bisa disebut sebagai konglomerat, maka hadiah yang diberikan pada para pengunjung juga bukan main. Ada bros yang dilapis emas, dengan inisial L sebagai Leo, dan

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    103. Pernikahan

    Keesokan harinya, dari pagi-pagi buta, keluarga Leo dan Ariana sudah sibuk mempersiapkan diri mereka di rumah mereka masing-masing.Semuanya berusaha dengan keras untuk tampil maksimal, di acara pernikahan Leo dan Ariana."Gimana penampilan aku?" tanya Ariana, pada Shelly yang juga sudah ikut sibuk sejak subuh.Shelly mengangkat dua jempolnya. "Top banget!" Ariana tersenyum lebar. "Makasih Shell!"Harus Shelly akui, Ariana memang pantas dipanggil artis tercantik di Indonesia. Tubuh dan wajah Ariana begitu memukau. Tak hanya itu, Ariana juga memiliki hati bak malaikat. Dan hari ini, Ariana akan menikah dengan seseorang yang memang ditakdirkan untuk Ariana.Setelah semua persiapan mereka selesai, mereka akhirnya keluar dan pergi menuju gereja.***Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga berupaya untuk tampil memukau, di hari pernikahan ia dan Ariana.Setelah semuanya siap, Leo dan keluarganya langsung pergi menuju gereja, sebelum waktu yang ditentukan.Sesampainya di gereja, Leo dan A

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    102. Demi Kebahagiaan

    Setelah beristirahat selama satu hari dan berkeliling kota Thun, proses pengambilan video wedding untuk Ariana dan Leo kembali dilakukan, dan berjalan dengan lancar.Ariana dan Leo sangat puas dengan hasilnya. Berakhirnya semua kegiatan mereka di negara Swiss, menandakan kalau sudah waktunya mereka pulang ke Indonesia."Sayang? Kamu janji kalau kita bakal balik ke sini lagi, kan?" tanya Ariana, saat mereka di jalan menuju bandara.Leo mengangguk. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini lagi.""Bareng anak kita?"Leo terkejut. Sejujurnya ia belum berpikir sampai sejauh itu, karena kini ia hanya fokus pada pernikahan mereka yang sudah berada di dalam mata. Tapi untuk menyenangkan Ariana, Leo akhirnya menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini bareng anak-anak kita."Jawaban Leo membuat Ariana mengambil kesimpulan kalau Leo ingin lebih dari satu anak. Setelah sampai di bandara, Ariana menatap negara yang akan mereka tinggalkan. Karena Leo telah berjanji, maka ia pun membuat janj

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    101. Hadiah Untuk Leo

    Ini adalah percakapan yang tidak terduga. Shelly memang sudah curiga, tapi pertanyaan Aries yang datang tiba-tiba masih saja membuat Shelly terkejut."Kamu pikir itu lucu?" Menolak untuk percaya kata-kata Aries, Shelly memilih lebih percaya kalau Aries sedang bercanda dengannya. "Candaan kamu kali ini sudah nggak lucu lagi, Aries. Bagaimana mungkin kamu bilang gitu ke aku? Kamu sadar, hubungan kita nggak sebaik itu, kan?"Tentu saja Aries menyadari kalau hubungan ia dan Shelly memang buruk. Namun, Aries merasa ada sesuatu yang berbeda ketika ia bersama dengan Shelly. Hatinya yang terasa kosong, kini langsung terisi ketika ia berbicara dengan Shelly. Walaupun percakapan mereka bukanlah percakapan yang baik, tapi tetap saja, apa yang kurang dari Aries, ia rasa Shelly bisa mengisinya.Aries bukanlah orang yang kekurangan uang. Ia juga punya status yang tinggi. Aries pikir, dengan mencari orang yang satu level dengannya, kekosongan hatinya akan terisi dan kebahagiaan akan menghampiri dir

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    100. Pengakuan?

    Sesi pemotretan Ariana dan Leo berjalan dengan lancar. Mereka juga membuat video prewedding, namun karena kondisi Ariana yang menurun, mereka akhirnya molor satu hari, dari jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Leo. Yang terpenting baginya adalah kesehatan Ariana."Kamu yakin nggak mau ke dokter?" tanya Leo.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Aku hanya kecapean aja. Istirahat bentar juga sembuh."Leo tentu saja khawatir, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Jika ia memaksakan jadwal yang padat pada Ariana, Leo takut kalau keadaan Ariana akan bertambah buruk. "Kalau gitu kita tunda sehari lagi," ucap Leo. Besok kita jalan-jalan aja, biar kamu bisa santai. Gimana?"Ariana merasa tak enak hati, tapi ia juga tidak bisa memaksakan dirinya. "Oke. Aku pengen banget coba cafe-cafe sama restoran di sekitar sini."Leo mengangguk. "Boleh. Kalau gitu kamu istirahat. Aku mau liat foto-foto kita dulu."Ariana tersenyum sambil membatin, 'maaf, aku

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    99. Menjelang Pernikahan

    Di sebuah butik ternama, Leo yang sedang menemani Ariana, duduk bermain handphone sambil menunggu Ariana yang sedang mengganti pakaian di dalam ruang ganti.SretttSaat suara kain gorden ditarik terdengar, Leo langsung mengangkat kepala dan menatap Ariana yang tampil cantik dengan gaun pengantin berwarna biru langit.Leo tidak bisa berkata-kata. Ia terpana dengan penampilan Ariana yang begitu memukau."Gimana?" tanya Ariana, sambil merentangkan tangannya.Leo tersenyum. "Cantik.""Cantik???" Ariana menyipitkan matanya. "Cantik gimana maksud kamu.""Ya cantik," jawab Leo, tanpa berpikir lebih jauh.Sebenarnya yang Ariana inginkan adalah jawaban tentang baju pengantin yang ia pilih. Apakah terlihat bagus untuknya? Bagaimana dengan modelnya, atau warnanya. Tapi yang ia dengar dari Leo, malah kata cantik yang terdengar universal.Ariana mengerucutkan bibirnya. "Coba kamu perhatikan baik-baik. Gaun ini sudah bagus, nggak?"Leo mengangguk. "Bagus. Aku suka."Ariana menghela napasnya dalam-d

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    98. Lembaran Baru Yang Baik

    Kedatangan Daniel di Angkasa Group, membuat keadaan di kantor tersebut menjadi ricuh seketika.Bagaimana tidak? Daniel datang dengan informasi yang sukses membuat Pak Renol beserta sekutunya panik setengah mati."Ini nggak bisa dibiarkan!" seru salah satu sekutu Pak Renol. "Bagaimana bisa Pak Aries kembali jadi direktur?! Mereka pikir ini taman kanak-kanak?! Seenaknya saja mereka gonta-ganti direktur!"Pak Renol tidak membuka suaranya. Ia merasa emosi, namun ia tetap menjaga martabat dan ketenangan dirinya."Kita nggak bisa tinggal diam! Kita harus buat gagal rencana ini!!" tekan sekutu Pak Renol yang lain.Pak Renol mulai berpikir. Jika perang saham, maka mereka akan kalah telak, jika saham milik Aries, Leo, dan Pak Jordan digabungkan menjadi satu. Jalan yang bisa Pak Renol ambil ialah dengan jalan licik, tapi orang yang sering mengeksekusi rencana liciknya telah ditangkap polisi. Tentu saja Pak Renol tidak bisa bersantai, mengingat Jack yang bisa saja membuka mulutnya kapan saja.P

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    97. Langkah Terakhir, Dalam Konflik Angkasa Group

    Setelah berpisah dengan Ariana, Aries kembali ke rumah sakit. Ia sebenarnya penasaran, di mana Leo berada. Setelah sampai di rumah sakit, Aries masuk ke dalam kamarnya tanpa merasa ada yang aneh. CeklekSaat ia membuka pintu, ia malah terkejut karena Leo dan Daniel yang ada di dalam. "Leo?!" Aries menatap Leo yang ada di atas kursi roda. "Kamu kenapa?!" Dari pakaian pasien yang Leo gunakan, Aries mengambil kesimpulan kalau ia sedang sakit. "Kamu sakit???"Leo mengangguk. Ia tidak ingin bilang pada Aries kalau ia ditikam. "Iya, aku kecapaian, makanya aku tumbang kemarin."Aries menggelengkan kepalanya perlahan. "Pantas saja kamu susah dihubungin. Ariana juga tanya di mana kamu."Leo tersenyum. "Aku nggak mau Ariana khawatir, jadi aku nggak bilang ke Ariana kalau aku sakit."Aries menghela napasnya dalam-dalam. Ia mengerti dengan keputusan yang Leo ambil. "Terima kasih sudah mau bantu Ariana," lanjut Leo.Aries tetap tenang, walau dalam hati ia sedang salah tingkah. Ia merasa bangga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status