Share

03. Awal Persaingan.

last update Huling Na-update: 2023-09-12 12:36:38

Sebelum makan malam, Melani menghampiri suaminya yang sedang membaca. "Mas? Aku pengen jodohin Ari sama anaknya teman aku," ucap Melani, sambil tersenyum.

Jordan mengalihkan perhatiannya dari buku yang ia baca, menuju istri tercintanya. "Bukannya kamu udah sering jodohin Ari sama anak-anaknya teman kamu?"

Melani mengangguk. "Iya, tapi selalu gagal. Mas tau sendiri, gimana sifatnya Ari."

Jordan tersenyum, menanggapi kata-kata Melani. "Kamu sendiri tau, Ari itu nggak mempan kalau di jodohin. Kenapa kamu masih terus jodoh-jodohin dia?"

Melani yang merasa kesal karena usahanya tidak dihargai, mulai menyampaikan unek-uneknya. "Aku tau, tapi mau gimana lagi, mas? Ari udah nggak muda lagi. Aku juga udah pengen punya cucu. Mas nggak tau, gimana irinya aku kalau dengar teman-teman aku cerita soal cucu mereka. Sedangkan aku? Punya dua anak cowok, tapi dua-duanya nggak punya istri sampai sekarang. Emang mas mau, kita mati tanpa ngerasain rasanya gendong cucu?!"

Jordan diam sejenak sambil berpikir. Sebenarnya Jordan bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan percintaan anak-anaknya, tapi dalam hati, ia juga ingin mendapatkan cucu, apalagi di umur mereka yang sudah tidak muda lagi.

Semua sudah Jordan capai dalam hidupnya. Ia sukses dalam bisnis, lalu keluarganya juga harmonis. Anak-anaknya sukses, dan kini ia tinggal menikmati masa tuanya bersama istri yang ia cintai.

Jika mencari apa yang kurang dalam hidupnya, maka Jordan juga akan setuju, kalau yang kurang ialah hadirnya cucu untuk dirinya dan Melani. Oleh sebab itu, Jordan berpikir untuk menyelesaikan masalah ini.

Setelah beberapa menit berpikir, Jordan akhirnya tersenyum, tanda bahwa ia telah mendapatkan ide yang cemerlang. "Aku punya ide, ma."

Melani langsung terlihat antusias. "Ide apa, mas?! Coba bilang ke aku!"

"Jadi gini...."

***

Seperti biasa, keluarga Angkasa selalu makan malam bersama, dan berbicara tentang berbagai hal di meja makan.

Ketika mereka sedang menikmati santapan malam, Jordan tiba-tiba berdehem dan bertanya pada Aries. "Ari? Gimana perkembangan proyek terbaru Angkasa Konstruksi?"

Aries yang menjabat sebagai Direktur Angkasa Konstruksi, menyampaikan informasi terkini dari perkembangan tender mega proyek yang sedang mereka ikuti.

Jordan mendengarkan dengan seksama laporan dari Aries. Ia puas dengan performa kerja yang ditunjukkan Aries selama ini.

Setelah Aries memberikan laporan, Jordan menatap Leo, yang menjabat sebagai Direktur dari Angkasa Shopping Center. "Aku dengar kalau kamu bakal kerja sama dengan agensi dari artis-artis papan atas, untuk promosi Angkasa Mall. Gimana perkembangannya?"

Leo langsung mengangguk. "Iya, pa. Aku udah ketemu dengan direktur dari Seven Star Agensi." Saat menjelaskan, Leo sempat melirik Aries beberapa detik. "Tapi aku masih harus cari informasi yang lebih detail soal artis-artis dari agensi mereka, karena aku nggak mau kalau ASC terlibat sama publik figur yang bermasalah."

Jordan mengangguk, puas dengan penjelasan Leo. Kedua anaknya sudah matang dalam memimpin perusahaan. Selama ini mereka selalu menjalankan perintah dari Jordan, tanpa banyak bertanya. Mereka juga tidak menunjukkan keserakahan dalam menjadi pewaris Angkasa Group.

Jordan memang tidak bisa membaca isi hati anak-anaknya, namun ia yakin jika Aries dan Leo akan tetap bersaing dengan cara yang sehat, dan tidak melakukan tindakan tercela demi menjatuhkan satu dengan yang lain.

Atas dasar pemikiran itulah, Jordan akhirnya membuat keputusan.

Jordan menarik napasnya, lalu memasang raut wajah serius. "Papa rasa sudah saatnya papa tinggalin Angkasa Group."

Kata-kata Jordan membuat Aries dan Leo langsung menghentikan kegiatan makan mereka. Kedua laki-laki itu saling menatap, lalu kembali memberikan perhatian penuh kepada ayah mereka.

"Papa sudah mutusin untuk mundur dari jabatan direktur utama Angkasa Group. Dalam bulan ini, papa bakal cari pengganti papa, dan papa harap salah satu dari kalian bisa gantiin papa untuk pimpin Angkasa Group."

Aries dan Leo memasang ekspresi yang sulit untuk diartikan. Masing-masing dari mereka mulai bergulat dengan pemikiran mereka sendiri.

"Papa yakin kalau kalian berdua bakal bersaing dengan sehat, tapi papa punya satu syarat mutlak yang harus kalian penuhin, kalau kalian pengen jadi direktur utama Angkasa Group."

Leo yang memang biasanya lebih vokal, langsung melontarkan pertanyaan. "Syarat apa, pa?"

Jordan menatap Melani yang sedang tersenyum di tempatnya. Syarat yang akan Jordan ajukan, sudah ia bicarakan dengan Melani. Karena itu, Melani tampak bahagia dengan pembicaraan ini.

Jordan menatap Leo, lalu Aries. "Syarat papa nggak susah. Siapa yang lebih dulu menikah di antara kalian, bakal jadi pewaris dari Angkasa Group. Gimana?"

Mata Aries dan Leo melebar bersamaan. Tidak pernah muncul dalam benak mereka, kalau ayah mereka yang selama ini tidak pernah mencampuri urusan percintaan mereka, malah memberikan syarat seperti itu.

"Kalau Leo pasti senang, karena dia udah punya pacar. Kayaknya Leo deh yang bakal jadi pewaris," timpal Melani, sambil tersenyum penuh arti. "Gimana Leo? Kapan kamu mau kenalin calon kamu ke mama sama papa?"

Leo terkekeh pelan, sambil membantin, 'sialan! Kenapa malah jadi gini?!' Leo sadar jika kondisinya tidak jauh berbeda dengan kakaknya, Aries.

Sedangkan Aries tetap bungkam, sambil memikirkan apa yang ayahnya baru saja katakan. 'Apa aku terima aja perjodohan yang mama tawarin?'

Aries memang belum tahu pasti, apa Leo berbohong atau tidak tentang ia yang sudah memiliki pacar. Tapi demi mengamankan posisi pewaris, Aries harus bisa berada di posisi start yang sama dengan Leo, dan jalan satu-satunya ialah perjodohan yang telah ibunya atur.

"Oke."

Semua orang yang ada di meja makan, menoleh ke arah Aries.

"Aku terima syarat dari papa," ucap Aries, tanpa ragu.

"Kamu gimana?" Tanya Jordan, kepada Leo.

Leo menatap Aries. Ekspresi kakaknya telah mengatakan segalanya. Aries pasti telah siap untuk melakukan segalanya. Oleh sebab itu, Leo juga tidak ingin kalah dari kakaknya. "Aku setuju," ucap Leo, setelah memantapkan tekad. "Secepatnya aku bakal bawa pacar aku ke sini."

Aries melirik Leo, yang ternyata juga sedang menatapnya dengan terang-terangan. Ini adalah perang, dan setiap orang yang ada dalam ruangan ini telah memegang senjata mereka.

Aries tentunya bukan orang yang bodoh. Ia tahu kalau keputusan ini dibuat atas campur tangan ibunya, dan sudah jelas apa tujuan orang tuanya. Karena itu, Aries akan memanfaatkan kesempatan kali ini. "Aku bakal ketemu sama anaknya teman mama." Dengan tatapan dingin, Aries tersenyum tipis ke arah adiknya. "Tentu aja aku bakal berusaha lebih keras kali ini."

"Bagus kalau gitu!" Melani berseru girang, karena keputusan anak-anaknya. Ini adalah berita yang paling menggembirakan untuknya.

Sama seperti Melani, Jordan juga bahagia atas keputusan yang ia buat.

Sedangkan Aries dan Leo masih saling memandang. Tensi persaingan antara mereka berdua tidak lagi bisa diturunkan.

Leo, dengan luka masa lalu yang belum sembuh, telah bertekad untuk melawan trauma masa lalunya dan mengalahkan Aries.

Sedangkan Aries yang selama ini berada di zona nyaman, akan melangkah keluar untuk pertama kalinya, dan menjadi seorang pemburu yang siap mengejar mangsanya.

Siapakah dari mereka yang akan memenangkan perlombaan ini?

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    105. Epilog

    Beberapa tahun kemudian...."Bunda?"Ariana menoleh, menatap seorang anak laki-laki yang berlari kencang ke arahnya. "Xavi?! Awas jatuh!" Ariana menekuk kakinya, kemudian merentangkan tangannya.Tanpa mengurangi kecepatan, anak laki-laki tersebut menerjang tubuh Ariana, lalu membenamkan wajahnya pada tubuh Ariana."Kamu sudah siap sayang?"Ariana menatap Leo yang datang bersama Xavier, anak mereka. "Sudah sayang. Udah mau berangkat?""Iya sayang," jawab Leo. "Tapi mama sama papa mau ikut ke bandara juga."Ariana menggendong Xavier, lalu bangkit berdiri. "Ya udah. Kita berangkat bareng-bareng aja."Sesuai janji yang dibuat oleh Leo dan Ariana dulu. Ketika mereka memiliki anak, mereka ingin membawa anak mereka ke Swiss, negara yang sangat digemari oleh Ariana.Sesampainya di bandara, orang tua Leo dan Ariana masih menyempatkan diri untuk mencurahkan kasih sayang mereka kepada Xavier, cucu pertama mereka."Kakek sama nenek kok nggak ikut sama Xavier?" tanya Xavier dengan Wajahnya yang po

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    104. Kebahagiaan Yang Sempurna

    Setelah proses pemberkatan pernikahan di gereja, mereka kembali ke hotel milik keluarga Angkasa, dan beristirahat sejenak, karena sorenya mereka akan lanjut pada acara resepsi pernikahan.Hotel tersebut juga sudah sibuk sejak pagi, karena acara pernikahan Ariana dan Leo mengundang begitu banyak orang.Ini adalah pernikahan pertama dari kedua keluarga, karena itu mereka sangat antusias dalam mengadakan acara resepsi.Waktu istirahat yang diberikan juga tak terasa. Waktu berlalu dengan cepat, sehingga malam pun akhirnya tiba.Para tamu undangan terdiri dari pejabat negara, pengusaha-pengusaha sukses di negara, lalu para tokoh publik dan artis-artis dari Seven Star Agensi, mantan Agensi Ariana.Semua tamu undangan datang, dan dibuat kagum dengan dekorasi ballroom yang megah. Tak hanya itu, karena ini adalah pernikahan orang yang bisa disebut sebagai konglomerat, maka hadiah yang diberikan pada para pengunjung juga bukan main. Ada bros yang dilapis emas, dengan inisial L sebagai Leo, dan

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    103. Pernikahan

    Keesokan harinya, dari pagi-pagi buta, keluarga Leo dan Ariana sudah sibuk mempersiapkan diri mereka di rumah mereka masing-masing.Semuanya berusaha dengan keras untuk tampil maksimal, di acara pernikahan Leo dan Ariana."Gimana penampilan aku?" tanya Ariana, pada Shelly yang juga sudah ikut sibuk sejak subuh.Shelly mengangkat dua jempolnya. "Top banget!" Ariana tersenyum lebar. "Makasih Shell!"Harus Shelly akui, Ariana memang pantas dipanggil artis tercantik di Indonesia. Tubuh dan wajah Ariana begitu memukau. Tak hanya itu, Ariana juga memiliki hati bak malaikat. Dan hari ini, Ariana akan menikah dengan seseorang yang memang ditakdirkan untuk Ariana.Setelah semua persiapan mereka selesai, mereka akhirnya keluar dan pergi menuju gereja.***Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga berupaya untuk tampil memukau, di hari pernikahan ia dan Ariana.Setelah semuanya siap, Leo dan keluarganya langsung pergi menuju gereja, sebelum waktu yang ditentukan.Sesampainya di gereja, Leo dan A

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    102. Demi Kebahagiaan

    Setelah beristirahat selama satu hari dan berkeliling kota Thun, proses pengambilan video wedding untuk Ariana dan Leo kembali dilakukan, dan berjalan dengan lancar.Ariana dan Leo sangat puas dengan hasilnya. Berakhirnya semua kegiatan mereka di negara Swiss, menandakan kalau sudah waktunya mereka pulang ke Indonesia."Sayang? Kamu janji kalau kita bakal balik ke sini lagi, kan?" tanya Ariana, saat mereka di jalan menuju bandara.Leo mengangguk. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini lagi.""Bareng anak kita?"Leo terkejut. Sejujurnya ia belum berpikir sampai sejauh itu, karena kini ia hanya fokus pada pernikahan mereka yang sudah berada di dalam mata. Tapi untuk menyenangkan Ariana, Leo akhirnya menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini bareng anak-anak kita."Jawaban Leo membuat Ariana mengambil kesimpulan kalau Leo ingin lebih dari satu anak. Setelah sampai di bandara, Ariana menatap negara yang akan mereka tinggalkan. Karena Leo telah berjanji, maka ia pun membuat janj

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    101. Hadiah Untuk Leo

    Ini adalah percakapan yang tidak terduga. Shelly memang sudah curiga, tapi pertanyaan Aries yang datang tiba-tiba masih saja membuat Shelly terkejut."Kamu pikir itu lucu?" Menolak untuk percaya kata-kata Aries, Shelly memilih lebih percaya kalau Aries sedang bercanda dengannya. "Candaan kamu kali ini sudah nggak lucu lagi, Aries. Bagaimana mungkin kamu bilang gitu ke aku? Kamu sadar, hubungan kita nggak sebaik itu, kan?"Tentu saja Aries menyadari kalau hubungan ia dan Shelly memang buruk. Namun, Aries merasa ada sesuatu yang berbeda ketika ia bersama dengan Shelly. Hatinya yang terasa kosong, kini langsung terisi ketika ia berbicara dengan Shelly. Walaupun percakapan mereka bukanlah percakapan yang baik, tapi tetap saja, apa yang kurang dari Aries, ia rasa Shelly bisa mengisinya.Aries bukanlah orang yang kekurangan uang. Ia juga punya status yang tinggi. Aries pikir, dengan mencari orang yang satu level dengannya, kekosongan hatinya akan terisi dan kebahagiaan akan menghampiri dir

  • DIKEJAR DUA CALON PEWARIS TAMPAN    100. Pengakuan?

    Sesi pemotretan Ariana dan Leo berjalan dengan lancar. Mereka juga membuat video prewedding, namun karena kondisi Ariana yang menurun, mereka akhirnya molor satu hari, dari jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Leo. Yang terpenting baginya adalah kesehatan Ariana."Kamu yakin nggak mau ke dokter?" tanya Leo.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Aku hanya kecapean aja. Istirahat bentar juga sembuh."Leo tentu saja khawatir, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Jika ia memaksakan jadwal yang padat pada Ariana, Leo takut kalau keadaan Ariana akan bertambah buruk. "Kalau gitu kita tunda sehari lagi," ucap Leo. Besok kita jalan-jalan aja, biar kamu bisa santai. Gimana?"Ariana merasa tak enak hati, tapi ia juga tidak bisa memaksakan dirinya. "Oke. Aku pengen banget coba cafe-cafe sama restoran di sekitar sini."Leo mengangguk. "Boleh. Kalau gitu kamu istirahat. Aku mau liat foto-foto kita dulu."Ariana tersenyum sambil membatin, 'maaf, aku

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status