Mulut Ariana terbuka lebar, saking terkejutnya mendengar ajakan nikah dari pria di hadapannya.
Ini pertama kali Ariana menghadiri kencan buta yang diatur oleh ibunya. Memang terkesan seperti dijodohkan, tapi bukan berarti mereka harus menentukan tanggal pernikahan, ketika mereka baru bertemu satu kali, kan?Ariana bahkan belum mengenal seperti apa pria di depannya. Jangankan karakter pria tersebut. Nama pria yang mengajaknya nikah pun, tidak Ariana tau."Kenapa diam?"Ariana mengedipkan matanya beberapa kali."Kamu nggak anggap pertemuan kita ini hanya candaan, kan? Kita nggak perlu buang-buang waktu lagi. Kita udah dewasa, jadi langsung a-""Stop!" Ariana mengangkat tangannya, memotong kata-kata pria di depannya. "Ini pertemuan pertama kita, dan kamu udah ngajak nikah?"Pria di depan Ariana mengangguk."Nama kamu aja aku nggak tau, dan kamu ngajak aku nikah?!" ucap Ariana, penuh penekanan."Nama aku Aries Leonidas Angkasa. Aku rasa kamu pasti udah sering dengar Angkasa Group. Aku anak pertama, dan calon pewaris Angkasa Group. Apa lagi yang pengen kamu tau soal aku? Jabatan aku? Atau gaji aku?"Untuk kesekian kalinya, mulut Ariana menganga dengan lebar. Ariana benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Aries. Apa ia pikir dengan memperkenalkan dirinya seperti itu, mereka akan langsung menjadi teman, pacar, lalu menikah?"Aries, kan?"Aries menganggukkan kepalanya. "Kamu bisa panggil aku Ari.""Oke, Ari. Kamu mungkin nggak ngerti maksud aku ngomong kayak tadi. Aku itu bukan mau tau soal keluarga atau jabatan kamu. Kita itu belum kenal satu sama lain. Maksud aku, aku nggak tau sifat kamu kayak apa. Kita juga nggak tau kalau kita bakal cocok atau nggak. Kamu ngerti, kan? Nikah itu bukan perkara mudah."Aries mendengarkan omongan Ariana dengan seksama, sambil mencernanya. "Jadi kamu mau tau aku orangnya gimana? Aku bisa bilang ke kamu sekarang. Kita hanya perlu-""Cukup!" potong Ariana. "Kita nggak cocok. Ngomong sama kamu benar-benar buat kepala aku sakit."Aries mengerutkan keningnya. "Memangnya kenapa? Bukannya kamu juga pengen nikah?""Nikah-nikah-nikah-nikah!" Nada bicara Ariana mulai meninggi. "Dari tadi hanya itu yang keluar dari mulut kamu! Kalau kamu emang kebelet nikah, cari aja orang lain!"Cara bicara Ariana yang kasar, membuat Aries terkejut. Bukan seperti ini wanita yang ia cari. Yang Aries inginkan ialah wanita cantik, anggun, ramah, baik hati, patuh, dan punya tutur kata yang lembut.Dari semua kriteria Aries, tidak ada satu pun yang sesuai dengan Ariana. Keputusan paling rasional ialah meninggalkan Ariana sekarang. Namun jika ia pergi, bagaimana caranya ia akan mendapatkan istri? Apa ia harus meminta ibunya untuk mengenalkan orang lain lagi?Tapi Aries terlalu gengsi untuk meminta pada ibunya. Sedangkan ia juga tidak pandai mendekati wanita lebih dulu. Jadi hanya ini satu-satunya kesempatan agar ia bisa segera menikah, dan mewarisi Angkasa Group.'Sabar Aries,' batin Aries. 'Ingat kalau kamu nggak boleh kalah dari Leo.'Setelah menenangkan dirinya, Aries mencoba untuk menurunkan tempo permainannya. "Kalau gitu kita masuk ke fase saling mengenal dulu. Aku rasa satu minggu udah cukup."Mata Ariana langsung melotot. Ia tidak percaya kalau Aries masih berusaha untuk menggiring percakapan mereka menuju pernikahan. "Aku benar-benar nggak tahan lagi." Ariana mengambil handbagnya, kemudian berdiri. "Aku pergi dulu. Makasih buat malam ini."Aries terdiam di tempatnya.'Apa ada yang salah?' tanya Aries dalam hati.Setiap wanita yang melihat Aries selama ini, pasti langsung jatuh hati padanya. Setiap kali Aries menghadiri agenda perjodohan yang diatur oleh ibunya, para wanita itu pasti akan berbicara tentang pernikahan. Apalagi setelah mereka tahu kalau Aries adalah anak dari pendiri Angkasa Group.Siapa yang tidak akan jatuh cinta kepada Aries? Laki-laki dengan tubuh tinggi yang proporsional, lalu wajah tampannya yang sudah seperti patung dewa-dewa Yunani itu, selalu mengeluarkan aura maskulin yang memabukkan para wanita.Tapi ada apa dengan wanita satu ini?"Apa dia nggak suka cowok?" gumam Aries yang sedang kebingungan, karena hanya itu yang membuat segalanya menjadi masuk akal dalam pikiran Aries.Karena Ariana telah pergi, Aries juga bangkit berdiri, dan keluar dari restoran tersebut.***"Ngeselin banget tuh cowok!" keluh Ariana, yang sedang berjalan menuju tempat parkir. "Dia pikir ngajak nikah itu kayak ngajak orang ke pasar?! Ayo ke pasar! Gitu?!" Sambil mengomel, Ariana merogoh handbagnya. "Mana lagi nih kunci mobil!" Ariana berjalan sambil menunduk, tanpa memperhatikan sekelilingnya.Ariana sibuk mengaduk isi handbagnya, sehingga ia tidak sadar kalau ada sebuah mobil yang melaju dari titik butanya.Mobil tersebut berbelok ke arah kiri, tepat pada saat Ariana muncul dari balik tiang penyangga basemant, sehingga Ariana yang sedang mencari kunci mobilnya, terlambat bereaksi.Jarak antara mobil tersebut dan Ariana terlalu dekat. Bahkan ketika mobil tersebut berusaha untuk menginjak rem, segalanya sudah terlambat.Citttt!Bunyi decitan ban terdengar nyaring.Ariana yang tidak bisa bereaksi sudah memasrahkan diri, namun tubuhnya tiba-tiba ditarik dari belakang."Kamu nggak apa-apa?!"Ariana tidak sanggup membuka mata. Jantungnya juga berdetak sangat kencang, seperti akan meledak. Badannya bahkan bergetar hebat.Pengemudi yang hampir menabrak Ariana, keluar dari dalam mobil dan menghampiri Ariana. "Mbak nggak apa-apa?!""nggak apa-apa."Suara berat khas pria, menyapa pendengaran Ariana."Syukurlah kalau Mbak-nya nggak apa-apa."Ariana tidak tahu siapa dengan siapa yang sedang mengobrol, namun satu yang pasti, Ariana telah selamat dari kejadian buruk.Setelah dua orang pria itu selesai berbincang, suara berat dan serak itu kembali bertanya pada Ariana. "Kamu baik-baik aja, kan?"Ariana yang masih dalam kondisi terkejut, menengadahkan kepalanya, melihat wajah pria yang sudah menolongnya.Wajah kokoh dengan garis sempurna, lalu mata yang tajam, membuat Ariana seperti tersihir. Saat mata pria itu mengunci mata Ariana, Ariana merasakan sensasi hangat yang sulit untuk dijelaskan. Ariana juga baru sadar, kalau saat ini ia sedang berada dalam dekapan pria tersebut."Kamu-""Lepasin dia."Ariana langsung menoleh, menatap ke arah sumber suara. "Aries?"Dari jauh, Aries tidak mengenali sosok pria yang sedang memeluk Ariana. Setelah mendekat dan dapat melihat dengan jelas wajah pria itu, Aries malah dibuat terkejut.Entah mengapa, Aries tidak menyukai apa yang ia lihat saat ini. Tanpa banyak bicara, Aries menarik Ariana, bermaksud membawa Ariana ke sisinya, namun pria yang ada di depannya juga langsung memegang tangan Ariana.Aries mengerutkan keningnya. "Leo? Kamu lupa kalau dia itu calon istri aku?"Mata Ariana langsung membulat, ketika ia mendengar kata-kata yang Keluar dari mulut Aries. "Apa?! Calon istri kamu?!"Bukannya menanggapi keterkejutan Ariana dan meluruskan kata-katanya, Aries malah semakin jauh memperkeruh suasana. "Aku sama dia udah sepakat buat nikah.""Apa?! Kamu-aw!!"Dengan satu sentakan, Aries menarik Ariana ke sisinya secara paksa, lalu menatap Leo, tajam. "Jaga sikap kamu ke calon kakak ipar kamu."Untuk kesekian kalinya, Ariana dibuat terkejut hari ini. "I-ipar? Maksud kamu apa?" Ariana yang kebingungan, menatap Aries dan pria yang dipanggil Leo secara bergantian."Kamu belum kenal dia, kan?" Masih dengan ekspresi datarnya, Aries menatap Ariana, kemudian memperkenalkan Leo pada Ariana. "Kenalin, dia Leo, adik aku."***Ariana menatap Aries dan Leo secara bergantian. Ia cukup terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari Aries.Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga terkejut ketika Aries mengatakan bahwa Ariana adalah calon istrinya.Leo tau kalau ini adalah pertemuan pertama Ariana dan Aries. Apa mungkin mereka langsung jatuh cinta satu sama lain? 'Nggak mungkin,' batin Leo. Ia mengenal Aries dengan sangat baik. Aries tidak akan jatuh cinta semudah itu.Karena kata-kata Aries tak bisa diterima oleh akal Leo, Leo langsung bertanya pada Ariana. "Apa dia ngancam kamu?"Ekspresi wajah Aries menjadi dingin seketika. "Apa maksud kamu?"Tatapan Leo berpindah dari Ariana, menuju Aries. "Sudah jelas, kan? Kamu nggak mungkin jatuh cinta sama dia. Ini pertama kali kalian ketemu. Apa masuk akal kalau kalian langsung mutusin buat nikah?""Memangnya kamu tau apa soal-'"Stop!" Ariana memotong percakapan antara Aries dan Leo yang sudah mulai memanas. Sebelumnya Ariana masih dalam kondisi terkejut karena ham
"Malam." Ariana melepas sepatu high heels yang ia gunakan, lalu berjalan menuju ruang televisi."Loh? Kamu udah pulang?" Rebecca menatap jam yang tergantung di dinding. "Kok cepat banget?"Ariana menaruh handbagnya di atas sofa, lalu duduk di sisi ibunya. "Aku sama dia cuman makan malam aja, ma. Habis itu langsung pulang."Karena penasaran, Rebecca mengecilkan volume televisi, lalu kembali bertanya pada Ariana. "Gimana orangnya? Makan malam kalian lancar-lancar aja, kan?"Ariana mendesah pelan, kemudian membatin, 'lancar apanya? Kalau aku tau orangnya kayak gitu, aku nggak akan mau ketemu dia. Dasar cowok aneh!'"Ariana? Kok malah diam?" Ariana menoleh ke arah ibunya, lalu memaksakan seulas senyuman. "Lancar kok, ma." Ariana terpaksa berbohong, karena ia tidak ingin meladeni pertanyaan ibunya lebih jauh lagi. "Aku ke atas dulu, ma. Aku mau mandi."Baru saja Ariana berdiri, Rebecca sudah mencegatnya dengan cara memegang pergelangan tangan Ariana. "Loh? Kamu mau ke mana? Mama kan belum
"Shell?! Shelly?! Kamu udah baca berita soal Ariana?!"Shelly yang saat ini sedang berada di Seven Star Agensi, menoleh, menatap Bella, salah satu penyanyi yang juga berada di bawah naungan Seven Star Agensi. "Aku-""Shelly?! Benaran Ariana tunangan sama pewaris Angkasa Group?!"Belum sempat Shelly menjawab pertanyaan Bella, Dita, yang juga berprofesi sebagai penyanyi, datang dan mengajukan pertanyaan yang sama.Shelly menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Sejak ia datang, tidak terhitung lagi banyaknya pertanyaan tentang Ariana, yang dilontarkan kepadanya. Shelly sendiri juga bingung harus menjawab apa, karena ia tidak tahu perihal berita ini."Kok malah diam?! Kamu tau, nggak?!" tanya Bella, sedikit mendesak Shelly.Shelly menggelengkan kepalanya. "Jangan tanya aku. Aku nggak tau apa-apa."Dita mengerutkan keningnya. "Masa kamu nggak tau? Kamu kan teman baiknya Ariana."Shelly berusaha tersenyum, walau dalam hati ia sudah kesal setengah mati. "Walaupun aku t
Tok tok tok"Masuk!" Dari arah pintu, seorang wanita cantik rambut sebahu, masuk dan menghampiri Aries. "Ini dokumen yang Bapak minta.""Taruh saja di atas meja," ucap Aries, tanpa mengalihkan wajah dari layar ponselnya."Baik, Pak." Setelah mengikuti perintah Aries, wanita itu pamit keluar dari ruangan Aries.Saat ini Aries sedang sibuk membaca berita, dan memperhatikan pergerakan saham Angkasa Konstruksi. Sejak berita mengenai pertunangan dirinya dan Ariana tersebar, harga saham perusahaannya juga melambung naik. Ini seperti melempar dua burung dengan satu batu. Saat Aries sedang merasa bahagia, ponsel miliknya tiba-tiba bergetar. Tanpa menunggu lama, Aries langsung menjawab panggilan tersebut. "Halo, ma?""Ari?! Kamu udah liat berita hari ini?!"Aries tersenyum tipis, karena suara ibunya yang terdengar sangat antusias di seberang. "Maksud mama soal pertunangan aku sama Ariana?" tanya Aries, pura-pura memancing ibunya."Iya, itu! Berita itu bukan berita hoax, kan?!" tanya Melani,
"Leo?" Netra Shelly bergetar, ketika ia melihat pria yang dulu pernah ia cintai. Mulanya Shelly datang untuk berbicara dengan Aries, karena ia mendengar kalau Aries ada di Seven Star Agensi. Namun kini pikiran Shelly dibuat kacau oleh hadirnya Leo."Kamu Shelly, kan?" tanya Leo, memastikan.Shelly mengangguk perlahan. Sedangkan dari belakang Shelly, Aries diam-diam memperhatikan interaksi antara Leo dan Shelly. Sebenarnya Aries telah lupa, siapa sebenarnya Shelly. Tidak banyak wanita yang bisa bertahan dalam ingatan Aries. Karena itu Aries mulai penasaran, kenapa Shelly dan Leo bertingkah aneh.'Apa mereka saling kenal?' tanya Aries dalam hati."Ka-kamu ngapain di sini?" tanya Leo, sedikit gugup."A-aku kerja di sini," jawab Shelly, yang juga sedikit terguncang.Leo kembali diam. Entah mengapa begitu sulit bagi Leo untuk mencari topik pembicaraan dengan Shelly. Mungkin karena waktu yang telah berlalu, atau kenangan buruk dari masa lalu."Gimana kabar kamu?" Leo berusaha tersenyum,
Sesampainya di Seven Star Agensi, Ariana langsung menemui Pak Bram, guna meluruskan gosip Pertunangannya. Namun apa yang Ariana dengar dari Pak Bram, justru membuat Ariana terkejut."Maksud Pak Bram apa?!" tanya Ariana.Pak Bram yang sedang duduk di kursi kerjanya, melepas kacamata yang ia gunakan, kemudian menatap Ariana dengan serius. "Gosip ini punya dampak baik buat karir kamu sama perusahaan. Kalau kita klarifikasi sekarang, saham kita bisa langsung turun. Kalau gitu, perusahaan juga bakal rugi karena gosip ini.""Tapi ini berita nggak benar, Pak! Kalau nggak ada klarifikasi, media bakal makin heboh sama berita ini! Publik juga perlu tau yang sebenarnya!" tegas Ariana, masih berusaha mendebat Pak Bram.Sayangnya Pak Bram telah dibutakan oleh bujuk rayu Aries. Sebelum Ariana datang, Aries sendiri yang mengusulkan pada Pak Bram untuk membiarkan berita ini. Permintaan Aries juga didukung oleh saham Seven Star Agensi yang segera meroket. Bagaimana bisa Pak Bram melewatkan kesempat
Bug! Bug! Bug!Suara hantaman pada samsak tinju, menggema di dalam sebuah gym yang sepi. Leo, pria yang sedang meninju samsak tersebut, melampiaskan segala gundah dalam hatinya, hingga ia tak sanggup lagi berdiri.Karena lelah, Leo membaringkan tubuhnya di atas lantai dingin gym tersebut, lalu menatap langit-langit.Ingatan tentang Shelly yang sudah mulai terkubur, kini malah hadir kembali. Leo sebenarnya tidak lagi mencintai Shelly. Yang ada hanya rasa penasaran. "Kenapa dulu dia mutusin aku?" gumam Leo. Sampai saat ini, Leo tak pernah tahu alasan dibalik berakhirnya hubungan mereka.Leo kemudian bangkit berdiri, dan berjalan menuju bangku di sudut ring tinju.Sambil meneguk air mineral, Leo membaca berita yang kini sedang viral. "Apa lagi rencana dia kali ini?" tanya Leo, saat ia melihat video klarifikasi Aries dan Ariana.Perkara gosip pertunangan Ariana telah selesai, namun Leo ragu kalau semuanya telah benar-benar berakhir.Aries tidak akan pernah menyerah pada perlombaan merek
"Gimana persiapan lightningnya?" tanya Leo, kepada para kru yang bertugas di belakang panggung."Udah oke, Pak," jawab pria yang bertanggung jawab untuk pencahayaan panggung dan ruangan."Coba nyalain. Aku mau liat," titah Leo.Pria yang tadi menjawab pertanyaan Leo, memberikan instruksi pada para kru lightning untuk menyalakan lampu panggung dan ruangan.Setelah Leo merasa puas, Leo melanjutkan inspeksinya ke tim keamanan. "Keamanan untuk tamu VIP gimana?""Aman, Pak. Semua staf keamanan sudah siap di posisi masing-masing," jawab pria dengan setelan jas formal, yang memang dikhususkan untuk tim keamanan, agar mereka terlihat keren dan profesional.Leo mengangguk, namun dalam hati Leo belum merasa puas. Sampai Leo memastikan segala sesuatu dengan matanya sendiri, Leo tidak akan pernah merasa tenang. Setelah meninggalkan para kru panggung, Leo berjalan menuju ruang security. Leo bermaksud untuk mengecek segalanya melalui cctv. Saat Leo masuk ke ruang cctv, Leo terkejut karena mendapa