Share

Bab 17

Kini Fitri pindah dari kosan nya, dan tinggal bersama sang ibu, di rumah yang di pinjamkan oleh Abdul...

"Mas, kami tidak enak jika hanya terus menikmati apa yang Mas Abdul berikan.

Ibu ingin membuka warung sarapan di depan rumah ini, apakah boleh?" tanya Fitri, kepada Abdul sore itu, ketika pemuda itu sengaja menunggu Fitri di gerbang kampus..

Abdul tertawa, "Ya pasti boleh lah Mbak" ujar Abdul, terkekeh.

"Padahal saya baru berencana, membuatkan Ibu warung sembako saja, biar tidak capek, di kampung sana.

Karena saya lihat, ibu seperti kurang bahagia ada di kota" ungkap Abdul, dengan pandangan serius.

Fitri tampak termangu, mendengar ucapan pemuda yang ada di hadapannya itu.

Memang beberapa kali, ibunya mengatakan, sangat merindukan suasana di desa.

Apalagi ini sudah satu bulan lebih, ibunya tinggal bersamanya.

Fitri yang sibuk dengan kuliah nya, kurang memperhatikan hal itu, justru malah Abdul, yang selalu lebih mengerti.

"Kenapa Mas Abdul begitu perhatian kepada kami?" tanya Fitri,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status