Share

Bab 8 Buddha Juga Memiliki Guru

“Haa….” Terdengar suara helaan nafas.

“Aku sudah melakukan semua segala cara. Tapi, aku masih belum mendapatkan poin berkah!” Sun Hao menggelengkan kepalanya, wajahnya penuh kekecewaan.

“Kacau! Aku sama sekali, tidak tau cara mendapatkan poin berkah.” kata Sun Hao sambil melihati panel sistem, Poin berkahnya tetap berada di angka 50.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Sun Hao pada dirinya sendiri.

Sun Hao yang sedang berjalan, dia ingin keluar dari dalam rumah. Untuk menghilangkan stresnya, dia melihat buku diatas meja, dan mulai memandanginya.

Dua kata yang tertulis di buku itu, “Hati Sutra!” Menarik perhatian Sun Hao, seolah merayunya dan meminta untuk membukanya.

“Haa… Yah baiklah, ayo kita melafalkannya sekali, mungkin aku bisa mendapat poin berkah!” kata Sun Hao sambil menyentuh bukunya.

Berpikir demikian, Sun Hao keluar dari rumahnya dan berjalan sampai di bawah pohon persik, dia duduk bersila di tanah, di bawah pohon persik itu.

“Hati memberikan perintah, dan pikiran melaksanakannya. Sang Buddha adalah….” Setiap katanya indah, suaranya lembut dan halus. Kitab suci yang tidak terlihat dengan mata telanjang keluar dari mulutnya. Kitab Suci itu, mengeluarkan cahaya keemasan.

Kitab Suci itu mengelilingi Sun Hao beberapa kali, setelah itu Kitab Suci terbang keluar menuju langit.

Kitab Suci itu, berubah wujud menjadi sangat besar di langit. itu adalah Raja Ashoka, dengan matanya yang tertutup, tubuhnya mengeluarkan cahaya emas.

Wujudnya itu sangat sakral, seketika itu tiba-tiba saja. Raja Ashoka membuka matanya, itu memancarkan cahaya yang menyilaukan.

“Semut ini, Berani! Mengganggu ketenangan Master” Teriakan keras itu, mengejutkan langit dan bumi. Setelah itu tangan emas keluar dari atas langit, dan langsung menggenggam tangan Iblis Batu.

“AARRGGHH!”

Iblis Batu menjerit kesakitan, dia berjuang mati-matian, mencoba melepaskan diri dari, genggaman tangan emas itu. Semakin dia berusaha melepaskan diri, lengannya retak sedikit demi sedikit.

“Siapa kau!” Teriak mengancam Iblis Batu.

JRING!

Cahaya keemasan memancar dari atas langit, Kitab demi kitab suci terbang diatas langit, bagaikan kupu-kupu emas, melihat pemandangan ini. Iblis Batu bergidik ngeri, seluruh tubuhnya gemetar ketakutan.

“Buddha… Buddha, kasihanilah aku!” ucap Iblis Batu memohon ampunan.

“Kamu mengganggu ketenangan Masterku, sebagai pelayannya. Apa yang tidak bisa Master bereskan, maka aku yang akan melakukannya!” kata Raja Ashoka.

Kitab Suci yang berterbangan diatas langit itu, terbang dengan sangat cepat menuju Iblis Batu. Dalam sekejap, Iblis Batu itu terbungkus oleh Kitab Suci.

“TIDAAAAK!” Kitab Suci yang mengelilingi dan membungkusnya, mengeluarkan cahaya emas yang menyilaukan.

BOOM!

Tubuh Iblis Batu itu, meledak menjadi debu dan menghilang tanpa jejak. Setelah itu, Kitab Suci itu terbang kembali mengelilingi Raja Ashoka.

Dua cahaya ilahi, keluar dari kedua matanya. Bersinar ke segala arah, beberapa saat kemudian….

Tubuh Raja Ashoka berubah menjadi Kitab Suci Daoist, terbang ke dalam ilusi dan menghilang.

Jian Ying berdiri dibawah pohon, bersembunyi dari pertarungan yang mengerikan, yang terjadi didepan matanya itu.

Dia tercengang dan diam membeku ditempatnya berdiri, Jian Ying tidak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Apa yang barusan aku lihat?” Tanya Jian Ying.

“Apa tadi itu Buddha … Apakah tadi itu benar-benar Buddha?” Tanya Jian Ying pada dirinya sendiri.

“Kekuatan dari Sang Buddha itu, sungguh mengerikan!” kata Jian Ying.

“Dan masalahnya adalah, bahwa Sang Buddha. Hanya sekedar pelayan, dan seperti apa kekuatan Masternya!” Pemikiran itu berakhir di sini….

Karena rasa sakit yang menusuk, datang dari dalam tubuhnya. Rasa sakitnya itu, datang dari Dantiannya yang rusak.

“Huff… Huff… Tidak, aku tidak boleh pingsan di sini!” Matanya Jian Ying mulai kabur.

“Aku … Harus, segera kembali! Guru sedang menungguku!” kata Jian Ying dengan nafas yang terengah-engah.

Segera, Jian Ying terbang tanpa arah. Luka di tubuhnya semakin parah, mata mulai kabur dan dalam sekejap, dia pingsan karena tidak bisa menahan rasa sakitnya.

“Urgh!” Jian Ying jatuh dengan cepat ke tanah.

***

Di sisi lain, Sun Hao yang sedang bersila di tanah, di bawah pohon persik itu, telah selesai melafalkan isi buku yang berjudul, “Hati Sutra.”

Tiba-tiba saja Sun Hao, dikejutkan dengan pemberitahuan dibenaknya.

[Ding, poin berkah + 50]

Sun Hao yang mendengar itu, dia buru-buru membuka panel sistem.

[Poin berkah : 100/1.000,000,000]

“Luar biasa, hanya melafalkan buku (Hati Sutra), bisa mendapatkan poin berkah!” Tentu saja, melihat poin berkahnya naik, Sun Hao sangat senang.

“Haa … Tapi, ini masih agak lambat. Kapan aku bisa mengumpulkan satu juta poin berkah.” kata Sun Hao

“Hmm… Memang, tidak ada jalan yang mudah di dunia ini.” kata Sun Hao, dia menyemangati dirinya sendiri.

DUAR!

Suara keras, terdengar dari luar halaman. Suara ini, seperti ledakan bom, Sun Hao terkejut mendengar suara keras itu.

“T-tidak ada kultivator yang menyerang halamanku, bukan?” kata Sun Hao dengan sedikit ketakutan di wajahnya,

“Bagaimana seseorang kultivator menemukanku, di pegunungan terpencil seperti ini?”Sun Hao mengerutkan keningnya.

Sun Hao mencoba mengendalikan ketakutannya, dan memberanikan diri, untuk melihat apa yang terjadi diluar?

Sun Hao menaruh kedua tangannya di belakang punggungnya, dan menunjukkan penampilan seorang Ahli, dia berjalan menuju pintu gerbang.

“Siapa itu?” Tanya Sun Hao.

Tidak ada tanggapan dari luar pintu, lalu Sun Hao membuka pintu gerbang. Menjulurkan kepalanya, melihat sekelilingnya.

HUH!

Sun Hao melihat di bawah pohon apel, ada seorang wanita di sana. Wanita itu, mengenakan gaun merah, wajahnya tidak terlihat jelas dari jauh, karena wanita itu menghadap ke tanah.

Terlihat bekas luka di sekujur tubuhnya, wanita itu terluka sangat parah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status