Home / Rumah Tangga / DILECEHKAN CALON SUAMIKU / FAREL MENGALAMI KECELAKAAN

Share

FAREL MENGALAMI KECELAKAAN

Author: Mata coklat
last update Last Updated: 2024-02-22 07:06:57

Pagi ini cuaca benar-benar mewakili hatiku. Tidak ada hangatnya sinar mentari, tertutup oleh awan mendung. Mampukah aku menghalau awan hitam itu? Sementara sang mentari saja ikhlas akan takdirnya.

"Zahra, apa yang sedang kamu pikirkan?" Bunda menghampiriku yang sedang duduk di teras rumah.

"Tidak ada, Bun," jawabku singkat.

Mata Bunda menerawang jauh ke depan.

"Rasulullah pernah bersabda. Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridhoi akan agama dan akhlaknya, maka nikahkan lah dengannya, jika kamu tidak menerima lamarannya niscaya terjadi fitnah dibumi dan kerusakan yang luas."

Pandangannya tidak beralih.

"Alvin adalah lelaki yang telah menghancurkan hidupmu. Namun, saat dia datang memintamu berjalan bersama untuk mencari ridho Allah, Bunda tidak kuasa menolaknya. Berada di posisimu mungkin sangat berat, karena Bunda yakin, kamu masih mencintai Farel."

Di hadapkannya tubuh Bunda ke arahku.

"Besok, kamu akan menikah. Apa kamu bisa menjaga kehormatan Bunda dengan menjadi istri yang baik? Kalau tidak, kamu bisa mundur sekarang."

"Bun, a-ku... " belum sempat aku menjawab ucapan Bunda, sebuah mobil terparkir di halaman rumahku. Mata kami tertuju pada siapa yang keluar dari mobil itu.

Kak Indah? Mau apa beliau ke sini? Semoga Farel tidak melakukan sesuatu yang bisa menggoyahkan hatiku. Semoga Farel tidak bertindak bodoh seperti dulu. Waktu aku dan ayah mau menikmati liburan ke rumah nenek di luarkota, Farel pura-pura sakit, ia menyuruh kak Indah menjemputku main ke rumahnya. Sesampainya di rumah Farel, ia malah sedang asik bermain dengan kucing peliharaanya. Dulu aku begitu di perbudak oleh cinta. Aku sangat mencintai Farel.

Sekarang mau apa kak Indah ke sini?

"Assalamu'alaikum," sapa kak Indah.

"Wa'alaikum salam," kami menjawab.

Setelah bersalaman Bunda mengajak kak Indah masuk, sedangkan aku berjalan menuju dapur untuk membuatkan secangkir kopi.

"Silahkan diminum, Kak," suguhku.

"Terima kasih."

Aku duduk di samping Bunda.

"Semalam Farel kecelakaan, sekarang dia sedang kritis. Telinganya masih bisa mendengar, sementara tubuhnya tidak bisa merespon."

Berita apa ini ya Allah, kecelakaan lalu lintas semalam, apa itu Farel? Hujan belum turun, tetapi petir seakan menyambar meluluhlantakan jiwa ini.

"Tolong Farel, Ra. Dulu saat mendengar kabar tentang pemerkosaan yang terjadi terhadap kamu, ia sampai tidak mau melanjutkan kuliah sebelum bertemu denganmu yang pindah tanpa memberi tahu siapapun. Kami memberi pengertian, kelak kalau dia sudah menemukanmu, dia sudah menjadi orang sukses. Akhirnya ia pun mau belajar dengan giat. Sekarang, hanya kamu yang bisa menyadarkanya. Tolong, Ra." kak Indah memohon.

Cambukan apa lagi yang takdir gunakan untuk menggoyahkan hatiku? Rasanya begitu sakit, hingga mata tak bisa menahan untuk berlinang.

"Zahra, ikutlah denganku ke rumah sakit, sekarang. Aku mohon."

Kualihkan pandangan pada Bunda yang juga ikut meneteskan airmata. Ingin aku berlari melihat keadaan Farel, memberinya semangat untuk hidup. Namun, tanpa izin dari Bunda aku tidak bisa.

"Zahra akan pergi," ucap Bunda mengejutkanku.

"Tapi bisakah menunggu sebentar!"

Kak Indah tersenyum mengangguk. Bunda mengajakku masuk ke dalam kamar.

"Hubungi, Alvin!" suruh Bunda menyodorkan posel dari tangannya.

"Bun.." aku tidak mengerti.

"Minta dia kesini sekarang."

"Tapi, Bun."

"Ini saatnya. Bunda ingin melihat hasil dari pendidikan hijrahmu. Seteguh apa hatimu ketika Allah menghadapkanmu pada pilihan yang sulit. Alvin yang tulus mencintaimu karena kecintaanya pada Allah atau Farel pemuda yang pertama kali mengukir namanya dihatimu. Hubungi Alvin sekarang!"

Tanpa bertanya lagi aku menuruti Bunda. Kutekan nomor ponsel kak Alvin hingga tersambung.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam" Terdengar seperti bukan suara Alvin yang menjawab.

"Apa ini nomor kak Alvin?"

"Iya, benar. Saya Beni asisten pribadinya, sekarang pak Alvin sedang di kamar mandi."

"Bisa tolong sampaikan pada kak Alvin, untuk datang ke rumah saya sekarang? Ini Zahra."

"Oh, bu Zahra. Baik, Bu. Akan aku sampaikan."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam"

Aku menutup gagang ponselku, dan Bunda kembali mengajaku ke ruang tamu menemui kak Indah.

"Sebelum pergi, kita tunggu seseorang dulu, yang akan mengantar kami ke rumah sakit."

"Baik, Bun," ucap kak Indah.

Hampir setengah jam kami menunggu, akhirnya kak Alvin datang. Ia langsung dipersilahkan masuk.

"Vin, Bunda mau minta tolong. Tolong antar Bunda sama Zahra ke rumah sakit."

Kak Indah nampak bertanya akan sosok pemuda yang di hadapannya itu.

"Siapa yang sakit, Bun?" Kak Alvin kelihatan cemas.

"Kamu ikut aja ya," ucap Bunda.

Kali ini, Bunda meragukan keimananku. Tapi kenapa kak Alvin harus di undang ke sini? Menyuruh kak Alvin mengantar calon istrinya untuk menemui mantan pacarnya. Bagaimana kalau ia Tahu tentang siapa yang akan dijenguk.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    PARFUM WANITA DI KEMEJA KAK ALVIN

    Kesibukan kak Alvin membuat jarak di antara kami. Dengan susah payah aku menepis jarak ini agar bisa melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru dengan kak Alvin. Namun, sudah hampir dua bulan kak Alvin selalu di sibukkan dengan pekerjaannya.Ponselnya selalu berdering hampir setiap saat.Berangkat pagi dan pulang malam, malah kadang sampai dini hari. Mungkin karena dia belum dapat asisten pribadi yang baru. Semua pekerjaan dia yang pegang.Malam ini kak Alvin terlihat sangat letih. ia membuka kemejanya dan langsung merebahkan dirinya di atas ranjang." Udah sholat?"tanyaku, menghampiri."Sudah" jawabnya singkat. Ia memaksakan tubuhnya yang letih untuk menuju ke kamar mandi." Aku mandi dulu yah" ucap kak Alvin meninggalkanku.Sementara kak Alvin mandi, aku memunguti kemejanya yang berserakan. Namun, hidungku seakan mencium bau parfum wanita. Aku pun memastikan sekali lagi dengan mendekatkan hidungku di kemeja kak Alvin.Memang b

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    KESIBUKAN KAK ALVIN

    "Sayang bangun" bisik kak Alvin terdengar di telingaku.Aku mengedipkan mata beberapa kali, rasanya enggan terbuka. Tubuhku masih terasa lemas akibat pertarungan semalam. Bukan pertarungan mencari siapa yang menang atau yang kalah, melainkan awal dari pembuahan cinta kami."Hari ini kita akan datang ke pemakaman Beni" lirihnya, masi berada di atas wajahku. Hembusan nafasnya tercium menyegarkan dengan aroma mint." Bagaimana aku akan bangun, kalau kakak terus berada di atas ku" ucapku tersipu." Maaf!" kak Alvin salah tingkah dan langsung menggeser tubuhnya. Ia pun berdiri kemudian duduk di sofa mengambil Al-Qur'an kecil.Menunggu untuk sholat subuh berjamaah. Sementara itu, aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu subuh sudah mau habis, sepertinya matahari tidak sabar menunjukkan Kilauan cahayanya.Sholat subuh selesai, sarapan pun sudah di habiskan. Kami bergegas menuju tempat Beni di kebumikan.

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ASISTEN ALVIN YANG MENGALAMI KECELAKAAN

    Aku menguatkan hati dan tubuh ini, mengajak Lina mengantarku menuju rumah sakit yang di beritakan di tv, aku ingin memastikan kalau berita itu salah.Berulang kali aku menghubungi ponsel kak Alvin, namun selalu berada di luar jangkauan. Di balik kegelisahan ini, tak henti aku memainkan jemariku memutar tasbih menyebut asmaNYA.Sampai Ba'da Dzuhur mobil belum juga sampai di rumah sakit, akupun memutuskan sholat di masjid pinggir jalan raya." Aku akan lebih belajar menjadi istri yang baik ya Allah. Ku mohon beri aku kesempatan!" Doaku, ku khususkan untuk kak Alvin.Selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan.Satu jam kami berkendara akhirnya sampai di rumah sakit.Aku berlarian menuju kamar mayat yang di tunjuk salah satu perawat, ketika aku bertanya tentang korban kecelakaan dengan menggunakan mobil kak Alvin.Setibanya di depan ruangan itu, terlihat ada beberapa polisi, dan kak Alvin? apa dia benar kak Alvin? Ku langkahkan

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENINGGAL

    " Tadi Aku mampir ke rumah bunda" kak Alvin melepaskan genggaman tangannya." Kata Bunda, Farel tidak bisa di selamatkan"DegDetakan jantungku melemah, tulang tulang di tubuhku seakan copot dari persendian, mata ini tidak bisa menahan untuk terpejam. Semua gelap."Zahra! Bangun Zahrah!"Aroma minyak kayu putih menyengat di hidungku, perlahan ku buka mata ini. Terdengar suara kak Alvin memanggilku." Kak Alvin" lirihku mendudukan tubuh ini yang awalnya terbaring di atas ranjang." Kamu, gak apa apa?" tanya kak Alvin, raut wajahnya begitu panik."Aku baik baik saja,Kak . Maaf" tangisku pun pecah. Ia langsung memelukku yang menundukkan kepala." Maafkan aku, Kak. Ampuni aku!"Sungguh hati ini tidak bisa menahan duka yang sedang menyelimuti. Meski kucoba tegar, namun tidak bisa di pungkiri, perasaanku terhadap Farel masih ada. Ya Allah hina sekali diri ini." Istirahatlah Zahrah""

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    BERZIARAH KE MAKAM MAMAH PAPAH,DAN AYAH

    Cahaya mentari pagi sudah mulai masuk melalui cela cela jendela yang sengaja aku buka. Hari ini aku dan kak Alvin berencana berziarah ke makam mamah, papah, dan ayah.Aku membantu kak Alvin mengenakan pakaiannya, nampak jelas kalau dia masih merasa sakit di bagian punggungnya.Sesekali pandangan kami bertemu, menimbulkan rasa canggung dan membuat tanganku gugup kalau harus memasukkan kancing satu persatu kemejanya.Setelah selesai bersiap kami langsung berangkat ke pusara Mamah dan papah terlebih dahulu. Masih dalam kebisuan, di dalam mobil kami seperti orang asing bukan layaknya pasangan suami istri."Zahra,apa hobi kamu?" tanya kak Alvin mengajakku mengobrol." Menulis,kak," jawab ku singkat." Makanan favorit?"" Nasi"Seperti ada yang aneh dengan jawabanku, kak Alvin malah terkekeh. Aku langsung menatapnya."Ma'af" ia menghentikan tawanya. suasana kembali hening. Hingga mobil berhenti di lahan parkir tempat p

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENGOPERASI TATONYA

    hari pernikahanpun tiba, sesuai permintaanku tidak ada kemeriahan, hanya beberapa keluarga yang datang" Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Nur Aulia binti Khosim dengan maskawin tersebut. Tunai! "" Sah? ""Sah !""Alhamdulillah "Kak Alvin menyematkan cincin di jari manisku, dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri mencium punggung tangannya.Setelah malam itu, tanganku kembali tersentuh olehnya . Dulu disertai rasa takut, sedangkan sekarang dengan menyebut nama Allah terasa nyaman. Dia suamiku.Akan nikah selesai semua tamu berangsur pulang, termaksud Bunda. Hiasan pengantin yang memang tidak terlalu banyak, tidak memakan waktu lama untuk merapikan kembali.Walau tidak ada resepsi atau pesta yang mewah , namun hari ini begitu melelahkan. Aku letih.*****" Kita sholat sunah dulu," Ajak kak Alvin.Kami pun menunaikan sholat 2 rakaat. Setelah selesai sholat kak Alvin membuka baju kokoh

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status