Share

47. Doa

“Sayang, bangun. Aku harus pergi sekarang juga.” Fir mengguncang tubuh Gu yang begitu nyenyak terlelap. Sontak wanita itu membuka mata dan melihat suaminya sedang mencari baju untuk bertugas. Mata biru wanita tersebut melirik jam di dinding, masih pukul dua pagi dan sudah harus pergi. Ada apakah gerangan?

“Ini bukan pagi buta juga bukan tengah malam. Apa harus pergi sekarang. Bisakah mangkir saja. Mimpiku tak bagus tadi.” Gu menahan tangan Fir yang meraih kaus berwarna gelap di lemari. Lelaki itu menepis tangan istrinya perlahan. Jika sudah dipanggil tentu harus datang, bisa jadi ada tugas mendesak hingga Ali harus mengganggunya. Lelaki berambut ikal itu sekuat tenaga menepis prasangka buruk antara Gu dan Ali. Bahwa ia mengenali keduanya sangat baik dan tak mungkin melakukan dusta yang sangat besar.

“Maaf, Sayang. Kali ini tidak bisa, kau harus mengalah untuk kuduakan.” Lelaki itu tak mau memandang raut wajah Gu yang terlihat cemas. Mungkin saja ada firasat buruk yang dialami Gu.

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status