Dinar masuk kerumah dan diruang pertama dia masuki itu adalah ruang keluarga dan ruang tamu disampingnya, dia berjalan perlahan tidak sama dengan raccel yang berjalan dengan sedikit berlari, kakek yang duduk disofa sangat senang melihat mereka akur hari ini.
"kemarilah nak, apakah kalian bersenang-senang?" tanya kakek pada mereka yang baru datang dan duduk disamping kakek
"tentu saja kek, kami pergi makan enak dan bersantai dipantai dan bercerita banyak hal" jawab raccel dengam semangat
Kakeknya tersenyum dan melihat pada dinar
"dinar, apa kamu senang hari ini, kakek bahagia melihat kamu pergi keluar hari ini biasanya kamu tidak akan mau kemana-mana" tanya kakek pada dinar, dinarpun tersenyum sangat manis dan melihat rasa sayang kakek harsaw kepada mereka berdua, tanpa membedakan satu dengan lainnya.
"tentu saja kek, aku senang dan bisa melihat banyak hal" jawab dinar dengan senyuaman termanisnya, dia berfikir sungguh beruntung dia masuk kerumah ini karena ada kakek dan teman yang sangat baik kepadanya.
Kakek sangat senang dan memegang tangan dinar dan raccel,
"kalian harus tetap seperti ini ya, selalu bersama-sama dan saling membantu" kata kakek
Raccel memeluk kakek tanpa rasa canggung dan reflek dinarpun ikut memeluk kakek, mereka berpelukan sambil canda tawa menghiasinya.
"ayo kita makan malam dulu, kakek sudah lapar" kata kakek yang mengusap perutnya.
"ah kakek, ayo kami juga sudah lapar setelah lama mengajak dinar pergi" jawab raccel sambil menatap dinar dengan senyum.
Dinar tak banyak bicara dan mengikuti kakek dan raccel menuju meja makan.mereka makan penuh dengan percakapan hangat keluarga dan penuh dengn canda tawa, hingga membuat dinar mulai terbiasa dengan keadaan itu. Biasanya dia hanya akan makan sendirian dengan makanan seadanya dan sekarang dia makan ditemani dua orang yang sangat perhatian dan sayang kepadanya. Apalagi makanan ini makanan yang belum pernah dia makan sebelumnya, dia memang ingin tetapi tidak ada cukup uang untuk membeli makanan semahal ini.
Selesai mereka makan malam kakek mengantar dinar kekamarnya, sungguh kakek memperlakukannya seperti anak kecil mengantarnya tidur. Tapi hal yang sama dilakukannya juga kepada raccel, mereka mempunyai kamar yang berhadapan. Raccel kamarnya menghadap kepantai dan dinar kamarny menghadap ke perbukitan dibelkang rumahnya. Mereka mengucapkan salam kepada kakek dan memasuki kamar masing-masing. Setelah kakek pergi, raccel diam-diam mengetuk pintu kamar dinar.dengan cepat dinar membuka nya karena dia baru menutup pintu itu.
"dinar, besok kau harus bangun sangat pagi ada sesuatu yang harua aku tunjukkan padamu, dan itu bisanya jam 5 pagi. Oke,!" raccel berbisik
Dinar yang melihat itu tertawa kecil dan mengangguk pelan.
Raccel berjalan pelan dan memasuki kamarnya lagi, sungguh raccel senang karena sebelumnya dia tidak pernah diberi kesempatan oleh dinar untuk bisa bersama-sama. Hari ini seperti keajaiban baginya karena bisa pergi dan bicara banyak dengan dinar. Dan dia selalu tersenyum sepanjang malam.
Begitu juga dengan dinar, meskipun kebingungan masih menjelajahi hatinya tapi dia tidak akan menyia-nyiakan semua ini, kapan lagi dia akan merasakan kasih sayang yang berlebih dan dengan harta yang tak kekurangan. Dia berdiri didepan cermin besar dikamarnya. Dia baru sadar ternyata dari tadi dia tidak memakai kacamatanya, dan dia tidak rabun sama sekali, matanya melihat dengan sempurna.
Itu keajaiban baginya, karena minus matanya sudah 8 sampai dia mandi saja biasanya memakai kacamata. Dan dia tidak tau kemana kacamatanya hilang, mungkinkah ditempat dimana dia pertama kali datang. Mungkin dia akan mencarinya lain waktu kesana.
Dia duduk disisi ranjangnya ini begitu empuk fikirnya dalam hati, tak seperti dirumahnya dengan kasur keras yang tipis. Dia berfikir pasti kasur ini tidak akan membiarkannya bangun cepat besok pagi.
Dinar beranjak dan berencana untuk mandi dulu sebelum dia tidur karena dia merasa gerah, dia membuka lemari bajunya, dan terkejut melihat isi lemari yang begitu penuh dengan baju baju indah dan mewah. Dinar tersenyum senang ternyta kebahagiaan ini mulai merasuk dalam kejiwanya,
Dia cepat-cepat mandi dan tidak sabar untuk memakai piyama yang sangat bagus itu, dan baru menarik selimutnya berencana untuk tidur. Tetapi kebahagiaan terngiang-ngiang dikepelanya dan tidak sabar untuk besok pagi.
Dinar menutup matanya sambil tersenyum dan berdo'a, semoga apa yang dia rasakan hari ini bukan hanya mimpi belaka, dan dia masih bisa merasakan ini saat terbangun paginya. Dia dengan cepat tertidur dengan pulasnya dan dalam kenyamanan yang baru pertama kali dirasakannya.
"Cip cip cip cip" suara burung sangat merdu membangunkan dinar, dia duduk dari tempat tidurnya dan membuka jendela. Betapa indahnya pemandangan perbukitan itu dengan ditumbuhi pepohonan. Dia membuka jendela dan menghirup udara segar itu. Tapi dia dikejutkan oleh suara ketokan pintu kamarnya, dinar teringat itu pasti raccel, ah ternyata dia telat bangun dan bergegas membuka pintu.Ternyta memang raccel yang datang dengan baju tidur hijau yang sangat cantik, bahkan dia lebih cantik dari kemarin siang saat mereka pergi turun ke kota."ayo buruan dinar, kita telat nih nanti kamu gak bisa melihatnya"Dinar bergegas dan menutup pintu kamarnya, dan pergi mengikuti raccel, dengan penasaran akhirnya dinar bertany juga."memangnya kita mau kemana?" tanya dinar kebingungan"kamu liat aja nanti, setelah itu baru kamu bilang terimakasih karena telah mengajakmu" jawab raccel dengan tertawa kecil.Mereka berjalan melewati kebun bunga mawar dibelakang
Raccel memasuki rumah dengan membawa benerapa tangkai bunga mawar, dan meletakkannya di vas bunga diatas lemari ruang keluarga yang luas, sungguh enak dipandang dan segar.Sedangkan dinar masuk kekamarnya untuk mandi dan kemudian sarapan pagi bersama. Dia perlahan menutup pintu kamar dan memandangi lama keluar jendela. Dia mulai nyaman dengan tempat ini dan mulai terbiasa dengan suasana disini. Dia lama berdiri disana, menatap jauh keluar jendela, melihat semua perbukitan dan padang rumput tinggi yang luas. Dia berniat untuk kembali kesana dimana tempat dia datang waktu itu.Mungkin dia akan pergi sendiri saja tanpa mengajak raccel, karena dia ingin berlama-lama disana. Mungkin ada petunjuk atau apapun disana.Dia bergegas mandi dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan disana. Sudah ada kakek dan raccel juga didepan meja makan yang besar. Dan disitu hanya mereka bertiga yang duduk didepan meja yang sangat luas itu."pagi kakek, pagi raccel" s
Raccel yang sudah menyimpan rasa sedari lama sangat menikmati moment ini, mereka bercerita banyak hal dan raccel pun sangat mempercayai apa yang dikatan dinar."dinar, apa kita jalan-jalan ke kota saja ya?"tanya raccel "kita kepantai saja gimana?""ide bagus, ayo,!"Mereka beranjak pergi dari tempat itu dan memasuki mobil untuk pergi jalan-jalan lagi."raccel gimana kalau kita kepantai kemarin saja? Aku lebih nyaman disana" kata dinar"baiklah" raccel menjawab dengan singkatMobil yg d kendarai edward melaju dengan pelan agar mereka menikmati sepanjang perjalanan sebelum berhenti d tempat parkir yang cukup jauh dari pantainya. Karena jalan disana lumayan sempit untuk mobil besar mereka.Dinar dan raccel sangat senang sampai dia mengabaikan mata-mata orang yang terkagum melihat mereka berdua.Tak lama berjalan mereka sampai kepantai yang kemarin mereka kunjungi. Raccel duduk ditempat biasanya. Tapi dinar malah pergi ke uju
Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan.Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadiRaccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan."kakek dimana ya?" tanya raccelDan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mun
Dinar masih terpaku dengan gadis ikan tadi, "hm..ternyata masih banyak kejutan ditempat ini" ungkap dinar sambil tersenyum.Dirumah, raccel yang bangun sudah hampir siang mencari dinar kekamarnya dan dia tidak menemukannya, mencari kemana-mana tapi dia tidak menemukan dinar, dia berlari keluar dan menemukan edward yang sedang membersihkan mobil."edward, apa kamu melihat dinar? dari tadi aku tidak menemukannya dimana-mana" tanya raccel dengan cemas."oh..tenang saja, tuan muda tadi katanya ingin berjalan-jalan dikota""apa? dia sendirian?" tanya raccel bertambah cemas"iya, tidak apa-apa nona aku akan menjemputnya sekarang" jawab edward sambil tersenyum manis"baiklah, tolong bawa dia pulang dengan cepat"Edward memasuki mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat, dia senang jika berbicara lebih lama dengan raccel, dan dia agak sedikit cemburu jika raccel mulai mencemaskan dinar.Dinar yang masih terduduk ditempat tadi ber
Dinar tidur dengan cepat hari itu dan bangun pagi-pagi sekali, dia pergi ketaman belakang dan mengambil beberapa tangkai mawar merah, dia berniat mengunjungi lunar hari ini, dan lebih pagi agar lunar bisa lebih lama berada didaratan. Dia akan membawakan lunar mawar-mawar yang indah itu. Dan menuju halaman depan untuk membangunkan edward dan minta anatar padanya kekota."tuan, kenapa anda bangun pago sekali?" tamya edward penasaran,"aku ingin kekota sebentar, aku ingim bertemu seseorang" jawab dinar sambil tersenyum, edward melihat ketangan kanan dinar terlihat dia sedang memegang beberapa tangkai mawar, dan dia tau kalau mungkin dinar akan bertemu seorang gadis, edward sungguh sangat tenang melihat itu.karena dengan begitu dia tetap bisa mencintai raccel diam-diam tanpa dicinti orang lain juga.Edward mulai menjalankan mobilnya dan sesekali melihat dinar dikaca, sungguh sangat ceria dia hari ini, dia pasti sedang jatuh cinta, fikir edward."tuan, k
Dinar menatap wajah lunar sesaat sebelum lumar masuk kelaut lagi, dia berjanji akan menemui lunar setiap pagi, tentu saja dengan membawakan beberapa tangkai mawar untuknya."sampai bertemu lagi"ucap lunar,"aku akan kembali besok" lanjut dinar. Dan meteka berpisah saat itu juga, dinar berbalik dengan semua rasa penasaran diotak nya. Tentu saja edward sudah menunggu. Semoga saja raccel belum bangun."tuan, hari ini kakek pulang, sebaiknya kita langsung penjemputnya kepelabuhan" ucap edward."oh ya..baiklah, aku juga sangat merindukan kakek" jawab dinar senang.Mereka menuju pelabuhan yang sangat sederhana itu, benar saja tak lama mereka menunggu kakek tampak berjalan dengan seseorang yang belum dikenalnya."selamat datang kembali kakek" ucap dinar"terimakasih cucuku sayang, bagaimana kabarmu?" tanya kakek."aku baik kek, kakek bagaimana?, apa perjalanannya menyemangkan?" ucap dinar."ya sangat menyenang
Kakek memandangi keluar dan tertuju kepada bebatuan tempat dimana dinar bertemu lunar. Dia seakan tau sesuatu, dan melihat wajah sendu kakek seketika."kakek kenapa?, apa tidak enak badan?" tanga dinar pada kakek,"tidak ada apa-apa, kakek hanya lelah saja, kamu jangan cemas kakek akan beristirahat" ungkap kakek sambil menepuk bahu dinar dan pergi meninggalkan kamar. Melihat taut wajah kakek, dia tau kakek sedang memikirkan sesuatu, tapi apakah itu? Apa benar ayahnya yang dikenal lunar dulu? Apakah brama ayahnya yang dimaksud lunar yang sudah mengkhianatinya? Semua pertanyaan ini berkecamuk difikiran dinar, dia memandangi kembali kepantai, matahari mulai terbenam dan lampu-lampu dibawah sana sangat indah terlihat, dan juga lampu kapal nelayan yang juga terlihat. Dinar selalu menatap kearah mereka biasanya duduk, dia berharap bukan ayahnya yang mengkhianati lunar, dan berusaha melupakan nama itu. Dia tidak ingin lunar tau kalau brama itu adalah ayahnya.Dinar ber