Share

Bab 6

Dinar masuk kerumah dan diruang pertama dia masuki itu adalah ruang keluarga dan ruang tamu disampingnya, dia berjalan perlahan tidak sama dengan raccel yang berjalan dengan sedikit berlari, kakek yang duduk disofa sangat senang melihat mereka akur hari ini.

"kemarilah nak, apakah kalian bersenang-senang?" tanya kakek pada mereka yang baru datang dan duduk disamping kakek

"tentu saja kek, kami pergi makan enak dan bersantai dipantai dan bercerita banyak hal" jawab raccel dengam semangat

Kakeknya tersenyum dan melihat pada dinar

"dinar, apa kamu senang hari ini, kakek bahagia melihat kamu pergi keluar hari ini biasanya kamu tidak akan mau kemana-mana" tanya kakek pada dinar, dinarpun tersenyum sangat manis dan melihat rasa sayang kakek harsaw kepada mereka berdua, tanpa membedakan satu dengan lainnya.

"tentu saja kek, aku senang dan bisa melihat banyak hal" jawab dinar dengan senyuaman termanisnya, dia berfikir sungguh beruntung dia masuk kerumah ini karena ada kakek dan teman yang sangat baik kepadanya.

Kakek sangat senang dan memegang tangan dinar dan raccel, 

"kalian harus tetap seperti ini ya, selalu bersama-sama dan saling membantu" kata kakek 

Raccel memeluk kakek tanpa rasa canggung dan reflek dinarpun ikut memeluk kakek, mereka berpelukan sambil canda tawa menghiasinya.

"ayo kita makan malam dulu, kakek sudah lapar" kata kakek yang mengusap perutnya.

"ah kakek, ayo kami juga sudah lapar setelah lama mengajak dinar pergi" jawab raccel sambil menatap dinar dengan senyum.

Dinar tak banyak bicara dan mengikuti kakek dan raccel menuju meja makan.mereka makan penuh dengan percakapan hangat keluarga dan penuh dengn canda tawa, hingga membuat dinar mulai terbiasa dengan keadaan itu. Biasanya dia hanya akan makan sendirian dengan makanan seadanya dan sekarang dia makan ditemani dua orang yang sangat perhatian dan sayang kepadanya. Apalagi makanan ini makanan yang belum pernah dia makan sebelumnya, dia memang ingin tetapi tidak ada cukup uang untuk membeli makanan semahal ini.

Selesai mereka makan malam kakek mengantar dinar kekamarnya, sungguh kakek memperlakukannya seperti anak kecil mengantarnya tidur. Tapi hal yang sama dilakukannya juga kepada raccel, mereka mempunyai kamar yang berhadapan. Raccel kamarnya menghadap kepantai dan dinar kamarny menghadap ke perbukitan dibelkang rumahnya. Mereka mengucapkan salam kepada kakek dan memasuki kamar masing-masing. Setelah kakek pergi, raccel diam-diam mengetuk pintu kamar dinar.dengan cepat dinar membuka nya karena dia baru menutup pintu itu. 

"dinar, besok kau harus bangun sangat pagi ada sesuatu yang harua aku tunjukkan padamu, dan itu bisanya jam 5 pagi. Oke,!" raccel berbisik 

Dinar yang melihat itu tertawa kecil dan mengangguk pelan.

Raccel berjalan pelan dan memasuki kamarnya lagi, sungguh raccel senang karena sebelumnya dia tidak pernah diberi kesempatan oleh dinar untuk bisa bersama-sama. Hari ini seperti keajaiban baginya karena bisa pergi dan bicara banyak dengan dinar. Dan dia selalu tersenyum sepanjang malam.

Begitu juga dengan dinar, meskipun kebingungan masih menjelajahi hatinya tapi dia tidak akan menyia-nyiakan semua ini, kapan lagi dia akan merasakan kasih sayang yang berlebih dan dengan harta yang tak kekurangan. Dia berdiri didepan cermin besar dikamarnya. Dia baru sadar ternyata dari tadi dia tidak memakai kacamatanya, dan dia tidak rabun sama sekali, matanya melihat dengan sempurna.

Itu keajaiban baginya, karena minus matanya sudah 8 sampai dia mandi saja biasanya memakai kacamata. Dan dia tidak tau kemana kacamatanya hilang, mungkinkah ditempat dimana dia pertama kali datang. Mungkin dia akan mencarinya lain waktu kesana.

Dia duduk disisi ranjangnya ini begitu empuk fikirnya dalam hati, tak seperti dirumahnya dengan kasur keras yang tipis. Dia berfikir pasti kasur ini tidak akan membiarkannya bangun cepat besok pagi.

Dinar beranjak dan berencana untuk mandi dulu sebelum dia tidur karena dia merasa gerah, dia membuka lemari bajunya, dan terkejut melihat isi lemari yang begitu penuh dengan baju baju indah dan mewah. Dinar tersenyum senang ternyta kebahagiaan ini mulai merasuk dalam kejiwanya, 

Dia cepat-cepat mandi dan tidak sabar untuk memakai piyama yang sangat bagus itu, dan baru menarik selimutnya berencana untuk tidur. Tetapi kebahagiaan terngiang-ngiang dikepelanya dan tidak sabar untuk besok pagi. 

Dinar menutup matanya sambil tersenyum dan berdo'a, semoga apa yang dia rasakan hari ini bukan hanya mimpi belaka, dan dia masih bisa merasakan ini saat terbangun paginya. Dia dengan cepat tertidur dengan pulasnya dan dalam kenyamanan yang baru pertama kali dirasakannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status